AMANAH KEHIDUPAN, jANGANLAH MALAS!!!
Jikalau engkau terjerat
dalam perkataan mulutmu tertangkap dalam perkataan mulutmu. Hai anakku,dan
lepaskanlah dirimu,karena engkau telah jatuh ke dalam genggaman sesamamu:
pergilah berlututlah ,dan desaklah sesamamu itu. Janganlah membiarkan matamu
tidur, dan kelopak matamu mengantuk. Lepaskanlah dirimu seperti kijang dari
pada tanngapan seperti burung dari pada tangan pemikat. Hai pemalas pergilah
pada semut,dan perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak biarpun tidak ada
pemimpinnya, karena ia menyediakan rotinya dimusim panas, dan mengumpulkan
makanannya pada waktu panen. Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring?
Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? Tak bergunalah dan jahatlah orang yang
hidup dengan mulut serong, yang mengedipkan
matanya, yang bermain kaki dan menunjuk-nunjuk dengan jari, yang hatinya mengandung tipu muslihat,yang senantiasa merencanakan kejahatan, dan menimbulkan
pertengkaran.
Itulah sebabnya ia ditimpa kebinasaan dengan
tiba-tiba, sesaat saja ia diremukkan tanpa dapat di pulihkan lagi. Enam perkara
ini yang dibenci Tuhan, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi
hatinya; mata sombong, lidah dusta tangan vang menumpahkan darah orang yang
tidak bersalah, hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju
kejahatan, seorang saksi dusta yang menyebur-nyeburkan kebohongan dan yang
menimbulkan pertengkaran saudara. Hai anakku, jikalau engkau menjadi penanggung
sesamamu, dan membuat persetujuan dengan orang lain;
Hai pemalas pergilah
kepada semut, karena apabila si pemalas pergi kepada semut, dan memperhatikan
kehidupan semut, dan dia akan malu sendiri,
Siapakah semut? Semut adalah binatang yang sangat kecil, diremehkan,
walaupun badannya itu kecil.
Kesuksesan keras, bukan
seperti seorang pemalas. Orang-orang hebat yang ada di dunia ini adalah
orang-orang yang igin bekerja keras dan rajin, kesuksesan yang diraihnya adalah
akibat dari ketekunan dan hasil perjuangan yang tidak mengenal lelah, bukan
datang ‘seperti durian runtuh’ tetapi melalui proses yang panjang. Tidak ada
dalam kamus hidupnya berpangku tangan sepanjang hari. Contohnya adalah seorang
atlit, ia tidak akan mampu meraih prestasi yang tinggi tanpa ada kedisiplinan
atau latihan yang keras. Beda halnya bila orang itu malas dan tidak mau bekerja
keras,sudahbisa dipastikan semua yang diimpikan cita-citakan mustahil termujud,
tetapi angan-angan belaka, ibarat ‘menegakkan benang basah’. Jadi “si pemalas
dibunuh oleh keinginannya” , karena tangannya enggan bekerja.”
Malas adalah sahabat
kemiskinan dan kekurangan. Kemalasan juga akan menjauhkan kita dari
berkat-brerkat Tuhan, bagaimana kita bisa menikmati dan meraih janji tuhan bila
kita sendiri malas untuk melayani Tuhan, malas berdoa, malas baca alkitab?
Seorang pemalas biasa-biasanya
suka sekali menunda-nunda tugas dan sangat lambat dalam menyelesaikan apa saja
yang dipercayakan kepadanya. Bila kita menangkap-nangkap gejala-gejala
demikian, Kita harus segera berbenah diri supaya tidak berlarut-larut dan
menjadi kebiasaan hidup.
Secara psikologi
seorang anak atau seseorang tidak akan malas jika dia mengenal dan mempunyai
visi atau gambaran keinginan masa depan dan ia merasa bergairah dan tercipta
motivasi dalam dirinya untuk mencapai keinginan.
Visi masa depan itu
bisa timbul karena model yang timbul dalam dirinya yang dipengaruhi oleh orang
tua, lingkungan dan pengalaman.
