![]() |
Foto: Penemuan Granat
dan Peluru (dok. istimewa) |
"Dari hasil
pemeriksaan barang bukti, granat masih aktif sehingga untuk sementara
dipindahkan dan diamankan pada lokasi kosong di sebuah kebun," kata
Kasubdi PIDM Polres Flores Timur, Iptu Anwar Sanusi, kepada detikBali, Selasa (1/4/2025).
Sanusi mengatakan
granat tersebut untuk sementara disimpan di lokasi yang jauh dari permukiman di
kebun warga Desa Konga, Kecamatan Titehena. Granat dan ratusan peluru itu
dijaga ketat petugas sembari menunggu tim penjinak bom dari Polda NTT di
Kupang.
Sementara , tim
penjinak bom (Jibom) dari Sat Brimob Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, tiba lokasi
hunian sementara penyintas erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki pukul 13.00 Wita,
Selasa siang.
"Barang bukti
tidak dibawa ke Maumere, karena diduga masih aktif sehingga perlu dilakukan
koordinasi untuk mendatangkan tim dari Sat Brimobda NTT untuk proses disposal
(pemusnahan)," imbuhnya.
Granat dan peluru yang
diduga bekas peninggalan PD II itu ditemukan oleh pengungsi saat menggali tanah
untuk septic tank. Granat tangan jenis Inert WWII Tipe 97 asli buatan Jepang
dengan sekring dan tali tarik sebanyak 16 buah. Kemudian, amunisi kaliber 6,5
MM sebanyak 393 buah yang digunakan untuk senjata Arisaka Type 38 atau senjata
rim semi Jepang pada masa PD II.