Kampanye di Kupang, Ganjar Jamin Permasalahan Stunting Selesai dengan Kehadiran Satu Desa Satu Puskesmas

Kampanye di Kupang, Ganjar Jamin Permasalahan Stunting Selesai dengan Kehadiran Satu Desa Satu Puskesmas

Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo menghadiri acara Musyawarah Besar (Mubes) PGPI di Gereja Bethel Indonesia (GBI) Mawar Saron, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (30/11/2023). (DERY RIDWANSAH/ JAWAPOS.COM)


Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk)Calon presiden (Capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo kembali mengunjungi Indonesia Timur dengan menjalani kampanye hari keempat di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (1/12). Ganjar Pranowo menyadari tantangan khusus di Indonesia timur dan menegaskan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat setempat. 

Ganjar menyatakan, fasilitas kesehatan, satu desa satu puskesmas atau pustu dengan satu nakes dan satu dokter harus segera disediakan. Sehingga kondisi ibu mengandung hingga melahirkan dan masa kruisial 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) dapat terpantau.

Hal ini ditekankan Ganjar, dalam rangka  penurunan angka stunting di NTT yang saat ini tertinggi di Indonesia mencapai 35 persen.

“Inilah pentingnya pendataan dari seluruh usia kehamilan dari waktu ke waktu yang musti dipantau. Kalau masalah kita tandai sehingga bisa dicegah. Ada bidannya, ada perangkat desanya, bahkan  seperti di Jawa Tengah, kita mendorong pelajar sebagai pendamping ibu hamil melalui program one student one client. Jadi sebenernya ada bank cara untuk mencegah stunting” ujar Ganjar.

Dalam kesempatan yang sama, Ganjar juga mengutarakan terkait Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang kerap terjadi di NTT. Kejadian TPPO yang melibatkan 256 warga NTT pada Agustus lalu menunjukkan urgensi tindakan preventif dan penanggulangan.

 Ganjar menyoroti pengalaman pribadinya dalam menangani kasus serupa di Semarang, ia menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah daerah dan penegak hukum dalam menangani masalah ini.

 “Kebetulan kami pernah menangani di Semarang, dia dilatih kerja alasannya akan dikirim di salah satu tempat di Indonesia tapi ternyata trafficking, TPPO kita handle” kata ganjar. 

 “Ini penting partisipasi antara pemerintah daerah dan penegak hukum maka butuh kerja sama antara penegak hukum dan Pemda, kita siapkan shelter-shelter untuk menangani dan tentu laporan masyarakat. Maka betul-betul harus ada satu layanan yang bisa menerima laporan masyarakat sehingga kita bisa meresponnya dengan cepat. Musti ada kesadaran di publik untuk satu momen mau bertindak dengan cepat," pungkas Ganjar. ** jawapos.com



 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama