Barisan
peroboh itu
Sangat
militan
Dan
selalu mengoleksi
Segudang
rencana
Dan
strategi perobohan tiang,
Sebagaimana
dititahkan
Oleh
pendengki dan pendendam adam,
Sang
makhluk baru
Yang
dimuliakan Tuhan.
Mereka,
Rela
berkorban jiwa raga
Demi
kesuksesan agenda.
Mereka,
Berkamuflase
dan menyeteru diri
Lalu
berdiri
Layaknya
pejuang sejati
Seraya
melontarkan petuah-petuah
Yang
sepintas menyentuh hati
Seraya
menyiapkan
Setumpuk
resep ramuan beracun
Yang
dilarutkan
Dalam
jamuan
Pelepas
dahaga jiwa tiruan.
Barisan
peroboh itu
Meretakkan
tiang sekerat demi sekerat.
Untuk
mengenali kelicikannya,
Diperlukan
kejelian
Dan
kejernihan mata batin,
Serta
kebersandaran
Kepada
kepal tangan tuhan
Yang
selalu bersiaga
Untuk
menghancurkan setiap konspirasi
Kapanpun
dan dimanapun.
Maka
berbarislah
Dengan
penuh kerapatan
Dan
kerapian,
Hingga
kemenangan
Menjadi
sebuah keyakinan
Yang tak
tergoyahkan.
MENENGARAI, MENDOBRAK DAN MENGHANCURKAN KEMUNGKARAN
Kemungkaran itu selalu ditiupkan
Ke kerendahan nafas insan
Yang mendekati adat kebinatangan.
Dia dikemas sedemikian rupa
Oleh para penyembahnya
Hingga para korban
Tak merasakan
Ancaman kerusakan
Yang bakal diproklamirkan.
Maka tengarailah tanda-tandanya,
Sedini mungkin dengan kekuatan
Ilmu dan pengalaman
Hingga sesamar apapun,
Penyelamurannya dapat terendus.
Dan jitunya langkah
Dapat dipastikan
Membongkar keremangan
Topeng yang dikenakan.
Maka hancurkanlah kemungkaran
Tanpa menyimak lagi
Slogan tentang kesantunan
Dan rekatnya tali persatuan.
Karena kemungkaran
Seringkali memanfaatkan
Kelonggaran suasana
Untuk menyelinap dan menghancurkan,
Di tengah euforia
Hangatnya persaudaraan.
Senandung Jalan Setapak Anak Desa
Selasa, 08 Februari 2022