Ilustrasi Sang Ibu dan anak berbicara dengan matahari terbenam |
/1/
Lorong
langit
Yang
mengangkasa
Pasti
tahu
Senja
bersama
Bianglalanya
Takkan
cukup menghibur
Lara
hati yang terus tertunduk
Aku
bukan empuan
Yang
pandai menyembunyikan
Segenap
kesedihan
Aku
juga bukan empuan
Yang
tegar
Menghibur
diri
Di
tengah ujian dunia
Dalam
kesendirian
Namun
Satu
hal yang ku yakin
Semua
akan indah pada waktunya
Meski
itu entah kapan
/2/
Mungkin
ini
Adalah
salah ku
Yang
terlalu terbuai
Akan
manisnya cinta
Sehingga
harus terjerumus
Pada
realita yang getir
Setangkai
mawar
Yang
dulu ku aminni
Untuk
mekar
Mengisi
relung hidupku
Kini
Telah
layu
Menjadi
belukar
Yang
terus meniriskan darah
Dalam
tapak-tapak hidupku
Andai
Waktu
bisa berputar kembali
Aku
pasti takkan memilih
Berdiri
dalam keadaan ini
Di
mana harus tertekan
Dengan
cibiran demi cibiran
Yang
hanya menilai
Pada
satu sisi
/3/
Peraduan
malam
Kian
semakin larut
Gundah
Nestapa
Risau
Masih
berdiri
Di
samping ku
Memarangi
hati dengan hebat
Sungguh
Apalah
daya diri ini
Yang
hanya bisa berpasrah
Tanpa
bisa melawan
Tapi
Tuhan
pun tahu
Semua
bukanlah inginku
Karena
Saat
matahari terbit dari timur
Laki-laki
itu menghilang
Tanpa
menoleh
Setelah
menitipkan benihnya
Dalam
rahim ini
/4/
Ha
.....
Kini
Yang
ku punya
Hanya
semangat
Yang
hadir
Dari
kedua mata mungil
Yang
suci
Cuma
ia
Yang
bisa merubah
Rasa
kesalku
Menjadi
senyuman
Yang
paling jernih
Hanya
ia
Yang
mampu membangkitkan asa ku
Untuk
tak menyerah
Berhenti
bernafas mengarungi dunia
Bersama
ia
Aku
tahu
Bahwa
impian ku
Belum
sepenuhnya usai
Karena
indah atau suramnya
Masa
depannya
Ada
di tanganku
Yang
menyayanginya
Dengan
ASI
Tanpa
nafkah dari seorang suami
/5/
Ha......
Nak
Ibu
menyayangi mu
Melebihi
diri ibu
Asal
kau tahu
Sembilan
bulan
Kau
dalam kandungan ibu
Banyak
cemoohan
Yang
ibu derita
Sampai
harus memilih
Meninggalkan
ayahmu
Guna
menyelamatkan nyawa mu
Sebab
Ayahmu
sendiri
Sangat
tak menginginkan hadirmu
Di
dunia ini
Hingga
Tak
heran sampai sekarang
Ia
tak sekalipun
Mencari
tahu perihal
Ibu
dan kamu
Ha...
Nak
Maafkan
ibu
Yang
terlalu memaksamu
Mengerti
secepat mungkin
Kehidupan
ini yang penuh
Dengan
kekurangan
Tapi
Ibu
bersumpah
Pada
mu nak
Ibu
takkan
Membiarkan
mu
Menjatuhkan
air mata
Perih
nestapa
Sebab
Ibu
akan selalu ada untukmu
Meskipun
Harus
berdarah-darah
Karena
kau adalah kado
Terindah
dari Tuhan
Yang
Tuhan titipkan
Untuk
ibu jaga
Hingga
akhir menjemput
Jayapura,
6 September 2021