Ribuan peziarah Semana Santa antri di Kapela cium tuan Ana, Kamis 6 April 2023/NTT Media Express/Emanuel Bataona |
Sebagai salah satu
rangkaian tradisi Samana Santa, yaitu cium patung Tuan Ma dan Tuan Ana, ribuan umat Katolik dan
para peziarah dari berbagai penjuru dunia terus berdatangan dan memadati Kapela Tuan Ma.
Ritual prosesi cium Tuan Ma dan Tuan Ana pun
dimulai pada Kamis, 6 April 2023 siang, Dua Kapela yang menjadi
tempat bertahktanya Tuan
Ma dan Tuan
Ana dikunjungi ribuan peziarah umat Katolik yang
datang dari berbagai daerah.
Ritual pembukaan kapel
oleh keturunan Kerajaan larantuka pada
hari Kamis 6 April 2023 yang disebut dengan Kamis Putih ini,
tak hanya diisi dengan doa yang khusuk tetapi juga dengan tradisi cium Tuan.
prosesi cium Tuan Ma dan Tuan Ana itu
berlanjut hingga Jumat, 7 April 2023 siang sebelum diantar ke Katedral larantuka untuk
kepentingan prosesi Semana
Santa malam.
prosesi cium Tuan Ma dan cium Tuan Ana yang
dilakukan sejak pukul 10.00 WITA itu dibuka dengan ibadah sabda.
Didampingi Confreria
atau sosok yang disebut-sebut sebagai Laskar Maria, Keturunan Raja larantuka Don
Lorenzo III yakni Don Andre III Martinus Diaz Viera de Godenho (DVG) membuka
ritual Upacara Tuan Muda.
Upacara tersebut merupakan
bentuk dari memudakan kembali patung Mater Dolorosa oleh para Confreria atau
Pesadu yang telah disumpah.
Setelah Upacara Muda
Tuan itulah pintu-pintu Kapela kemudian
dibuka dan umat Katholik yang datang diberikan kesempatan untuk bertatap muka
dengan Mater Dolorosa.
Disusul upacara cium atau pengucupan
sebagai bentuk penghormatan kepada Bunda Maria ibu Yesus.
Patung Tuan Ma yang juga
disebut Mater Dolorosa atau Bunda Berdukacita itu hanya dibuka setiap tahun
pada Hari Kamis
Putih dan dikunjungi Umat Katolik.
Munculnya Bunda yang
Berdukacita setahun sekali ini memberikan arti sebagai sebuah devosional penuh
tobat, ungkapan syukur dan harapan untuk hidup ke depannya.
umat Katolik yang
datang itu mulai berdesak-desakan dan bergilir untuk menunggu perjumpaan yang
dianggap sebagai bentuk ungkapan kerinduan itu.
Sebuah kecupan yang
diberikan jemaat kepada Tuan Ma, yang disebut
dengan cium Tuan
itu, menjadi penutup perjumpaan.
prosesi cium Tuan Ma itu
terlebih dulu dilakukan oleh Presidenti Confreria, Raja Ama Koten dan keluarga,
Tuan Mardomu Pintu Tuan
Ma dan para ketua suku-suku Semana dan Perangkat Kapela.
Setelah semua itu
barulah umat
Katolik yang datang menggikuti upcaara yang dinilai sangat sakral itu.
Peziarah yang datang
membuka alas kaki. Persis di depan kedua Kapela itu semua
berlutut dan berjalan dengan lutut menghampiri tempat pentahktaan Tuan Ma dan Tuan Ana. *** nttmediaexpress.com