Setapak Rai Numbei-SAYA adalah seorang ibu rumah tangga,
aktivitas sehari-hari saya tidak lain pasti ada di sekitar ruang dapur. Ruang
dapur di rumah saya tercinta terdapat meja makan kecil dan tersambung dengan
ruang tamu yang kecil pula, kata orang rumah ini tipe minimalis. Bagi saya
ruang dapur dengan meja makan adalah salah satu ruangan untuk berkumpul
keluarga, yaitu saya dan keluarga bisa makan sambil saling berbagi cerita apa
pun. Saya tidak pandai masak atau sangat suka masak tetapi saya bisa belajar
masak untuk keluarga …. Dikit-dikit I can lah….
Bawang merah adalah salah satu bumbu yang harusnya
ada di dapur dan teman masak saya setiap hari. Tanpa bawang merah masakan yang
dibuat terkadang kurang sedap, kurang wangi dan kurang rasa. Bawang merah
adalah bumbu yang berbentuk umbi dan bisa ditanam pada daerah dengan iklim
tropis. Saya sangat bersyukur karena negara kita bisa punya banyak bumbu-bumbu
dapur yang sangat istimewa, termasuk bawang merah. Anda pernah melihat atau
tahu tentang bawang merah?
Bagi saya bawang merah adalah sesuatu karena
bila diperhatikan, bawang merah itu mempunyai banyak hal-hal tersembunyi yang
bisa dipelajari. Saya mencoba untuk mengupasnya sedikit.
Tahukah anda bahwa kulit bawang merah itu bila
dicampur dengan air bisa digunakan untuk membasmi atau mengusir kutu, serangga
yang ada pada tanaman?
Tahukah anda bila kita mengupas bawang merah
terkadang mata bisa terasa perih dan membuat kita ingin menangis?
Tahukah anda bahwa bawang merah juga bisa di tanam
kembali sehingga bisa tumbuh menjadi tanaman bawang merah kembali?
Tahukah anda bila bawang merah dimakan baik dimasak
atau tidak dimasak bisa menambah citra rasa masakan tersebut?
Coba anda bayangkan bila nasi uduk tanpa taburan
bawang merah goreng atau sate kambing tanpa sambal kecap manis dan potongan
bawang merah…. Hmmmm… bagi saya kurang sedap rasanya.
Bawang merah bila terlihat dari luar, bisa saja
terlihat sangat bagus dan menarik tetapi bila saya cermati lagi dengan teliti
ternyata tanaman bawang merah ini, bila pada saat di panen kurang
kering atau kurang panas dalam proses penjemurannya maka umbi
bawang merah ini bisa pelan-pelan busuk , lama-lama akan jadi kering dan
meninggalkan kulitnya saja.
Anda bisa saja kecewa bila ketika ingin memasak dan
menemukan bawang merah yang tersimpan itu hanya tinggal kulitnya saja alias
kopong atau kosong. Kulit bawang merah ini bukan hanya terdiri dari satu lapis
dan umbi bawang merah ini terbentuk dari lapisan-lapisan tetapi bisa juga
bawang merah itu kosong sehingga tidak bisa digunakan untuk memasak
lagi….
Lihat Juga:
Tahukah Virus Keterangan Waktu? (By. Ita Sembiring)
Haru! Kisah Manusia Silver Beli Sekotak Susu Bayi Pakai Uang Receh
Viral Kisah Haru Keluarga Penambak Ikan, Gagal Panen Akibat Kebanjiran
Berorganisasi sebagai Upaya Optimalisasi Diri dan Menambah Relasi
Begitu pula dengan jalan hidup saya dan mungkin anda
juga… mirip dengan bawang merah…. Kulitnya bagus , umbi bawang merah itu juga
terlihat sangat bagus tetapi tidak ada yang tahu apa yang ada di dalamnya.
Rapuhkah?
Saya percaya bahwa Tuhan telah menciptakan setiap
pribadi dengan talenta dan bakat untuk bekal menjalani kehidupan ini dengan
baik.
Setiap orang bisa mengusahakan sesuatu dengan baik
untuk tujuan yang baik pula bila itu semua direstui oleh Sang Pencipta.
Jalan hidup setiap orang pastilah tidak mudah, ada
canda , ada tangis dan ada kebahagiaan. Setiap pribadi bisa memilih sendiri
jalan kehidupan yang diinginkan, walaupun hasil akhirnya belum tentu sesuai
dengan yang diinginkan.
Ketika bawang merah itu bisa menjadi penambah selera
dalam suatu masakan maka saya merasa bahwa saya atau pun anda juga bisa
menjadi berkat atau pemberi kebahagian untuk sesama ataupun lingkungan
yang ada disekitar kita.
Idealnya setiap pribadi bisa menciptakan suatu
kebahagiaan bagi orang lain dan menjadi pembawa kebaikan dimana pun anda
berada.
Tidak mudah oiiiii… tetapi apakah bisa dicoba?
Ketika bawang merah itu akan menjadi busuk dan menuju kopong, bagi saya hal itu
bisa menggambarkan suatu keadaan di mana saya terlalu jatuh dalam suatu
kemarahan atau kekesalan yang tak habis-habisnya sehingga merugikan diri saya
sendiri, mungkin karena belum bisa mengampuni atau memaafkan orang yang pernah
menyakiti hati saya atau saya belum bisa menerima dan berdamai dengan diri saya
sendiri.
Saya berharap tidak akan sampai seperti
bawang merah yang kopong itu karena saya percaya Tuhan tidak akan pernah
terlambat menolong dan akan selalu siap sedia mengangkat saya bila terjatuh.
Karena dalam setiap hubungan suatu pertemanan atau pelayanan saya atau pun anda
mungkin akan mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan, dituduh
macam-macam atau mendengar suara-suara yang menjatuhkan semangat sehingga
timbul suatu keputusan untuk tidak mau melayani atau terlibat lagi dalam suatu
pelayanan.
Lepaskanlah semua itu dan terimalah dengan sukacita
karena semua yang saya dan anda lakukan adalah untuk suatu tujuan yang baik dan
biarlah tangan Tuhan yang membimbing serta menyempurnakan semuanya.
Be Happy …… Ups sudah waktunya ke dapur…. yuk
masak…..
Eviantine Evi
Susanto, Kontributor, Ibu Rumah Tangga
Artikel telah ditayangkan di https://www.hidupkatolik.com/2021/02/09/51693/ketika-hidup-bagaikan-bawang-merah.php