Meski populer, tak banyak perokok yang mengetahui
awal mula bagaimana manusia bisa merokok. Mengutip dari Tobacco Atlas, sejarah
mencatatkan merokok pertama kali dilakukan di Amerika Selatan, yakni pada 4.000
tahun sebelum Masehi.
Ketika itu, mengkonsumsi rokok belum dibakar seperti
sekarang ini. Rokok masih dinikmati dengan cara mengunyah tembakau yang
notabene bagian dari sebuah ritual. Selang beberapa abad, tembakau
diperkenalkan di Eropa pasca-Christopher Columbus.
Tembakau tersebut kemudian dibawa oleh bangsa Eropa
ke berbagai tempat. Dari sana, para pelaut meniru kebiasaan suku Aborigin,
yakni dengan memasukkannya ke dalam pipa atau cerutu.
Foto: Para tentara yang merokok ditengah peperangan. Dok: Wikimedia Commons. |
Terkenal dengan aroma wangi, mulai muncul bermacam
cara menikmati tembakau, mulai dari dihisap, dihirup, hingga dikunyah. Sampai
kemudian terus berkembang hingga muncul cara memasukkan ke kertas khusus lalu
dilinting dengan dengan tangan.
Tak jelas kapan ditemukannya model rokok tersebut. Tapi cara
menikmati tersebut mulai populer dan digandrungi, terutama oleh pelaut dan
tentara. Tepatnya pada 1830, rokok linting sampai ke Prancis dan dari sana
mulai muncul istilah sigaret atau rokok.
Adapun mesin pembuat rokok pertama kali ditemukan
pada 1984, yakni oleh Juan Nepomuceno Adorno dari Meksiko, lalu terus
dikembangkan, salah satunya oleh James Albert Bonsack dari AS. Alhasil, produksi
rokok dari hanya 40 ribu jadi 4 juta per harinya.
Kini, penelitian mengenai rokok terus berkembang.
Seperti misalnya, dari sebuah penggalian oleh arkeolog, ditemukan fakta baru
mengenai kemungkinan pemakaian tembakau sudah ada dari 12 ribu tahun silam.
Penemuan tersebut berada di situs Wishbone, tepatnya
di Gurun Great Salt Lake, Utah, Amerika Serikat. Dari penanggalan radiokarbon,
diperkirakan penemuan tersebut berusia 12.300 tahun.
Ilustrasi gaya merokok pada zaman dahulu |
Dari sisa-sisa perapian kuno tersebut, para arkeolog
menemukan Nicotiana attenuata berupa empat biji tembakau hangus. Mengingat
lokasi tersebut tidak cocok untuk ditumbuhi tembakau, diduga tumbuhan tersebut
dibawa oleh para pemburu di zaman dulu.
Pembakarannya pun tak sempurna. Hipotesis yang
paling memungkinkan, tempat tersebut jadi lokasi berkumpulnya pemburu untuk
mengunyah tembakau atau
menghirup asapnya dari sumber pembakaran.