Empat Yesuit yang dekat dengan pusat jatuhnya bom di
Hiroshima tetapi mereka selamat dari serangan itu dan radiasi yang menewaskan
ribuan orang di bulan berikutnya tidak berpengaruh pada mereka.
Para imam Yesuit – Pastor Hugo Lassalle SJ, Pastor Hubert Schiffer SJ, Pastor
Wilhelm Kleinsorge SJ, dan Pastor Hubert Cieslik SJ berada di pastoran saat
serangan bom tersebut. Pastor Cieslik menulis dalam buku hariannya bahwa mereka
hanya menderita luka ringan akibat jendela pecah – tapi tidak ada dampak dari
energi atom yang dilepaskan. Para dokter yang merawat mereka setelah ledakan
itu memperingatkan mereka bahwa radiasi yang mereka terima akan menimbulkan
penyakit dan kematian dini. Diagnosis tidak ada bukti. Tidak ada gangguan dan
tahun 1976 Pastor Schiffer menghadiri Kongres Ekaristi di Philadelphia dan
menceritakan kisahnya.
Dia mengisahkan bahwa Yesuit lainnya masih hidup dan
tanpa menderita penyakit. Mereka diperiksa oleh puluhan dokter sekitar 200 kali
selama tahun-tahun berikutnya, tanpa dampak radiasi di tubuh mereka.
Keempat religius itu tidak pernah meragukan bahwa mereka telah dikaruniai
perlindungan oleh Tuhan dan Santa Perawan Maria. “Kami ingat pesan Fatima dan
kami berdoa Rosario setiap hari,” jelas mereka.
Uskup Tarcisio Isao Kikuchi dari Niigata mengatakan pada 6 Agustus bahwa Jepang
dapat berkontribusi untuk perdamaian “Tidak dengan senjata baru, tetapi dengan
kegiatan mulia yang memiliki sejarah panjang dalam pertumbuhan dunia dan dengan
cara tertentu di negara berkembang.”
Uskup Kikuchi menambahkan, “Kontribusi untuk
pembangunan, penghormatan terhadap martabat manusia, akan sangat dihargai dan
dihormati oleh masyarakat internasional.”
Sumber:
ucanews.com/indonesia.ucanews.com/2015/08/11