Ketua DPR AS Dilarang Terima Komuni Katolik Karena Dukung Hak Aborsi

Ketua DPR AS Dilarang Terima Komuni Katolik Karena Dukung Hak Aborsi

Uskup Agung San Fransisco, Salvatore Cordileone, Memperingatkan Bahwa Ia Akan Melarang Pelosi Dari Persekutuan Kecuali Jika Ia Secara Terbuka Menolak Mendukung Hak Aborsi Atau Berhenti Mengacu Pada Iman Katoliknya Di Depan Umum.



Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk)Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi dilarang menerima komuni di gereja Katolik karena mendukung hak aborsi meski telah menyerukan iman Katoliknya secara terbuka. Hal ini disampaikan oleh Uskup Agung San Fransisco, Salvatore Cordileone, dalam sebuah surat yang dirilis pada hari Jumat (20/5).

Keputusan Uskup Agung tersebut muncul usai bocornya rancangan opini Mahkamah Agung awal bulan ini yang mengindikasikan bahwa pengadilan tinggi akan membatalkan keputusan Roe v. Wade tahun 1973 yang melegalkan aborsi secara nasional. Bocornya keputusan MA tersebut memicu kemarahan di kalangan pendukung hak aborsi, termasuk Pelosi.

Cordileone mengatakan bahwa "posisi Pelosi tentang aborsi menjadi semakin ekstrem selama bertahun-tahun, terutama dalam beberapa bulan terakhir". Menurut Cordileone, Pelosi tidak menanggapi permintaannya untuk bertemu dalam beberapa bulan ini sejak sang Ketua DPR berjanji untuk mengkodifikasikan perlindungan aborsi dalam undang-undang federal setelah anggota parlemen di negara bagian konservatif meloloskan larangan total aborsi di tingkat negara bagian.

Cordileone mengaku telah mengirimkan surat pribadi kepada Pelosi pada bulan April lalu. Cordileone memperingatkan bahwa ia akan melarang Pelosi dari persekutuan kecuali jika ia secara terbuka menolak mendukung hak aborsi atau berhenti mengacu pada iman Katoliknya di depan umum.

Selain itu, Cordileone juga menyoroti komentar Pelosi kepada dewan editorial Seattle Times bulan ini yang membahas soal iman Katolik dan dukungannya untuk hak aborsi. "Mereka berkata kepada saya, 'Nancy Pelosi berpikir dia tahu lebih banyak tentang memiliki bayi daripada Paus.' Ya, saya tahu (lebih banyak). Apakah kamu bodoh?" ujar Pelosi kala itu.

Dalam suratnya kepada umat beriman, Cordileone menulis bahwa tindakannya murni bersifat pastoral dan bukan politis.

"Pembicara Pelosi tetap menjadi saudari kita di dalam Kristus," tulis sang Uskup Agung. "Advokasinya untuk perawatan orang miskin dan rentan menimbulkan kekaguman saya."

Sebelumnya, Pelosi telah memberikan respons keras terhadap bocornya putusan MA terkait pembatalan Roe v Wade. Rancangan putusan tersebut juga membatalkan Planned Parenthood v Casey, keputusan tahun 1992 yang mendukung Roe.

"Jika laporan itu akurat, Mahkamah Agung siap untuk memberlakukan pembatasan hak terbesar dalam 50 tahun terakhir – tidak hanya pada wanita tetapi pada semua orang Amerika," ujarnya. "Suara yang dilaporkan hakim yang ditunjuk Partai Republik untuk membatalkan Roe v Wade akan dianggap sebagai kekejian, salah satu keputusan terburuk dan paling merusak dalam sejarah modern." *** wowkeren.com

 



Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama