Heboh! Deklarasi Persatuan Dukun Nusantara, Programnya Festival Santet Pertama di Indonesia, Pemkab Banyuwangi Klarifikasi

Heboh! Deklarasi Persatuan Dukun Nusantara, Programnya Festival Santet Pertama di Indonesia, Pemkab Banyuwangi Klarifikasi

Persatuan Dukun Nusantara (Perdunu) terbentuk di Banyuwangi/Foto: Ardian Fanani


BANYUWANGI – Sejumlah orang mendeklarasikan Persatuan Dukun Nusantara (Perdunu). Salah satu program kerjanya adalah Festival Santet pertama di Indonesia. Rencananya, Festival Santet tersebut akan digelar pada bulan Suro atau Muharam.

Festival Santet ini bertujuan sebagai destinasi mistis di Banyuwangi. Di antaranya, Alaspurwo, Rowo Bayu dan Antaboga di Kecamatan Glenmore.

Dalam Festival Santet, nantinya juga akan dijelaskan mengenai ilmu-ilmu spiritual yang masih terdapat di Banyuwangi.

Perdunu sendiri dibuat dengan tujuan agar masyarakat tidak tertipu aksi dukun abal-abal yang menjerumus terhadap modus penipuan.

Aksi Perdunu ini menuai sejumlah komentar positif dari netizen, seperti akun @vanirveriani dan @ggkelinci di Twitter.

“Tenang, menurut berita di tulisannya gelar acaranya menjelaskan seperti apa orang2 yg terkena santet/sihir. Jadi bisa buat pengetahuan kita yg gatau apa2. Trs ada pengobatan2 gratis juga. Selama tidak menurunkan kadar keimanan dalam diri. Aku sih yes,” tulis @vanirveriani.

“Visinya bagus biar tidak ada yang tertipu oleh dukun abal-abal dan dukun cabul,” komentar @ggkelinci.

Perdunu sendiri terbentuk pada Rabu (3/2) di Desa Sumberarum, Banyuwangi. Didapuk sebagai Ketua Umum Perdunu, Abdul Fatah Hasan. Dalam waktu dekat, Perdunu akan menyelenggarakan doa bersama dan pengobatan gratis.

Rencananya acara tersebut akan digelar pada akhir bulan ini. Acara doa bersama bertujuan agar masyarakat Banyuwangi dapat terhindar dari bahaya. Sedangkan pengobatan gratis dilakukan untuk berbagai macam penyakit.


Lihat Juga:


Pemkab Banyuwangi Klarifikasi Festival Santet Persatuan Dukun Nusantara

Ilsutrasi


Heboh rencana gelaran festival santet oleh Persatuan Dukun Nusantara (Perdunu) direspon serius Pemkab Banyuwangi. Perdunu bakal dipanggil untuk dimintai klarifikasi.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, M. Yanuarto Bramuda mengatakan, pihaknya belum mengetahui persis apa Perdunu tersebut.

"Kita belum tahu Perdunu ini paguyuban apa. Tapi karena sudah menyangkut festival, khawatirnya masyarakat salah persepsi. Maka ini harus diklarifikasi," katanya, seperti dikutip dari timesindonesia.co.id jaringan suara.com, Kamis (4/2/2021).

Ia mengaku khawatir tentang rencana program Perdunu, yakni pengenalan destinasi mistis dan festival santet. Festival tersebut bakal menjelaskan tentang ilmu-ilmu spiritual yang masih ada di Banyuwangi. 

"Khawatirnya salah persepsi soal festival ini yang akan dilakukan oleh Pemkab. Padahal, Pemkab tidak pernah membranding soal rencana festival (festival santet) itu," sambung Bramuda.

Menindaklanjuti hal itu, Disbudpar Banyuwangi dan Dewan Kesenian Blambangan (DKB) berencana memanggil Perdunu untuk dimintai klarifikasi, dalam waktu dekat ini.

"Harus dipahami bersama jika ini penting, sebab itu Pemerintah Daerah dan DKB berencana akan mengkoordinasi dan mengklarifikasi kepada teman-teman Perdunu ini," kata Bramuda.

Pihaknya memamahi, jika ikhtiar yang dimaksudkan dari Perdunu bisa jadi bagus. Namun, dalam 10 tahun terakhir, menurutnya, Banyuwangi telah mem-branding wisata sehat dan membuang kata 'santet' yang selanjutnya dikenal kota 'internet'.

"Karena ini masa pandemi, tidak serta-merta bisa membuat festival dan justru membuat polemik di masyarakat. Tentunya banyak syarat dan ijin yang dibutuhkan untuk itu," katanya.

Disbudpar Banyuwangi juga tak sepakat tentang pemilihan tajuk program destinasi mistis. Karena selain wisata sehat, Kabupaten Banyuwangi juga telah mem-branding wisata berbasis religius.

"Kami mem-brandingnya bukan sebagai wisata mistis, tapi wisata religi. Ada Alas Purwo dan lainnya. Seperti makam Bupati yang nantinya akan kita branding serupa," katanya.