Tangan yang lambat membuat miskin ,tetapi tangan
orang rajin menjadikan kaya.
Adakah kita menemukan
orang yang malas dan lamban berhasil dalam hudupnya? Tangan yang lambat membuat
miskin, tidak hanya itu “kemalasan
mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lambat akan menderita.”
Alkitab mengkategorikan
orang yang malas sebagai perusak. Tertulis “orang yang bermalas-malas dalam
pekerjaannya sudah menjadi saudara si perusak”, dimanapun berada baik itu di
kantor, di sekolah di rumah, di gereja atau pelayanan, seorang pemalas hanya
akan menjadi pengganggu atau perusak bagi yang lain. Tangan orang rajin
memegang kekuasaan, tetapi kemalasan mengakibatkan kerja paksa.
Tidak ada orang pintar,
yang ada hanya orang yang rajin, tidak ada orang yang bodoh, yang ada hanya
orang yang malas. Dalam perikop ini memperlihatkan bahwa memang rajin adalah
salah satu hal penting dalam membentuk kebijaksanaan. Banyak orang yang ingin
pintar mendadak. Atau bahkan menghalalkan segala cara untuk menjadi pintar.
Akibatnya, kepintaran
menjadi semu belaka. Saat kita hanya mau
hasil akhir yang baik namun mengabaikan proses untuk berusaha menjadi rajin dan
bertekun.
Sehingga kepintaran kita
menjadi berkat bagi orang lain, tetapi tidak hanya kepintaran saja, tangan
orang rajin juga dikatakan memegang kekuasaan dan harta yang berharga. Dengan
demikian buah dari kerajinan sangatlah berarti.
Jadi mulailah kebiasaan
diri untuk rajin mengerjakan setiap tanggung
jawab yang dipercayakan pada kita. Sekalipun itu hal yang kecil dan
tidak ada apa-apanya, bahkan mungkin
tidak dihargai sama sekali , biarpun itu tetaplah rajin untuk melakukan
sesuatu.
Ada beberapa alasan
yang menyebabkan mengapa orang bisa jatuh dalm kemiskinan yang berkaitan dengan
kemalasan, menanggung sesama, mendatangi surat utang oranglain atas
nama sendiri karena akibat dari malasa bekerja sehingga terjadi tindakan yang
kurang terpuji, membuat persetujuan dengan orang lain sehingga berbicara
,mengenai surat hutang, ada yang karena akibat dari kemalasan terjeratt dalam
perkataan mulutnya sendiri sehingga hutang janji yang harus ditepati yang bisa
membuat seseorang menjadi miskin, termasuk kuasa kegelapan.
Seperti seekor semut yang sedang berjalan menuju
kesuatu tempat, ketika kita coba untuk menghentikannya, ia akan berusaha
mencari jalan lain, memutar, mencari celah atau naik keatas untuk mencari
tempat yang ia tempuh. Jadi jangan menyerah untuk mencapai tujuan karena
kerajinan tidak akan mengecewakan. Atau ada kata rajin pasti ada juga kata
malas. Rajin itu berbeda sekali dengan malas, kalau rajin itu melakukan sesuatu
dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab, sedangkan malas yaitu
mengerjakan sesuatu dengan terpaksa dan tidak iklas.
Hukum taurat
mengharuskan bahwa jika ada orang yang memberikan pinjaman dengan mendapat
barang jaminan ia tidak boleh masuk ke rumah si peminjam dan mengambil barang
jaminan itu dengan paksa. Dan jika seorang miskin mmberikan pakaiannya sebagai gade
atau barang jaminan maka pihak yang memberi pinjaman harus mengembalikan
pakaian itu pada hari juga.
Kerja keras adalah
faktor penting penentu keberhasilan maka belajarlah menggunakan waktu sebaik
mungkin jangan lagi menunda-nunda untuk mengerjakan tugas yang ada supaya tidak
semakin menumpuk. Kemalasan dan kelambanan hanya akan membawa kita kepada
kegagalan.
Minggu, 2 Agustus 2020
Frederick Mzq