Tahun lalu, model Rusia bernama Gretta Vedler ini dilaporkan sempat menyebut Vladimir Putin sebagai "psikopat." |
Namun demikian, lapor New York Post, Jumat (18/3/2022), kedua
peristiwa itu diduga tidak berhubungan. Mantan pacar Vedler, Dmitry Korovin,
mengaku mencekiknya sampai meninggal sebelum berkendara sejauh 483 km ke
wilayah Lipetsk dari Moscow, dan meninggalkan mayatnya di bagasi mobil,
lapor Daily Star.
Korovin mengatakan pada
pihak berwenang bahwa ia tidur di kamar hotel selama tiga malam dengan mayat
Vedler, yang dimasukkan ke dalam koper yang baru dibeli. Pria itu kemudian
meninggalkan jenazah mantan kekasihnya di bagasi selama setahun, tapi terus
memperbaharui halaman media sosialnya agar terlihat seperti ia masih hidup.
Rahasia itu terbongkar
ketika teman Vedler, Evgeniy Foster, seorang blogger asal Kharkiv,
Ukraina, curiga, lapor The Sun. Foster memberitahu seorang teman di Moscow
tentang kecurigaannya, dan meminta mereka membuat laporan orang hilang.
Aksi ini kemudian
menuntun pihak berwajib menemukan jasad Vedler. Hingga saat ini, belum ada
informasi tambahan terkait kasus dugaan pembunuhan model tersebut.
Pada Januari 2021,
Vedler telah menyuarakan keprihatinan atas tindakan keras Vladimir Putin terhadap
protes dan keinginan untuk meningkatkan integritas Rusia. "Saya hanya bisa
berasumsi, menurut pendapat saya, psikopati atau sosiopati jelas terlihat dalam
dirinya (Putin)," tulis Vedler di akun media sosialnya, tahun lalu.
Ia menyambung, "Bagipsikopat,
penting untuk terus-menerus mengalami rasa kepenuhan dan ketajaman hidup,
sehingga mereka menyukai risiko, pengalaman intens, komunikasi intens,
aktivitas intens, kehidupan yang intens dan dinamis."
Menurut laporan,
lapor Sun Zip. Vedler lahir pada 1998 di Moskow, Rusia. Ia adalah
bagian dari keluarga penganut agama Kristen, sementara nama lahirnya tidak
diketahui secara pasti.
Sebagai model, Vedler pernah
berkolaborasi dengan beberapa merek fesyen. Kesuksesan kariernya membuat
kekayaan wanita ini ditaksir mencapai 1 juta dolar Amerika Serikat (sekitar
Rp14,3 miliar).
Model Melarikan Diri dari Invasi Rusia
Sebelum ini, dunia
model sudah lebih dulu disoroti melalui aksi model disabilitas Ukraina, Oksana
Kononets, yang berhasil kabur dari invasi Rusia. People melaporkan,
Kononets tiba di AS untuk berpartisipasi dalam sebuah peragaan busana bagi para
penyandang disabilitas.
Acara tersebut
merupakan peragaan busana tahunan yang diselenggarakan Runway of Dreams. Organisasi nirlaba ini mendukung pakaian adaptif
untuk penyandang disabilitas.
Sementara, Kononets
telah menggunakan kursi roda sejak 2012 ketika jatuh dari apartemen lantai
lima. Kejadian itu melukai tulang punggungnya dan membuatnya dinyatakan lumpuh
pada usia 19 tahun.
Membawa Pesan ke AS
Sejak kecelakaan itu,
Kononets mengikuti mimpinya jadi model dan mengembangkan proyek untuk membawa
lebih banyak perhatian pada penyandang disabilitas yang tertarik pada dunia
mode. Itu jadi salah satu dorongan dirinya melarikan diri dari Ukraina pada
awal perang dan membawa pesan ke AS.
"Saya sangat
bangga," kata model disabilitas ini. "Saya datang ke sini, itu adalah
momen yang sangat hebat bagi saya."
Sejak kecelakaan itu,
Kononets mengikuti mimpinya menjadi model dan mengembangkan proyek untuk
membawa lebih banyak perhatian kepada penyandang disabilitas yang tertarik pada
fashion. Itu sebabnya, ia melarikan diri dari Ukraina pada awal perang dan membawa
pesan ke AS.
Kononets awalnya memang
telah berencana menghadiri pertunjukan Runway of Dreams di Los Angeles. Ia pun
menempuh perjalanan selama lima hari dari ibu kota Ukraina, Kiev, saat Rusia
menyiapkan serangan ke negara itu pada akhir bulan lalu.
Kereta Penuh Sesak
Kononets menghabiskan
11 jam di kereta yang penuh sesak demi menuju tempat yang aman di Polandia.
"(Ibu) mengemasi barang bawaan kami, hanya satu barang bawaan, untuk dua
(orang)," kenangnya.
Ia juga menambahkan
bahwa ada "kerumunan besar" di stasiun kereta api. "Kami
berkendara 11 jam ke barat Ukraina, 11 jam," lanjutnya.
Saat tiba, Kononets
bepergian ke Belanda dan akhirnya mendapatkan penerbangan ke Negeri Paman Sam
berkat seorang teman. "Setelah perjalanan ini, saya sangat lelah dan saya
juga tidak bisa membayangkan bahwa saya ada di sini," katanya soal tiba di
Amerika pada 5 Maret 2022.
Infografis Rusia Serang Ukraina dan Dalih Vladimir
Putin
Sumber : Liputan6.com