Sejak kecil Gie
merupakan anak yang cerdas, ia sudah tertarik dengan pemikiran tokoh besar,
gemar membaca, kritis, dan berani mengkritik suatu hal yang ia anggap tidak
sesuai dengan fakta. Hal ini membuat Gie menjadi lebih peka akan fenomena yang
terjadi dalam masyarakat khususnya ketidakadilan dan membuat Gie semakin
berambisi untuk memperbaiki permasalahan yang ada dalam masyarakat yang
dianggap berakar dari rezim yang memimpin.
Dalam film Gie, sebagai
tokoh nyata yang diangkat pada film ini menceritakan gambaran kehidupan politik
di masa itu beserta pesan-pesan propaganda politik yang dilakukan oleh tokoh
Gie semasa hidupnya. Pesan propaganda yang disampaikan pada film ini dimulai
pada ambisi Gie pada era orde lama di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno. Gie
menganggap Soekarno tidak memperhatikan keadilan bagi rakyatnya dan
menyalahgunakan kekuasaannya.
Pada masa itu
disampaikan bahwa kurang adanya kebebasan pers dan berpendapat mengenai
pemerintah, namun ketika Gie duduk di bangku kuliah, Gie mulai melakukan
perlawanan terhadap rezim dan berani menulis pesan-pesan propagandanya mengenai
pemerintahan masa itu yang kemudian menjadikan Gie sebagai seorang penulis yang
tulisannya sering dimuat dalam surat kabar.
Perlawanan Gie ini
tidak selalu secara terang-terangan dan lebih pada perlawanan underground
bersama dengan kelompoknya. Aksi Gie yang paling menonjol dalam perlawanannya
terhadap rezim Orde Lama yaitu, ia yang didukung beberapa teman kuliahnya,
melakukan aksi orasi dan demontrasi.
Prasasti Soe Hok Gie di Museum Prasasti. Foto: Kevin Kurnianto/kumparan |
Walaupun aksi-aksinya
tidak selalu berbuah manis sesuai keinginannya namun Gie tidak pantang menyerah
dan terus berambisi melakukan perlawanan terhadap rezim bahkan di tengah
konflik yang melibatkan kaum PKI dan golongan ABRI sekalipun (disampaikan pula pada
film tersebut adanya konflik antara dua kelompok yang berbeda kepentingan yaitu
militer dan PKI yang kemudian memunculkan dua blok besar di dalam ABRI yaitu
blok Anti Komunis dan blok yang terpengaruh unsur PKI). Hingga pada akhirnya
rezim Soekarno pun berhasil dilengserkan.
Dalam film ini juga
digambarkan kebobrokan pada pemerintahan pada masa tersebut yaitu,
1. Ketidakmerataan
ekonomi karena masih banyaknya rakyat yang belum sejahtera dan hidup di bawah
garis kemiskinan
2. Maraknya kasus
korupsi di dalam rezim yang memerintah
3. Kebobrokan rezim
yang memimpin seperti kediktatoran, penyelewengan kekuasaan, pemberlakuan
kebijakan negara yang bertentangan dengan asas-asas kerakyatan,
4. Permainan politik
dan kekuasaan antara pemimpin negara dengan kelompok sayap kiri yang ternyata
saling mendukung demi politik keseimbangan sehingga ada keinginan rakyat untuk
berevolusi dengan melakukan perlawanan dan propaganda
5. Adanya politik
partai, ormas, dan golongan memasuki tatanan kehidupan universitas dan
mahasiswa
6. Penculikan para
pahlawan pembela kemerdekaan seperti Ahmad Yani
7. Penahanan dan
pembantaian terhadap pengikut ataupun tertuduh PKI
8. Perlawanan militer
terhadap aksi demonstran mahasiswa yang memperjuangkan revolusi.