"Banyuwangi ini image-nya sudah bagus, jangan sampai kembali ke zaman dulu. Sehingga kami mengajak seluruh masyarakat agar memahami bagaimana kondisi Banyuwangi sekarang dan yang akan datang. Branding atau kegiatan yang akan dilakukan tentunya harus berkoordinasi terlebih dahulu, agar cocok atau matching dengan promosi yang akan dilakukan kedepannya," urainya.

Seperti diberitakan Sebelumnya, Pembentukan Persatuan Dukun Nusantara atau Perdunu yang anggotanya terdiri dari kiai pesantren, Gus, dan para ahli ilmu spiritual bakal meluruskan persepsi tentang santet dan profesi dukun di.

"Jadi Perdunu ini berdiri untuk memberikan edukasi dan meluruskan apa yang menjadi persoalan di masyarakat khususnya tentang santet dan profesi dukun agar tidak salah kaprah," kata Ketua Perdunu Abdul Fatah Hasan.

Perdunu adalah wadah para dukun atau ahli spiritual di nusantara untuk mengembangkan profesinya. Namun, Perdunu bukan kumpulan dukun untuk menyakiti orang lain, melainkan untuk membantu masyarakat dalam menghadapi permasalahan yang tak kasat mata.

"Untuk spesifikasi dukun ini kan banyak. Ada yang menangani pengobatan non medis, penglaris usaha, mencari hari baik (nogo dino) dan pengobatan lain sesuai dengan bidang keilmuan yang diemban," sambung dia.

Dalam waktu dekat, masih kata dia, Persatuan Dukun Nusantara akan membuat kegiatan pengobatan gratis non medis bagi masyarakat Banyuwangi.


Lihat Juga:


Mari Mengenal Siapa Itu Dukun?

Ilustrasi

Dukun atau "orang pintar" adalah sebuah istilah yang secara umum dipahami dalam pengertian orang yang memiliki kelebihan dalam hal kemampuan supranatural yang menyebabkannya dapat memahami hal tidak kasatmata serta mampu berkomunikasi dengan arwah dan alam gaib, yang dipergunakan untuk membantu menyelesaikan masalah di masyarakat, seperti penyakit, gangguan sihir, kehilangan barang, kesialan, dan lain-lain.

Istilah dukun biasanya digunakan di daerah pedesaan, sedangkan “orang pintar” atau paranormal, untuk menyatakan hal yang sama, digunakan lebih umum di antara populasi perkotaan. Penerimaan sosial terhadap istilah “orang pintar” pun biasanya lebih positif dibandingkan penggunaan istilah dukun. Sebab, meskipun memiliki persamaan karakteristik dengan dukun dalam hal bantuan yang diberikan, merujuk pada penggunaan istilah “orang pintar” biasanya tidak meminta imbalan atas jasa yang diberikan, dan tidak seperti tipikal dukun dalam penggunaannya secara istilah, keberadaan “orang pintar” di dalam masyarakat, tidak berbeda dengan anggota komunitas lainnya. Selain menarik bayaran untuk keuntungan pribadi serta kurang berinteraksi dan berbaur dengan komunitas masyarakat, konotasi negatif yang muncul apabila istilah dukun yang digunakan, yaitu cenderung bersifat oportunistik dan menjalani praktik-praktik tidak bermoral, dengan dalih sebagai bagian dari “treatment”.

Dukun dalam pengertiannya yang asli dan tidak dibedakan dari istilah “orang pintar”, mempunyai peranan signifikan dalam masyarakat. Adanya pengobatan medis modern dan asuransi kesehatan, terutama di daerah pelosok, tidak dapat menyingkirkan eksistensi pengobatan alternatif melalui dukun. Penyembuhan penyakit secara non-medis tersebut masih dipraktikkan dan masih menjadi pilihan utama masyarakat karena lebih murah dan lebih mudah. Di Kediri, dukun yang membantu menyembuhkan penyakit sangat dibutuhkan dan dihormati di masyarakat, sehingga mereka memegang peranan sosial yang cukup penting. Para pasien yang datang untuk berobat ke sana tidak hanya terbatas dari dalam Kediri saja, tetapi juga dari luar Kediri, hingga luar provinsi, bahkan luar pulau Jawa.

Di samping peran signifikannya, keberadaan dukun sering kali menjadi kontroversi. Berdasarkan hasil penelitian tentang fenomena dukun yang dilakukan di Madura, dapat diketahui bahwa melalui dukun adalah salah satu strategi yang digunakan untuk mendapatkan kedudukan sosial, ekonomi, dan politik di masyarakat. Penggunaan kekuatan yang berasal dari sumber gaib sebagai cara terpenting maupun sebagai cara alternatif untuk mencapai keinginan dan tujuan pribadi secara seketika, yang mana agama tidak menjanjikan keinstanan tersebut, telah ada di Madura sejak bertahun-tahun lalu. Hal-hal pribadi yang diinginkan melalui perantara kekuatan gaib itu meliputi keinginan meningkatkan kedudukan sosial, mencapai kuota dan target bisnis, kemajuan karier, kesuksesan pendidikan, kesehatan, hingga asmara. Beberapa orang Madura mengidentifikasikan diri sebagai Muslim dan mengamalkan ajaran serta kepercayaan agama, namun pada saat yang sama melibatkan diri dengan aktivitas yang berhubungan dengan alam gaib yang tidak diperbolehkan/dibenarkan dalam agama dan kepercayaan tersebut.

