Foto: Abraham Nofu
alias Aba, tewas akibat diborgol dan disiksa di RT 13, RW 07, Dusun 4, Desa
Naitae, Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, NTT. (Istimewa) |
Lokasi kejadian
pemborgolan dan penyiksaan pria berusia 33 tahun itu hingga tewas terjadi di RT
13, RW 07, Dusun 4, Desa Naitae. detikBali mendatangi lokasi kejadian, Kamis
(12/9/2024) siang.
Aba, sapaan akrab
Abraham, tewas dalam kondisi mengenaskan dengan posisi tangan terborgol di
salah satu tiang teras belakang rumah milik Nehemia Mona, warga yang menggelar
pesta perak pernikahan. Tiang teras itu hanya berjarak sekitar 50 sentimeter
(cm) dengan dapur yang beratap daun gewang.
Di lokasi itu telah
dipasangi garis polisi keliling. Lokasi pesta itu memiliki luas sekitar 10-15
meter persegi. Di sekelilingnya dipasangi daun gewang, tiang tenda yang terbuat
dari kayu dan bambu pun masih tertancap.
Saat ini, di sekitar
tiang itu telah ditutup dengan selembar seng bekas dan sebuah balok. Terdapat
juga bekas bakar dua buah lilin yang sudah habis terbakar.
Ipar Aba, Nitanel
Laome, menuturkan Aba masih lalu-lalang di sekitar tempat pesta sebelum insiden
tersebut. Sebab, Aba masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Nehemia Mona.
Nitanel tak tahu persis
pemicu utama kejadian itu, termasuk alasan Junisius memborgol Aba. Sebab, saat
itu Nitanel sedang berdansa di arena pesta. Dia baru tahu ketika sejumlah
anak-anak kecil melaporkan kejadian meninggalnya Aba kepada warga yang sedang
duduk di dalam tenda.
Nitanel bersama
sejumlah warga itu langsung bergegas ke lokasi kejadian untuk mengeceknya.
Ternyata benar, Aba sudah meninggal dunia dalam posisi menyamping kanan, kedua
tangannya masih diborgol, dan sudah kaku.
Nitanel lantas adu
mulut dengan Junisius Bonbalan untuk bertanggung jawab atas kematian iparnya,
tetapi Junisius tidak meresponsnya. Junisius kemudian langsung melepas borgol
dari tangan Aba menggunakan gergaji besi yang dipinjam dari warga.
"Saat itu saya
marah itu polisi (Junisius Bonbalan) untuk melepas borgolnya, jadi dia langsung
kasih lepas tanpa menggunakan kuncinya dan dia minta gergaji besi untuk memutus
borgolnya," tutur Nitanel saat ditemui detikBali di rumah duka di Desa
Naitae.
Paman kandung Aba,
Oskar Laome, kaget saat mendapat informasi dari keluarganya sekitar pukul 20.30
Wita. Saat itu, pria berusia 64 tahun itu sedang berada di kampung lama yang
cukup jauh dari perumahan warga.
Menurut Oskar,
keponakannya itu meninggal di tangan polisi karena diborgol. Dia menduga, Aba
sudah direncanakan untuk dihilangkan nyawanya.
"Ini dia mati di
tangan polisi. Jadi, saya berpikir itu seolah-olah dibunuh (disiksa) dalam
keadaan terikat. Kalau dia mati tanpa diborgol, mungkin saja itu ajalnya,
tetapi ini diborgol dalam tangan polisi," ungkap Oskar.
Sementara pihak
kepolisian belum memberikan penjelasan mengenai kejadian tersebut. * detik.com