Hari-hari ini perayaan
Tri Hari Suci dan secara khusus perayaan Paskah isu seputar penundaan pemilu
2024, harga BBM, kelangkaan minyak goreng dan presiden tiga periode masih
hangat. Rencana aksi massa terus bergulir diiringi dengan berbagai komentar
miring dan nyinyir dari kelompok intelektual menjadi bara panas yang bisa saja
meletup dan membakar amarah ketika aksi massa itu sedang berjalan.
Saya tidak anti
demonstrasi, karena saya sadar saya pernah dan masih meski melalui tulisan.
Saya tidak mundur dari garis perjuangan dan perlawanan ketika itu murni demi
keadilan dan kebenaran. Saya sangat respek dengan berbagai komentar dan
pandangan dari para ahli dan pengamat karena bagi saya komentar dan pandangan
mereka adalah kuliah gratis buat saya. Namun tentu komentar yang mengedepankan
ketulusan dan bukannya kebencian dan dendam karena pernah dipecat dari jabatan
mentri, komisaris dan perbedaan politik.
Jika pandangan mereka
hanya karena kebencian dan dendam kusumat atas pemecatan dan kekalahan dalam
pilpres dan kemudian membangun posisi oposisi mengatasnamakan rakyat hanya
untuk mengina dan memfitnah orang lain yang dibungkus dengan alasan kritik dan
kebebasan berpendapat, saya menganggap mereka sebagai orang yang sedang menjual
murah bahkan murahan ilmu pengetahuan dan kepintaran mereka. Saya lebih respek
pada mereka yang memberikan kritikan dan pandangan karena alasan cinta dan
ketulusan untuk maju dan berkembang bersama meskipun tak ada titel apapun
dibelakang nama mereka.
Demikian juga
klaim-klaim kebenaran atas agama oleh siapapun termasuk mereka yang menamakan
diri tokoh agama. Kebenaran agama hanya bisa menjadi sebuah kebenaran ketika
perjuangan kebenaran tidak disertai dengan fitnah, kebencian dan kekerasan. Kegaduhan
atas nama agama, klaim penistaan agama terus bergulir karena sebagian oknum
menjual murah kebenaran agama yang dianut dengan fitnah, kebencian dan
kekerasan.
Ketika mengklaim
kebenaran dan memperjuangankannya dengan cara fitnah dan kekerasan serta pada
saat yang bersamaan ada kritikan dan pandangan terkait aksi para oknum tersebut
pada agama tersebut dan kemudian atas nama klaim kebenaran dan membela agama,
kritikan dan pandangan tersebut dibalas dengan fitnah, kebencian dan kekerasan
maka tindakan fitnah, kebencian dan kekerasan tersebut pada gilirannya
membenarkan kritikan dan pandangan orang lain atas aksi mereka bahwa mereka
sedang menjual murah kebenaran mereka dengan menggunakan fitnah dan kekerasan.
Boleh demo meminta
turunkan harga BBM, kebutuhan pokok dan demo apapun. Silahkan berikan kritikan
dan bahkan meneriakan turun atau mundur saja, agama kamilah yang paling benar,
hentikan kriminalisasi, namun satu hal yang perlu diingat;
“Harga diri,
intelektualitas dan ajaran agamamu jangan sampai turun menjadi sedemikian murah
bahkan menjadi murahan.”
Karena ketaatan pada
akhirnya melambungkan “pelayanan, harga diri, ilmu pengetahuan dan ajaran
agamamu sebagai yang paling bernilai untuk kebaikan bersama yang mengubah
dukacita menjadi sukacita, mengubah kekerasan menjadi ketulusan, kebencian
menjadi pengampunan.” Itulah Paskah, Kebangkitan Kristus yang berawal dari
ketaatan salib.
Mencecap Setetes Makna Paskah Dari
Negri Seribu Gereja
Manila: 18-April 2022
Tuan Kopong MSF