|
Warga Bandung bersama Tentara Republik Indonesia
(TRI) dan laskar rakyat memilih berkorban membakar rumah dan harta benda mereka
daripada menyerah dalam jajahan. Tak ada pilihan lain saat itu bagi warga
Bandung.
Semua dilakukan demi menjaga Bandung agar tak
dijadikan markas strategis militer tentara sekutu dan tentara NICA Belanda
dalam Perang Kemerdekaan Indonesia.
Pejuang Bandung kala itu berada di bawah komando
Kolonel AH Nasution, seorang Komandan Divisi III TRI. Dalam buku Bandung Lautan
Api karya Djajusman (1975), Nasution meminta lampu hijau dari Sutan Sjahrir,
seorang perdana menteri saat pemerintahan Indonesia masih berbentuk Serikat,
untuk melakukan pembumihangusan.
Namun, Sjahrir menolak tegas permintaan Nasution.
Dia meminta untuk mematuhi perintah dan ultimatum Inggris atas nama rakyat.
"Jangan diadakan pembakaran dan sebagainya
karena nanti yang rugi rakyat kita sendiri juga dan yang harus membangunnya
kelak kita," tegas Sjahrir kala itu.
Nasution bimbang. Sebagai komandan dan demi
melindungi rakyat serta mempertahankan harga diri Kota Bandung, dia tidak boleh
takluk pada Sekutu.
Namun, Inggris juga tidak main-main dan serius memerintahkan
pengosongan Bandung bagian utara. Sehingga tak ada pilihan selain
membumihanguskan Bandung.
Pelaksana Tugas Wali Kota Bandung Yana Mulyana
mengatakan, momentum peringatan peristiwa Bandung Lautan Api bisa menjadi
refleksi masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
"Pada saat peristiwa BLA, rakyat Kota Bandung
berkorban harta jiwa. Semoga semangat ini mengingatkan kita selalu optimis
dalam menghadapi Covid-19 karena harus yakin ke depannya Bandung lebih baik
dari hari ini," kata Yana di sela-sela ziarah ke Taman Makam Pahlawan
Cikutra yang menjadi rangkaian peringatan Bandung Lautan Api.
Menurutnya, semangat yang dikorbankan oleh rakyat
bersama tentara Indonesia pada 76 Tahun lalu menjadi inspirasi perjuangan di
masa ini dalam menanggulangi serta upaya memutus mata rantai penyebaran virus
Covid-19.
"Kita tidak mudah berputus asa dalam memerangi
pandemi di negeri tercinta selama lebih dari dua tahun ini. Saya optimis
semangat para pahlawan bisa menjadi semangat bagi seluruh masyarakat Kota
Bandung," tutur Yana.
(hyg/isn)
***
Source: cnnindonesia.com