Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada konferensi pers di Gedung Parlemen di Canberra, Selasa (23/3). Foto: AAP Image/Mick Tsikas |
PM Scott Morrison
merasa tak nyaman duduk di meja yang sama dengan seseorang yang telah dituduh
sebagai pelaku kejahatan perang. Morrison menyebut hal ini sebagai langkah yang
keterlaluan.
“Untuk duduk di meja
yang sama dengan Vladimir Putin, yang dikecam Amerika Serikat sebagai pelaku
kejahatan perang di Ukraina, bagi saya adalah langkah yang keterlaluan,” kata
Morrison saat konferensi pers, dikutip dari CNN.
“Kami telah meningkatkan kekhawatiran tentang
ini. Rusia telah menginvasi Ukraina. Maksud saya, ini adalah tindakan kekerasan
dan agresif yang menghancurkan aturan hukum internasional,” tambah Morrison.
Indonesia adalah
pemegang kepemimpinan G20 sepanjang 2022. Pertemuan antar kepala negara dan
pemimpin negara anggota G20 di Indonesia akan digelar pada Oktober mendatang.
Dubes Vorobieva
mengatakan Putin bersedia menghadiri KTT G20 apabila tidak ada halangan.
Pernyataan Vorobieva disampaikan saat AS dan sekutu Baratnya sedang menilai apakah Moskow berhak tetap berada dalam aliansi G20 atau tidak.
Seorang sumber Uni
Eropa mengkonfirmasi diskusi tentang status Rusia pada pertemuan G20 mendatang.
“Sudah sangat jelas
bagi Indonesia bahwa kehadiran Rusia pada pertemuan tingkat yang akan datang
akan sangat bermasalah bagi negara-negara Eropa,” kata sumber tersebut, dikutip
Reuters.
Kementerian luar negeri
Indonesia menolak mengomentari seruan agar Rusia dikeluarkan dari G20.
Sementara, Dubes Vorobieva mendesak Indonesia untuk tidak terseret oleh seruan
dari negara-negara Barat.
"Kami sangat
berharap pemerintah Indonesia tidak menyerah pada tekanan mengerikan yang
sedang diterapkan oleh Barat," kata Vorobieva.
“G20 bukan sekadar
konferensi. G20 adalah sebuah proses. Ada banyak pertemuan yang diadakan oleh
Indonesia baik online maupun offline dan Rusia berpartisipasi aktif dalam
pertemuan tersebut,” tambahnya.
***
Sumber: kumparan.com
Penulis: Airin Sukono.