Peluncuran Merdeka Belajar menjadi akar yang
menggulirkan berbagai program pendidikan. Kemudian, membuahkan transformasi
pembelajaran yang dilakukan agar siswa dan pendidik bisa merdeka, sebagaimana
harapan dari adanya program ini.
Pada Merdeka Belajar episode 15, pemerintah
meluncurkan pembaruan dengan kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar.
Merdeka Belajar episode 15 ditindak lanjuti dengan Implementasi kurikulum
Merdeka sebagai bentuk fasilitasi Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan.
Sebagai pengganti kurikulum 2013, pemerintah
memberikan tiga opsi penerapan, yaitu Mandiri Berubah, Mandiri Belajar, dan
Mandiri Berbagi sesuai kesiapan sekolah. Kurikulum yang ditujukan kepada
Ibu bapak guru, para kepala sekolah, kepala madrasah, dan kepala PKBM dalam
mempersiapkan keterlibatannya pada Kurikulum Merdeka sebagai opsi tambahan
dalam rangka melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022—2024. Kebijakan
Kemendikburistek terkait kurikulum nasional akan dikaji ulang pada 2024
berdasarkan evaluasi selama masa pemulihan pembelajaran.
Perubahan sistem pendidikan nasional yang
dilaksanakan melalui Implementasi Kurikulum Merdeka berupa perubahan seperti
dari aspek perencenaan ada RPP 1 Lembar, kemudian menjadi Modul Ajar, di aspek
pelaksanaan ada Model Proyek sebagai penerapan Proyek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila, hingga pada aspek evaluasi dengan adanya Rapor Pendidikan.
Ketiga aspek proses pembelajaran (perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi) semuanya dibutuhkan, yang terdapat perubahan
signifikan dibandingkan kurikulum 2013. Pada artikel lainnya, mungkin telah
banyak yang membahas mengenai perencanaan berupa Modul Ajar. memodifikasi ATP, hingga
melakukan asesmen
diagnostik. Dalam proses pelaksanaan, guru dapat melakukan inovasi
perangkat ajar, menjalankan model Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
(P5) maupun melaksanakan tes formatif. Kemudian, di proses evaluasi, guru
melaksanakan tes sumatif hingga menyusun laporan hasil belajar (rapor).
Masih berkaitan dengan Merdeka Belajar episode 15
yang kemudian diluncurkannya Kurikulum Merdeka dan platform Merdeka
Mengajar. Semua perubahan dalam serangkaian proses pembelajaran telah dimuat
dalam platform. Dibuatnya platform pembelajaran ini membantu
guru dalam beradaptasi dan memudahkan dalam implementasi Kurikulum Merdeka.
Tidak terkecuali dalam menyusun penilaian hasil belajar siswa dengan adanya
fitur Rapor Pendidikan.
Secara umum, dalam Kurikulum Merdeka ada tiga
laporan hasil belajar yang utama, yaitu Rapor Pendidikan, Rapor Kurikulum
Merdeka, dan Rapor Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Laporan hasil belajar pertama yaitu, Rapor
Pendidikan. Rapor ini menampilkan hasil asesmen dan survei nasional suatu
satuan pendidikan (satdik) atau daerah. Sebagaimana yang telah diketahui, ada
Asesmen Nasional (ANBK) ditetapkan sebagai pengganti Ujian Nasional (UN).
Laporan hasil belajar yang terdapat di Rapor Pendidikan diperoleh dari Asesmen
Nasional yang menilai AKM (Asesmen Kompetensi Minimum), Survei Karakter, dan
Survei Lingkungan Belajar.
Dengan Rapor Pendidikan ini, satuan pendidikan dan
dinas dapat menjadikan hasilnya sebagai acuan dalam mengidentifikasi masalah, merefleksikan
akarnya, dan membenahi kualitas pendidikan secara menyeluruh. Rapor Pendidikan
dapat diakses dengan cara masuk ke platform Rapor Pendidikan. Untuk
dapat mengaksesnya hanya dapat dilakukan oleh kepala dan operator satuan
pendidikan serta pejabat dinas yang ditunjuk. Namun pada rilis berikutnya,
tenaga pendidik juga akan diberikan akses. Pada artikel kali ini, akan membahas
lebih lanjut mengenai rapor Kurikulum Merdeka. Ayo simak!
