"Kini jumlah pasien yang meninggal akibat DBD
berjumlah empat orang. Terdapat penambahan dari sebelumnya pada pekan lalu
hanya dua orang," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian penyakit
Menular (P2PM) DKKPS NTT Agusthina Rospita, Rabu, (2/2).
Ia menjelaskan bahwa empat kasus pasien meninggal
dunia itu tersebar masing-masing satu orang di Kota Kupang, Kabupaten Sikka,
Kabupaten Ngada dan Kabupaten Nagekeo.
"Pasien yang baru meninggal itu di Kota Kupang
dan Kabupaten Ngada," ujarnya.
Selain pasien DBDmeninggal dunia bertambah, jumlah
kasus yang kasus yang dirawat akibat DBD juga mengalami penambahan yang cukup
signifikan.
Ia mengatakan hingga kini, jumlah DBD di NTT
mencapai 766 kasus dari sebelumnya hanya mencapai 540 kasus. Jumlah kasus
tertinggi ujar dia masih ditempati oleh kabupaten Manggarai Barat dengan jumlah
kasus mencapai 160 kasus, dari sebelumnya hanya 129 kasus.
Sampai dengan saat ini jika diurutkan Kota Kupang
masih menjadi daerah dengan kasus DBD terbanyak kedua dengan jumlah kasus
mencapai 159 kasus mendekat Manggarai Barat dari sebelumnya hanya 112 kasus.
Sementara itu urutan ketiga kini kembali lagi ke
Kabupaten Sikka dengan jumlah kasus mencapai 97 kasus dengan angka kematian
satu orang.
Dengan jumlah kasus DBD yang terus meningkat di NTT
Dinkes NTT mengimbau warga untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan sekitar
sehingga tak menjadi sarang jentik nyamuk.
Dinkes juga sudah membentuk juru pantau jentik
nyamuk di setiap rumah, untuk memastikan bahwa tak ada tempat yang menjadi
lokasi berkembangbiaknya jentik nyamuk.
Saat ini Dinkes di setiap kabupaten kota terus
melakukan fogging atau pengasapan di setiap pemukiman untuk mencegah
berkembangnya jentik nyamuk dan meningkatkan kasus DBD di setiap daerah.
***