Ini tentang dia yang
sudah lelah dengan segala kuatnya menahan diri dari hantaman masalah yang
datang tiada habisnya.
Tentang dia yang sudah
cukup lama menahan sakit dalam dirinya, dengan membuat orang lain bahagia
karenanya.
Dia yang selalu
bersikap seolah semua baik-baik saja, hanya karena tak ingin membuat orang lain
khawatir akan keadaannya yang penuh dengan luka tak kasat mata.
Dia yang selalu
menutupi dukanya dengan senyum lebar yang ia perlihatkan di keramaian. Namun
menangis sejadi-jadinya dan berteriak keras dalam keheningan.
Kadang kala, dia
membenci dirinya sendiri yang selalu berbohong dan selalu berusaha menutup
diri, ketika seseorang bertanya. "Kamu kenapa?" dan dia selalu
menjawab, "Aku tak apa-apa."
Pada kenyataannya, dia
rapuh, dia lemah, dia sekarat namun sangat pasrah pada semesta yang menurut dia
tak pernah adil padanya.
Sementara di tempat
lain, ada seseorang yang dengan senang hati ingin mendengar ceritanya, mengelus
pundaknya, dan ikut menangis dalam cerita yang ia bagi tanpa ada keraguan dalam
hatinya yang penuh dengan duri nestapa.
Bagiku, dia adalah
seseorang yang sangat kuat dan tangguh. Hanya saja, saat ini dia sedang
kelelahan, dan butuh sandaran untuk mengistirahatkan hati dan pikirannya yang
belakangan ini tak karuan.
Gubuk Jalan Setapak, 18 April
2022
di Ruang Relung