A. Rapor
Kurikulum Merdeka
Seiring dengan peluncuran Implementasi Kurikulum Merdeka, laporan hasil belajar siswa (rapor) juga perlu disesuaikan agar lebih fleksibel dan mudah. Berbeda dengan rapor K-13 yang setidaknya membutuhkan 4 halaman untuk melaporkan hasil belajar siswa. Rapor Kurikulum Merdeka cukup 1—2 halaman untuk melaporkan kinerja siswa dalam belajar. Berikut ini perbedaan utama dari Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Merdeka yang tentu juga akan memengaruhi tampilan rapornya.
Pada Kurikulum 2013, setiap mata pelajaran
ditunjukkan nilainya beserta kriteria ketuntasan minimum (KKM), sedangkan di
Kurikulum Merdeka tidak ada. Periode pencapaian pada K-13 juga ditunjukkan
dalam bentuk tahun ajaran, sedangkan di kurikulum Merdeka, hasil belajar siswa
dinilai dari tiap fasenya yang dibagi dari fase A hingga fase F. Lalu,
bagaimana sih bentuk atau contoh dari rapor kurikulum Merdeka?
B. Contoh Rapor
Kurikulum Merdeka
Berdasarkan penuturan Kepala Badan Standar,
Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo,
model rapor siswa pada implementasi Kurikulum Merdeka akan berubah.
Model rapor Kurikulum Merdeka akan lebih sederhana. Guru tidak perlu mengisi berbagai aspek penilaian, cukup satu nilai akhir saja. Dengan begitu, diharapkan beban administrasi guru akan berkurang. Laporan hasil belajar siswa juga akan terintegrasi dengan dapodik. Berikut ini contoh rapor kurikulum Merdeka.
Laporan hasil belajar pada Kurikulum Merdeka bisa
disampaikan pada masa tengah semester dengan bentuk seperti di atas. Sedangkan
laporan hasil belajar pada akhir semester ditunjukkan dengan nilai akhir dan
deskripsi capaian kompetensi tiap mata pelajaran, sebagaimana berikut.
C. Cara Membuat Rapor Kurikulum Merdeka
Pada implementasi Kurikulum Merdeka, adanya asesmen
dianggap penting. Baik yang dilakukan secara individu oleh guru pada siswa di
kelasnya masing-masing, ataupun bekerja sama dengan guru lainnya.
Ada tiga asesmen yang kerap digaungkan dalam
pelaksanaan Kurikulum Merdeka. Asesmen itu adalah asesmen diagnostik, yang
kerap identik dengan ANBK. Kemudian, ada asesmen formatif, yang dilaksanakan di
pertengahan atau saat proses pembelajaran masih berlangsung. Ada pula asesmen
sumatif, yang biasa dilakukan di akhir semester atau setelah proses
pembelajaran dituntaskan.
Laporan hasil belajar pada umumnya memuat nilai
pengerjaan tes formatif dan tes sumatif. Sama halnya dengan Kurikulum Merdeka,
dengan mengolah penilaian hasil belajar seperti ini.
Dalam menyusun rapor Kurikulum Merdeka, ada beberapa
alternatif yang dapat digunakan oleh guru. Berikut adalah opsi yang bisa
dipilih guru dalam menyusun rapor Kurikulum Merdeka.
Jika dibandingkan dengan kurikulum 13, dari beberapa
contoh format hasil belajar dan cara menyusun rapor kurikulum Merdeka tentu
terlihat mudah bukan?
Tidak hanya model rapor yang dibuat lebih mudah.
Sebagai komitmen pemerintah mendukung penguasaan implementasi Kurikulum Merdeka
ini, dibuatkan pula platform khusus untuk memudahkan guru menyusun
rapor.
Platform khusus tersebut ialah Rapor Merdeka,
yaitu aplikasi pembuatan rapor Kurikulum Merdeka yang dapat digunakan oleh
semua sekolah SD, SMP, SMA dan SMK se Indonesia. Aplikasi ini bisa digunakan
oleh semua sekolah di Indonesia baik swasta maupun negeri, mulai dari jenjang
SD, SMP, SMA sampai dengan SMK. Dengan begitu guru lebih mudah dan
terfasilitasi dalam pembuatan rapor Kurikulum Merdeka. ***