Penemuan serpihan pesawat Sriwijaya Air dan potongan tubuh jenazah
Jaket
Anak Warna Pink Yang Ditemukan Petugas Dilokasi Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air
SJ-182 Dipastikan Adalah Milik Dari Salah Satu Penumpang kanak - kanak Atas
Nama YUMNA FANISYATUZAHRA Putri Dari RATIH WINDANIA Yang Juga Turut Menjadi
Korban Dalam Tragedi Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air Tersebut.
Ayah
Tunggu aku di penjemputan.
ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜
Aku
bersama ibu merindukanmu, sekian lama tak bertemu karena kewajibanmu mencari
nafkah di kota sebrang.
Ayah,
tunggu kami,
Sebentar
lagi si burung raksasa itu akan mempertemukan kita ,
Aku
tak sabar bertemu dan memeluk dipangkuanmu.
Aku
dan ibu bahagia tak terbendung,
semua
penumpang sudah berbaris antri di pengecekan konter pesawat.
Satu
demi satu orang orang itu masuk kebadan pesawat tangguh itu,
aku
melihat orang orang yang usianya diatasku tersenyum lebar, tertawa sambil
bercengkrama .
aku
yakin mereka sedang bahagia sama sepertiku yang akan bertemu dengan keluarga
tercintanya.
Baca Juga:
Sederet Temuan Evakuasi Sriwijaya Air Hari Ini, Ada 16 Potongan Besar Pesawat
Ban, Serpihan Pesawat dan Pakaian Anak Kecil Ditemukan Satu Persatu, Begini Kata Brigjen TNI Rasman
Kisah Pilu Suami Menangis di Bandara Supadio, Istri & 3 Anaknya Ada di Pesawat Sriwijaya Air SJY182
Ibu
menggenggam erat tanganku dan kini giliranku bersama ibu berada dibaris depan
pengecekan penumpang .
Langkah
kami begitu semangat , dalam hitungan kurang dari dua jam aku akan bertemu
dengan ayahku.
Rinduku
tak terbendung hingga ku lihat ponsel ibu mengirimkan pesan singkat untuk ayah
“ kami sudah dipesawat “ .
Dan
ayah membalas pesan dari ibu,
“ hati hati sayang sampai ketemu di
penjemputan “.
Aku
melihat ibu tersenyum, aku tau hati ibu sedang berbunga bunga sama sepertiku
yang sebentar lagi akan bertemu dengan pujaan hati kami.
Ayah...sebentar
lagi kami datang menemuimu.
Demi
kelancaran dan keselamatan perjalanan pesawat Aku melihat ibu mematikan
ponselnya atas intruksi awak kabin. Lalu ponsel itu dimasukan kedalam tasnya.
Ibu
membelaiku, memasangkan sabuk pengaman ke tubuhku, tangannya menggengamku , aku
tau ibu sangat sayang kepadaku,
Ibu...
aku akan selalu menjagamu apapun yang terjadi,
Awak
kabin terlihat sibuk mengecek semua isi penumpang yang berada di dalam badan si
burung raksasa ini.
Lalu
kudengar intruksi suara serak nan gagah dari seorang pria yang menandakan
pesawat akan segera lepas landas.
Si
burung raksasa ini perlahan mulai berjalan, rodanya berputar putar untuk segera
terbang ke angkasa.
Suara
mesinnya semakin terdengar keras, aku melihat sekelilingku orang orang terdiam
lalu aku melihat ibuku mulutnya bergumam sedang berdoa.
Roda
pesawat semakan kencang berlari,
Kini
makin kencang dan semakin kencang .
lalu
secepat kilat burung raksasa ini sudah berada diatas ketinggian dan membawaku
terbang untuk bertemu ayahku.
Ayah...
aku tak sabar berada diperaduanmu.
Tapi
Beberapa menit kami diangkasa, suara parau nan gagah itu kembali berbicara,
meminta kami untuk tetap memakai sabuk pengaman, tapi aku melihat wajah awak
kabin itu gelisah.
Kini
pesawat tangguh ini bergetar, semakin hebat.
Aku
tak mengerti apa yang sedang terjadi,
aku
tak faham apa yang akan terjadi,
Dimataku
hanya ada bayang bayang ayah yang sedang menanti kami di penjemputan.
Seketika
orang orang disekitar ada yang berteriak mengucap takbir, membaca doa sekencang
kencangnya karena si burung raksasa ini mengguncang kami dengan hebatnya.
Suara
suara manusia yang ada bersamaku semakin keras berteriak dengan doanya.
Aku
melihat ibuku menangis berdoa, menggenggam tanganku erat, tapi entah mengapa
guncangan dan getaran burung raksasa ini semakin menakutkanku ,
Aku
merasakan guncangannya melebihi saat menaiki permainan roller coster.
Hatiku
kini ikut berdoa
Tuhan,
aku
tak mampu menghindar dari apa yang ku benci
Aku
pun tak kuasa mendapatkan apa yang ku inginkan
Segala
urusan ada di luar kekuasaanku, diriku tergadaikan dengan perbuatanku
Tuhan
Jangan Engkau jadikan urusan dunia sebagai kesusahan terbesarku
Ya
Tuhan yang Maha Hidup dan Mengurus Segala Sesuatu aku berlindung kepadaMU
Kemudian
aku merasakan burung raksasa ini sepertinya tak mampu membawa kami terbang di
atas langit
dan
kini semakin lemah seiring teriakan teriakan orang orang didalam kabin,,,,,
lalu ............BRUUUUKKKKKKKK .
Ayahhhh,,,,mohon
maaf aku tak bisa menemuimu karena sang punya nyawa lebih memilih bertemu
denganku,
Ayah
sampai jumpa di penjemputan yang abadi.
Duka
cita mendalam atas musibah pesawat Sriwijaya Air SJ182. Doa dan hati kami
bersama keluarga dan kerabat penumpang.
#PrayforSJ182