Keterbatasan Hidup di Desa, namun Harganya Mahal bagi Orang Kota (Pergulatan Mempertahankan Hidup di Pedesaan)

Keterbatasan Hidup di Desa, namun Harganya Mahal bagi Orang Kota (Pergulatan Mempertahankan Hidup di Pedesaan)

Masyarakat Dusun Numbei, Desa Kateri - Kabupaten Malaka foto bersama seusai musyawarah (hola asuk molan) bersama di salah satu rumah adat di pusat perkampungan. 



Setapak rai numbeiHidup di desa itu asyik. Berbeda dengan hidup di kota. Ya, logika kecilnya seperti itu walaupun di desa itu terbatas, lebih-lebih sering padam. Ah. Jadi tidak asyik. 

 

Stop dulu ketidak-asyikan itu. Di balik semua keterbatasan di desa ada hal yang jauh lebih berharga dan patut disyukiri. Dan hal itu yang membuat orang-orang kota ingin sekali pergi ke pedesaan.

 

Saya memang hidup di daerah semi perkotaan, sedikit paham tentang keadaan di kota, semua serba ada. Ya, hidup di kota itu bisa dikata semua akses tersedia. Jaringan normal, hidup mewah, mall keren, cafe mewah, hotel, pasar besar, dan belanja mudah tapi mahal. Dan di desa malah sebaliknya.

 

Walaupun orang-orang desa miskin (dalam tanda yang mayoritas orang tua tak punya Android di era modern ini), mereka juga bahagia, bahkan sangat bahagia. Saya orang desa tentu paham seluk-beluk kehidupan masyarakat di desa. Mengapa?

 

 

BERKAH AKSES YANG TERBATAS

 

Mana ada terbatas membawa berkah? Saya tegaskan, berbicara masalah keterbatasan, bukan berarti di desa orang-orang sangat lesu dan mengeluh parah.

 

Anak jaman sekarang, siapa yang tidak tau informasi. Siapa yang berani tidak memagang HP. Tidak ada. Zaman pun menuntut kita untuk membeli HP. Apalagi musim pandemi yang semakin hari semakin mengganas. Yang jelas, sekolah pun harus menggunakan Android/HP alias daring.

 

Orangtua di desa, justru bahagia karena tidak memiliki Android. Entah karena keterbatasan secara finansial ataupun karena buta huruf. Mereka enjoy-enjoy saja, tak perlu sibuk cari informasi, berita terkini, berita terhangat dan isu-isu aktual. 

 

Mereka tidak repot-repot memikirkan Undang-Undang ITE, tidak repot-repot memikirkan perdebatan Jerinx dan Dr. Tirta, apalagi mau menyimak tentang menyumpah serapahi kenerja pemerintah yang payah.. Ah.. tidak lah. Bikin payah. Mereka tak dengar itu semua, sehingga pikiran mereka tetap fresh dan tentu bahagia.

 

ANTI REPOT YANG PENTING KENYANG

 

"Labele haneo mak susar, moris diak, ha hemu too, uma kain diak" (Buat apa mikir yang tidak penting kalau akhirnya ruwet, yang penting panjang umur, kenyang, semua keluarga sehat sejahtera). Ya, begitulah pemikiran orang-orang desa di daerah saya di Dusun Numbei, Desa Kateri Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, NTT.

 

Saya bersyukur dan merasa sangat beruntung pernah hidup di desa. Semua makanan tersedia. Tanaman subur tinggal petik sudah siap saji, tanpa harus membeli seperti di kota. Jangan kira keterbatasan di desa, tidak bisa mengenyangkan perut. 

 

Justru di desa itu sangat mudah. Semua jenis sayuran ada, kelapa muda campur susu tinggal panjat, singkong, talas mudah dicari. Kandungan nutrisinya pun istimewa. Pokoknya gampang lah. Dan sayuran yang bervitamin bagus itu, justru lebih banyak di desa. Di kota? mana ada?

 

MENCARI PEKERJAAN TIDAK BINGUNG

 

Percaya atau tidak, di desa itu mencari pekerjaan sangat mudah. Harus percaya. Ya, lahan sana-sini luas, itulah yang mereka maksimalkan dalam berocok tanama atau bertani. 

 

Saya selaku orang desa, berharap agar tidak ada orang Eropa, Rusia datang ke desa lagi yang secara terang memberangun sumber penghasilan orang-orang desa seperti tanah. Lalu viral seperti yang di  daerah Tuban baru-baru ini (orang desa tidak butuh viral). 

 

Kalaupun ada yang viral, itu keberuntungan. Seperti jogetan Udin Bara-Bere atau jamet Sumenep yang baru-baru ini juga viral dan diundang ke Trans TV, semua biaya ditanggung. Jogetannya mampu membuat Dewi Persik dan Ivan Gunawan geleng-geleng kepala.

 


Back to topic. "Bisakah bertahan hidup hanya dengan bertani"? Saya berpikir masih adakah pertanyaan lumrah seperti itu. Berarti kalian masih menggunakan pola pikir orang kota yang kaya.

 

Ingat, di desa, profesi utamanya itu bertani, bertani dan terus bertani. Dan apa yang tersedia, mereka memaksimalkannya. Sebut saja lahan. Lahan ditanami jagung, padi, singkong, dan sebagainya. Jika kalian (orang kota) datang ke desa ingin jadi marketing perusahaan, ataupun dokter spesialis handal, mungkin kalian akan ditertawakan. Karena salah alamat.

 

Orang desa itu sederhana. Saya tegaskan kembali. Orang desa TIDAK MAU RIBET. Tak butuh uang banyak, ketika kebutuhan mereka sudah terpenuhi, itu sudah cukup. Keinginan mereka tidak terlalu neko-neko. Yang penting kenyang, sehat dan sejahtera itulah kunci utama untuk hidup bahagia.

 

UDARA BERSIH DAN LINGKUNGAN SEHAT

 

Poin ini poin terakhir, sekaligus poin yang sangat dinanti-dinanti hari libur orang kota. Udara segar hanya ada di desa, bukan seperti AC di kota yang nyaris tidak menyehatkan tapi cuma mendinginkan dan menyejukkan.

 

Udara bersih dan sehat adalah sasaran utama orang kota di saat libur kerja menghampirinya, ingin segera mencari tempat sejuk dan pemandangan berbeda karena sudah sumpek melihat gedung-gedung tinggi menjulang. Tak sedikit di antara mereka yang mengunggah konten di media dengan caption "Morning coffee with a view". Ingat, udara segar dan lingkungan sehat itu ada desa. Beruntunglah mereka yang hidup di desa.

 

Hal sederhana namun sangat mahal harganya bagi orang kota. Setiap hari masyarakat pedesaan nikmati sepuasnya. Suara burung berkicauan, semilir angin sejuk membuat dedaunan melambai-lambai, udara segar yang terjamin bersih, dan suara jangkrik di malam hari, aaahhh rasanya nikmat, tenang dan damai sekali.

 

Apalagi ditambah dengan Rokok yang dililit menggunakan daun lontar dan tembakau asli, teh dan kopi hangat yang diminum di bawah pepohonan untuk berteduh, berkumpul gembira ria, rasanya tak ingin ke mana-ke mana. Aaaahhh waaaahh... sudah-sudah, saya tidak mau bahas semua kenyamanan di desa, tak mau congkak. Nanti kuwalat sama orang kota.

 

 Irama Jalan Setapak Menatap Inovasi Kampung Halaman,

Jumat, 14 Januari 2022

 





 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama