Menjadi Katolik Yang Cerdas, Mengapa?

Menjadi Katolik Yang Cerdas, Mengapa?



Setapak rai numbei Panggilan menjadi seorang Katolik tidak hanya pintar dan kritis tetapi di atas segalanya adalah kecerdasan. Kecerdasan adalah jalan menuju kekudusan karena disana ada proses refleksi tentang baik buruk dan benar tidaknya sebuah keputusan yang diambil serta tindakan atau perbuatan yang dilakukan.

Kecerdasan itu adalah kebijaksanaan dan kebijaksanaa adalah jalan kekudusan. Banyak yang pintar namun tidak menjadi jaminan bahwa mereka bijak. Karena tidak menunjukan kerendahan hati dan ketaatan. Yang kebanyakan protes soal PPKM darurat dan tidak taat itu kebanyakan orang pintar loh bahkan tokoh agama sekalipun. Orang pintar biasanya mulut lebih cepat daripada akal. Pokoknya omong dulu, benar atau salah urusan kemudian.



Semua dari kita umat Katolik dipanggil untuk menjadi seorang Katolik yang cerdas karena Katolik itu sendiri adalah Panggilan dari Kristus untuk hidup dan bertindak menyerupai Dia. Kita Katolik karena didalamnya ada Kristus (KGK. 830). Setiap kita yang mengaku Katolik dipanggil untuk hidup didalam dan menyerupai serta membawa Kristus kepada semua orang,


Seperti Yesus Kristus yang adalah Guru Kerendahan Hati dan Ketaatan maka kita semua yang dipanggil-Nya pun harus hidup dalam semangat kerendahan hati dan ketaatan dan bukan dalam kesombongan dan keangkuhan. Di mana ada umat Katolik, dimana ada para imam, suster dan bruder sejatinya disitu ada Kristus yang hadir dalam kerendahan hati dan ketaatan.


Panggilan sebagai orang Katolik pertama dan utama adalah mengikuti cara hidup, pengajaran, perbuatan dan karya misi Yesus. “Tuaian memang banyak tetapi sedikitlah pekerjanya” (Mat 9:37). Dalam permenungan pribadi, makna dari tuaian memang banyak dan sedikitlah pekerjanya bukan semata-mata hanya menunjuk pada kwantitas umat Katolik, melainkan lebih dari itu adalah kwalitas sebagai umat Katolik.


Artinya Tuaian (Umat Katolik) juga harus menjadi Katolik yang bermutu, cerdas dan bijaksana. Jangan sampai umat Katolik banyak tetapi mutu, kecerdasan dan kebijaksanaan justru rendah. Sebaliknya pekerja yang sedikit juga harus memiliki kualitas, kecerdasan dan kebijaksanaan yang besar sehingga sungguh-sungguh menghadirkan wajah Katolik yang didalamnya ada Kristus.


Singkatnya antara Tuaian dan Pekerja harus sampai pada sebuah jawaban atas panggilan Kristus; “Minoritas, Kwalitas Mayoritas (besar).” Itulah Katolik dan panggilan kita sebagai pengikut Kristus.



Manila: 06-Juli 2021

Pater Tuan Kopong MSF

 

Sumber: https://web.facebook.com/liejelivan.tuankopong/posts/4378129948913342

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama