“Muliakanlah gurumu,
karena dia adalah pintu menuju ilmu dan kebijaksanaan. Di dalam cahayanya, kita
menemukan jalan untuk bertumbuh dan berkembang menjadi versi terbaik dari diri
kita yang sejati,” ungkap pengurus IGI Kabupaten Lembata melalui siaran persnya
yang ditandatangani ketua, Feldin Rano Kelen, SPd dan Sekretarisnya, Yosep
Demong, SPd yang diteima aksinews.id, Minggu (10/03/2024) malam.
“Dunia pendidikan kita
terasa kelam, manakala ada kejadian yang menimpa seorang guru yang sedang
mengajar di dalam kelas. Hal yang tidak dapat dibayangkan itu terjadi pada
Senin, 19 Februari 2024, di sebuah ruang kelas SMA Negeri 1 Nubatukan, seorang
guru bernama Damianus Dolu, S.Pd dikeroyok dan dianiaya oleh orang tua
murid dan seorang pemuda yang merupakan keluarga dari seorang siswi,” ungkap
mereka.
Kejadian ini, sambung
feldin dan Yosep Demong, “Luput dari pemberitaan media, tetapi demi menjaga
integritas dan keamanan lingkungan pendidikan, kami dengan tegas menyatakan
sikap terhadap kasus penganiayaan dan pengeroyokan yang menimpa guru di dalam
ruang kelas. Kejadian ini tidak hanya merusak integritas institusi pendidikan,
tetapi juga merusak kepercayaan dan rasa aman di antara para guru dan siswa”.
Oleh karena itu, maka
Pengurus Daerah IGI Kabupaten Lembata menyatakan sikap sebagai berikut :
1. Mengutuk keras aksi
pengeroyokan dan penganiayaan terhadap guru Damianus Dolu (guru SMA Negeri 1
Nubatukan Lembata) di ruang kelas yang dilakukan oleh oknum orang tua / wali
siswa.
2. Mendesak pihak
kepolisian untuk segera menindak pelaku (menangkap/menahan) dan memproses kasus
ini sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku secara adil dan tegas. Kami
menegaskan bahwa tindakan kekerasan dalam bentuk apapun tidak dapat ditoleransi
dan harus ditangani secara tegas sesuai dengan hukum yang berlaku
3. Meminta pihak
sekolah (SMA Negeri 1 Nubatukan) untuk tetap mengawal dan memberikan perlindungan
hukum kepada korban (Guru Damianus Dolu).
Disebutkan baha
pernyataan sikap ini dibuat sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab
organisasi profesi terhadap kasus yang menimpa Guru Damianus Dolu .
“Guru yang baik bukanlah dia yang mengisi pikiran Anda dengan pengetahuan, tetapi dia yang membantu Anda melepaskan apa yang sudah Anda ketahui,” tulis Feldin dan Demong. *** aksinews.id