![]() |
Foto: Sejumlah pria
saat memuat peti jenazah bayi perempuan di Observatorium Nasional Timau,
Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang, NTT. (Istimewa) |
"Jalan poros
tengah rusak parah, makanya ada beberapa pemuda yang bantu muat peti jenazahnya
untuk bawa ke kampungnya," ujar salah satu keluarga korban, Gerson Lake,
Jumat (28/2/2025).
Gerson mengungkapkan
bayi malang itu meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) WZ Yohanes Kupang
pada Rabu (26/2/2025) sekitar pukul 21.00 Wita. Bayi itu merupakan anak dari
Yohanis Lake dan Ofi Marlin Kunua. Pasangan suami istri itu merupakan warga
asal Kampung Nonohonis, Dusun 4, Desa Fatunaus.
Gerson menjelaskan
awalnya Ofi dirujuk dari Puskesmas Naikliu untuk melahirkan ke RSUD Naibonat,
Kabupaten Kupang, pada Selasa (25/2/2025) sekitar pukul 11.00 Wita menggunakan
mobil Mitsubishi Strada. Mereka tiba di RSUD Naibonat sekitar pukul 17.30 Wita.
Pada Rabu (26/2/2025),
Ofi dirujuk lagi ke RSU Dedari Kota Kupang. Namun, saat hendak berangkat, RSU
Dedari mengonfirmasi bahwa semua ruangan bersalin sudah terisi.
Selanjutnya, Ofi baru
bisa dirujuk ke RSUD WZ Yohanes Kupang dan melahirkan di sana, tetapi bayinya
telah meninggal dunia. Sehingga pada Kamis (27/2/2025), jenazah bayi itu dibawa
dengan mobil pikap menuju ke Observatorium Nasional Timau, Kecamatan Amfoang
Tengah, Kabupaten Kupang.
"Jadi saat
melahirkan, itu anaknya sudah meninggal memang dari kandungan," jelas
Gerson.
Menurut Gerson, saat
ini Ofi masih dirawat di RSUD WZ Yohanes Kupang karena kondisinya masih lemas.
Gerson berharap pemerintah segera memperbaiki jalan dan jembatan di Amfoang
agar memudahkan masyarakat saat bepergian.
"Mudah-mudahan segera diperbaiki karena kami masyarakat Amfoang ini
terlalu menderita dengan kondisi jalan dan jembatan yang rusak parah,"
beber Gerson.
Kapolsek Amfoang Utara,
AKP I Nyoman Sarjana, mengatakan Ofi dirujuk dari Puskesmas Naikliu menggunakan
mobil Strada milik warga bernama Ama Rod. Biaya sewa mobil tersebut sebesar Rp
2 juta.
Setelah bayi itu
meninggal, Sarjana melanjutkan, keluarga terpaksa membawanya dengan mobil pikap
dengan biaya sewa Rp 800 ribu. Sebab, keluarga tidak sanggup membayar biaya
sewa ambulans ke Desa Fatunaus sebesar Rp 1,6 juta.
"Keluarga tidak
sanggup bayar sewa ambulans sehingga pakai mobil pikap saja. Saat ini
jenazahnya sudah tiba di rumahnya di RT 11, RW 05, Dusun 4, Desa Fatunaus. *** detik.com