Hierarki Gereja Katolik Roma, Foto: Pixabay/Antonio_Cansino |
"Karena sama
seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu,
sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus."
Hierarki Gereja Katolik Roma
Dilansir dari buku
KATOLISITAS Pendidikan Agama Katolik, Jacobus Tarigan, dkk., (2021:160),
susunan Hierarki Gereja Katolik Roma mengacu pada Lumen Gentium 20 atau
Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Gereja sebagai berikut:
Paus, Foto: Pixabay/Annett_Klingner |
Dewan Para Uskup
Dokumen tersebut
menyatakan, “Konsili Suci mengajarkan, bahwa atas penetapan ilahi, para uskup
menggantikan para rasul sebagai gembala Gereja”.
Seiring perkembangan
zaman, maka dibentuklah dewan uskup yang menggantikan para Rasul. Aturan
tentang Dewan para uskup ini tertuang di dalam Lumen Gentium 22 dan 21. Oleh
karena itu, sebelum bergabung di dalam Dewan Para Uskup, mereka harus melalui
tahbisan uskup terlebih dahulu.
Paus
Yesus secara langsung
memilih Simon Petrus sebagai pemimpin atas para Rasul dengan berkata
“Gembalakanlah domba-domba-Ku” (Yohanes 21:15B). Karena itu, di dalam Gereja Katolik, ditunjuklah seorang Paus
yang menggantikan tugas Simon Petrus untuk menjadi pemimpin tertinggi.
Hierarki Gereja Katolik
berada di Roma, karena menurut kesaksian dan catatan sejarah, Rasul Petrus
menjadi uskup pertama dengan memimpin di wilayah Gereja Roma. Kini Paus juga seorang Uskup,
yang menjadi pemimpin para Uskup.
Uskup
Berdasarkan Lumen
Gentium 20, uskup adalah penganti para Rasul di dunia masa kini. Uskup memimpin
umat di kalangan keuskupan, sehingga di Indonesia sendiri, ada keuskupan di
setiap provinsi.
Imam
Menurut Lumen Gentium
28, Imam atau kerap dikenal sebagai Romo merupakan penolong para uskup. Imam
terbagi menjadi 2 jenis, yakni: Imam Diosesan (Imam Praja) dan Imam Religius
(ordo atau kogregasi, seperti, SJ, MSF, dan lain-lain).
Diakon Tertahbis
Diakon adalah penolong
Imam, sehingga harus menerima tahbisan imamat terlebih dahulu.
Sedangkan Kardinal
tidak masuk di dalam susunan hierarki gereja, karena hanya merupakan gelar
kehormatan. Kardinal diambil dari kata Latin 'Cardio', yang berarti engsel.
Dengan begitu, seorang
Kardinal menjadi engsel atau penasihat Gereja Katolik di suatu negara. Meski
tidak masuk di dalam susunan hierarki Gereja Katolik, tetapi Kardinal tetap
berperan penting di dalam Gereja Katolik.
***
Source: kumparan.com