Dukun dan perdukunan merupakan suatu dilema. Pada satu sisi dipandang sebagai profesi dan aktivitas yang “kotor”, namun pada sisi yang lain setidaknya memainkan peran dinamis dalam sistem sosial, budaya, dan hubungan politik, dalam terminologi yang oleh sosiologis Perancis, Pierre Bourdieu, sebut sebagai cultural capital, yang diakumulasikan untuk mendominasi masyarakat. Istilah dukun yang populer di daerah pedesaan itu pada perkembangannya menjadi jarang digunakan. Sebagai gantinya digunakan kata yang lebih halus atau yang lebih mengindikasikan orientasi keagamaan seperti Ki atau Aki, Abah, Haji, Kyai, atau Ustaz, agar secara konsensus sosial tidak berbahaya, sehingga dapat mengganggu aktivitas atau kebutuhan mereka.

Kemajuan peradaban yang salah satunya diukur dengan keikutsertaan sebuah bangsa pada modernisasi yang berdasarkan rasionalitas, menyebabkan cara hidup tradisional yang dipandang sebagai sebuah kemandegan, harus ditinggalkan. Termasuk di dalam cara hidup tradisional adalah praktik dukun dalam membantu proses melahirkan. Tingginya angka kematian bayi dan ibu melahirkan di Indonesia memberikan kesadaran untuk lebih meningkatkan upaya kesehatan ibu, antara lain dengan cara menempatkan tenaga bidan di setiap desa, yang sedikit demi sedikit mulai menggeser peran dukun.

 

Jenis-Jenis Dukun



Teridentifikasi sejumlah kategori dukun sebagai berikut:

a.      Dukun Bayi atau disebut juga dengan dukun beranak, berperan seperti bidan dalam membantu proses persalinan.

b.      Dukun Pijet Berkeahlian dalam pijat-memijat, membantu menyelesaikan masalah pada tubuh atau anggota tubuh yang sakit atau kurang berfungsi dengan baik, misalnya badan pegal-pegal atau kaki keseleo karena terjatuh/kecelakaan, dll. (ketok magic).

c.      Dukun Parewangan/Dukun Suwuk atau disebut juga dengan cenayang, dapat bertindak sebagai medium perantara agar dapat berhubungan dengan makhluk gaib/alam gaib, di samping keahlian utama dalam mengobati berbagai macam penyakit, mulai dari penyakit fisik, mental, spiritual, dan juga yang berkaitan dengan aspek sosial.

d.      Dukun Calak Membantu proses khitan.

e.      Dukun Wiwit Membantu pada ritual pemungutan hasil panen dan spesialis upacara ritual.

f.       Dukun Penganten Membantu pada acara ritual dan upacara pernikahan.

g.      Dukun Petungan Ahli dalam peramalan menggunakan angka dan metode numerik dalam perhitungan hari baik untuk melangsungkan pernikahan, memulai suatu bisnis, dll.

h.      Dukun Sihir/Dukun Tenung/Dukun Santet Ahli sihir

i.        Dukun Susuk Memiliki keahlian dalam menggunakan jenis logam tertentu atau batu khusus untuk membantu klien mengumpulkan kekuasaan, kekuatan, atau kecantikan.

j.        Dukun Jampi Merupakan jenis dukun yang memanfaatkan tanaman herbal dan tanaman masyarakat asli lainnya untuk menyembuhkan orang.

k.      Dukun Japa Berkeahlian dalam memberikan mantra-mantra atau jampi-jampi.

l.        Dukun Siwer Memiliki keahlian khusus dalam mencegah suatu keadaan alam yang pada waktu tertentu tidak dikehendaki, misalnya mencegah agar hujan tidak turun pada saat diadakannya suatu acara, dll.

Tidak semua keahlian dalam setiap jenis dukun itu dimiliki serta dilakukan oleh seorang dukun. Umumnya seorang dukun memiliki semua kapasitas perdukunan tersebut, kecuali dalam hal pijat dan persalinan. Jenis dukun calak untuk melakukan khitan juga tidak dimiliki oleh setiap dukun, sebab kemampuan dukun calak lebih cenderung menekankan ke bidang pengobatan daripada hal gaib.

 

Referensi:

https://news.okezone.com/read/2021/02/04/519/2356606/heboh-deklarasi-persatuan-dukun-nusantara-programnya-festival-santet-pertama-di-indonesia

https://id.wikipedia.org/wiki/Dukun

https://malang.suara.com/read/2021/02/04/193353/pemkab-banyuwangi-klarifikasi-festival-santet-persatuan-dukun-nusantara?page=2


 

 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama