Arti "Pemilih Cerdas", Pemimpin Berkualitas pada Pilkades Serentak 2022 di Kabupaten Malaka, NTT

Arti "Pemilih Cerdas", Pemimpin Berkualitas pada Pilkades Serentak 2022 di Kabupaten Malaka, NTT




Setapak rai numbeiSebentar lagi di Kabupaten Malaka Provinsi Nusa Tenggara Timur akan dilaksanakan pesta demokrasi Pemilihan Kepala Desa untuk periode 2022-2027. Hari pencoblosan Pilkades serentak belum ditentukan secara pasti, tetapi tentunya kita semua berharap, melalui Pemilihan Kepala Desa ini kita akan memperoleh pemimpin yang berkualitas. maka dari itu kita sebagai warga Desa harus menjadi Pemilih Cerdas agar mendapatkan pemimpin yang berkualitas. #JADILAH PEMILIH CERDAS#

Pemilih cerdas artinya pemilih yang rasional, obyektif, memilih berdasarkan penilaian dirinya, bukan atas dorongan uang, faktor saudara, suku dll.


Dengan menetapkan diri sebagai pemilih cerdas tentu memilih tidak sekedar asal memilih, tapi berdasarkan kriteria pilihan. Seperti bagaimana  intregritasnya, komitmennya, dedikasinya dan  menguasai berbagai masalah masyarakat serta bertanggung jawab pada aspiratif terhadap usulan pemilihnya.

Pemilih cerdas, rasional dan obyektif itu adalah pemilih yang memiliki hubungan emosional, bukan hubungan transaksional dengan calon pilihannya dan yakin betul bahwa yang dipilihnya itu bakal menang. Maka pemilih cerdas itu pasti akan melindungi, memelihara, menyayangi serta senantiasa akan mengkampanyekan pilihannya kepada orang lain. Pemilih cerdas itu tak akan merepotkan calon yg akan dipilihnya tetapi malah meringankan beban calon.


Untuk menjadi pemilih cerdas, obyektif dan rasional, pemilih tentunya harus tahu dan memahami kiat-kiat  apa yg akan dibuat ketika calon pilihannya itu menang. Apa dan bagaimana visi misinya, apa logis dan realistis bisa dilaksanakan atau tidak?  Seorang Calon Kepala Desa sebelum mencalonkan atau dicalonkan tentunya harus sudah punya rancangan dan program. Akan kemana,  akan berbuat  apa ketika dirinya kelak terpilih,  apa yang perlu dibenahi, apa yang perlu disegerakan untuk  ditangani.

Pemilih cerdas, rasional dan obyektif,  tentunya sudah bisa membaca, rekam jejak  si calon Kepala Desa selama ini. Apakah ia berwawasan dan pantas untuk menjadi Kepala Desa? Bukan karena alasan suka atau tidak suka, atau alasan saudara kelompok, suku  dan lainnya, apalagi alasan ‘memberi apa dan berapa?’ Melihat trek record calon bisa dilakukan melalui  media, pernyataan-pernyataannya ketika tatap muka dengan masyarakat, atau pengalaman jasa baktinya pada masyarakat selama ini.


Berkaitan dengn pandangan  pemilih cerdas, rasional dan obyektif adalah pemilih yang  bisa membedakan mana calon Kepala Desa yang visioner, berwawasan mana calon Kepala Desa yang hanya mengandalkan popularitas semu, dikenal karena kemampuan ekonominya, karena ‘taburannya’. Pemilih rasional akan dapat membedakan mana calon Kepala Desa yang memiliki visi  mana calon Kepala Desa ambisi.


Calon Kepala Desa yang lebih baik perkataannya, perbuatannya, dan memiliki intregritas  niscaya dia akan lebih bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.  Kriteria calon Kepala Desa visioner seperti itulah kiranya lebih berhak mendapat kesempatan untuk dipilih. Bila kita mendaptkan Kriteria seperti itu yang diinginkan pemilih, karena tentu akan lebih baik dalam mengerjakan programnya ketika terpilih sebagai KEPALA DESA.


Masyarakat sudah mulai terbiasa dengan polarisasi kampanye yang monoton. Maksudnya, praktik kampanye yang penuh dengan obral janji, namun sampai masa jabatanya berakhir pun belum ada bukti. Hal ini tentu akan berdampak kepada partisipasi masyarakat dalam berdemokrasi.


Fakta lain, pesta demokrasi kerap berdampak pada perpecahan antar masyarakat, apapun kontes pemilihanya. Termasuk pemilihan kepala desa.


Yang diperlukan saat ini ialah kedewasaan dalam berpolitik, jangan mudah tersinggung. Kedepankan sikap toleransi, saling menghargai, dan kedamaian.


Jangan mudah disuap, kita mulai benahi proses berpolitik dari diri kita sendiri. Standarisasi untuk memilih bukan dilihat dari siapa yang memberi lebih besar pada saat serangan fajar.


Mulai sekarang, masyarakat jangan mudah baper, kenali betul sosok calonnya. Bagaimana dengan latar belakang kepribadianya? Kira-kira memiliki kepedulian sosial atau tidak? Masyarakat mesti lebih kritis menilai visi dan misi seorang calon kepala desa sebelum menentukan pilihan.


Karena kita ingin desa milik kita bersama, bukan milik Kades pemenang kontes dan juga para koleganya. Masyarakat ingin pemimpin yang berpikir visioner, mampu memaksimalkan desa sebagai subjek pembangunan untuk kesejahteraan bersama.


Kini, masyarakat harus lebih jeli dan cerdas sebelum pelaksanaan Pilkades. Sebab, tentu kita tidak mau kena ghosting oleh calon kepala desa terpilih nanti, bukan?

 


"Pemimpin terhebat belum tentu dia yang melakukan hal-hal terbesar. Tapi, dialah yang membuat orang melakukan hal-hal terbesar." - Ronald Reagan

 





Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama