Poster Film Ali & Ratu-Ratu Queens. Source by https://www.imdb.com/title/tt11271990/ |
Setelah penulis menonton film salah satu karya
sutradara Lucky Kuswandi ini, Ali & Ratu-Ratu Queens mengisahkan tentang
Ali seorang anak tunggal yang hidup berdua dengan sang ayah bernama Hasan
karena telah ditinggalkan ibunya, Mia, sejak berumur 5 tahun. Mia terpaksa
pergi meninggalkan suami dan anak semata wayangnya di Indonesia menuju ke New
York untuk mengejar mimpinya sebagai penyanyi dan berjanji akan segera kembali
setelah mimpinya terwujud. Namun hal itu tidak pernah terjadi bahkan Ali dan
Hasan hilang komunikasi dengan Mia beberapa tahun setelah kepergiannya ke
Amerika. Hingga pada saat Ali genap berusia 19 tahun sang ayah, Hasan,
meninggal dunia akibat sakit stroke dan Ali bertekad pergi ke New York mencari
Mia untuk menyampaikan kabar bahwa ayahnya telah tiada sekaligus mencari
jawaban atas kepergian Mia selama ini yang tidak pernah ada kabar.
Setibanya di New York, Ali langsung menuju ke alamat
Mia yang masih disimpan oleh kerabatnya namun yang ditemuinya adalah
teman-teman lama ibunya yang bernama geng ‘Queens’ terdiri dari Party, Biyah,
Ance, dan Chinta. Mereka mengatakan bahwa sudah lama hilang kontak dengan Mia
semenjak ia pindah dari apartemen tersebut, tetapi mereka bersedia untuk turun
tangan mencari keberadaan Mia karena merasa iba dengan keadaan Ali. Setelah
pencarian berhari-hari akhirnya Ali bertemu dengan Mia dengan kondisi yang
mengejutkan. Mia yang selama ini menghilang dari keluarga di Indonesia ternyata
gagal meraih cita-citanya dan telah membangun keluarga baru di sana tanpa
diketahui oleh siapa pun. Bahkan Mia lebih memilih untuk tetap dengan keluarga
barunya dan meminta Ali untuk kembali ke Indonesia. Mendengar hal tersebut Ali
merasa hancur karena sosok ibu yang telah ia tunggu dengan sabar selama
bertahun-tahun telah mengingkari janji dan menelantarkan dirinya serta mendiang
Hasan. Selain Ali, Queens yang merupakan teman-teman lama Mia juga turut merasa
marah atas keputusan yang diambil oleh Mia. Pada akhirnya, Ali memutuskan untuk
meniti karier di Amerika tanpa bayang-bayang sang ibu lagi dan tinggal bersama Queens
dengan membuka restoran bersama di New York.
Menurut penulis, film Ali & Ratu-Ratu Queens sedikit
banyak turut menggambarkan disharmoni yang mungkin dialami juga oleh beberapa
keluarga lainnya dengan kemasan ringan dan mudah dipahami. Syamsul Hadid, dkk
dalam jurnalnya yang berjudul 'Disharmoni Keluarga dan Solusinya Prespektif Family
Therapy' Vol. 18, No. 1, Juni 2020 menyatakan bahwa dari berbagai permasalahan
keluarga tidak terlepas dari peran orang tua sebagai pemegang kunci harmoni
keluarga. Ketika komunikasi orang tua (suami-istri) tidak berjalan dengan
lancar maka akan terjadi kondisi ketidakharmonisan yang disebut dengan istilah
disharmoni keluarga. Seperti pesan tersirat dalam film ini, komunikasi
merupakan kunci dalam keharmonisan. Tanpa komunikasi akan timbul masalah baru
yang lebih berat dan luas hingga membawa pengaruh buruk secara langsung terhadap
anak.