Oleh: Georger Dee
aku
adalah pengelana biasa
dengan setumpuk catatan
kegagalan.
namun catatan itu
tidak serta merta
membebaskanku
untuk bersuara
menentang kecacatan
langkah
yang dipertontonkan
di depan mukaku.
ya
aku adalah pengelana
yang di pundakku
tetap melekat kewajiban
untuk meluruskan
pelencengan.
di dadaku
ada gemuruh api
yang sewaktu-waktu akan
menyambar
apa yang seharusnya
perlu untuk
dihanguskan,
ketika peringatan
telah kuteriakkan.
aku adalah pengelana
yang tabu untuk
pedulikan
pujian atau cercaan.
karena keduanya,
adalah duri perintang
yang sewaktu-waktu
siap menggagalkan
agenda perjuangan
yang dijadwalkan
dan dimandatkan
atas kedua kaki
dan tangan.
aku
adalah pengelana biasa.
namun kepadaku telah
diwajibkan
untuk siap menghadapi
dukungan dan pengucilan
atas gelar episode
perjuangan
penegakan aturan Tuhan,
sebagai bagian
dari syarat yang
digariskan
menuju kemurnian
penghambaan
yang sanggup menghapus
setumpuk catatan
kegagalan
yang pernah kutorehkan.