Para pastor mengusung jenazah Mgr Anton Pain Ratu SVD untuk dimakaman di kawasan Gereja Katedral Atambua, Kabupaten Belu, Selasa (9/1/2024). |
Saat memberi
homili, Uskup Atambua Mgr Dominikus Saku Pr tidak
bisa menahan haru. Ia pun menangis.
Perayaan misa dimulai
dengan pembacaan riwayat hidup Uskup Emeritus Atambua, Mgr Anton Pain Ratu oleh
RD Marley Knaofmone, Pr.
Misa pemakaman dihadiri
Uskup Keuskupan Agung Dili Kardinal Dom Virgilio Do Carmo da Silva, Uskup Agung
Kupang Mgr Petrus Turang Pr dan para imam konselebran. Turut hadir biarawan dan
biarawati serta umat.
Uskup Atambua Mgr
Dominikus Saku Pr mengatakan, Mgr Anton Pain Ratu dikenal sebagai "Uskup
Dialog".
Menurutnya, Mgr Anton
Pain Ratu terlibat dalam berbagai dialog dan retret, mencakup dialog gereja
berdikari, dialog rumah adat, dialog antaragama dan iman kepercayaan.
Ia menggambarkan Mgr
Anton Pain Ratu sebagai sosok yang sederhana, kritis, dan tajam dalam
pengamalan iman, harapan dan kasih.
Uskup Mgr Dominikus Saku Pr menyampaikan
tiga objek atau gambaran iman yang sangat berarti bagi almarhum.
Pertama, Salib Siluet
yang terpasang di atas altar Kapela Uskup di Keuskupan Lalian Tolu menjadi
simbol penebusan dan kehidupan yang diberikan Tuhan Yesus bagi umat manusia.
Kedua, gambar
hitam-putih Yesus yang bangkit dan kubur, mewakili cahaya dan daya penyelamatan
yang membawa kemenangan melawan kematian.
Hal ini dikaitkan
dengan semangat kemenangan dan perjuangan yang dimiliki Mgr Anton Pain Ratu SVD.
Terakhir, gambar Roh
Kudus yang turun atas 12 Rasul dan Bunda Maria, menciptakan nuansa pembaharuan
dan inovasi hidup.
Uskup Mgr Dominikus Saku Pr mengajak
jemaat untuk menghidupi kembali semangat Roh Kudus yang berkobar agar hidup
dimenangkan bagi Tuhan.
Ia juga mengenang momen
terakhir bersama Mgr Anton Pain Ratu SVD
dimana almarhum mengungkapkan keinginannya untuk membawa salib dari tembok
Kapela Uskup di Keuskupan Lalian Tolu ke Bitauni.
"Meskipun rencana
tersebut terbatal, keinginan Mgr Anton untuk membawa salib sebagai simbol
penebusan sangat mencolok," ujar Mgr Dominikus Saku Pr.
Pada akhir homili,
Uskup Mgr Dominikus Saku Pr
menyampaikan bahwa jenazah Mgr Anton Pain Ratu SVD
akan terbaring di Gereja Katedral Atambua,
menanti saat Tuhan Yesus berkata, "Maranata, Lihatlah, Aku datang."
Ia berharap bahwa pada
saat itu, mulut Mgr Anton Pain Ratu SVD
akan berbicara penuh sukacita, mengucapkan, "Ecce Venio, Lihatlah, Tuhan
datang, ya Maranata, datanglah Tuhan Yesus."
Uskup Mgr Dominikus Saku Pr
mengucapkan selamat jalan kepada Mgr Anton Pain Ratu SVD
dan berdoa agar almarhum dapat masuk ke kehidupan kekal.
"Selamat jalan,
Mgr Anton, semoga damai sejahtera menyertaimu di sisi Tuhan," ucap Mgr Dominikus Saku Pr.
Diakhir perayaan misa,
keluarga almarhum Mgr Anton Pain Ratu SVD
memberikan penghormatan terakhir dengan memberikan kain tenun motif Adonara,
Flores Timur.
Penghormatan terakhir
oleh keluarga ini, bagi orang adonara disebut dengan istilah Opu Bailake (om
kandung) yang memakaikan kain adat (Nowin) kepada Bapa uskup yang dalam
kepercayaan Adonara sebagai bentuk doa dan restu kepada Alm sehingga dalam
perjalanan menuju rumah Allah bapa di surga dengan keadaan selamat dan di terangi
jalannya.
Selanjutnya, peti jenazah Mgr Anton Pain Ratu SVD diusung ke tempat peristirahatan terakhir yang berada di bagian dalam (sudut kanan pintu masuk gereja) yang berdampingan dengan kubur Mgr Theodorus Sulama, SVD. *** poskupang.com