Menjadi Kepala Sekolah Profesional: Antara Harapan dan Kenyataan (Potret dari Syukuran Pelantikan Kepala Sekolah SMA Bina Mandiri Sukabi, Bapak Melki Menu)

Menjadi Kepala Sekolah Profesional: Antara Harapan dan Kenyataan (Potret dari Syukuran Pelantikan Kepala Sekolah SMA Bina Mandiri Sukabi, Bapak Melki Menu)

Foto bersama Kepala Sekolah SMA Bina Mandiri Sukabi, Kabupaten Malaka Bapak Melki Menu bersama istri dan anak-anaknya


Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk Numbei)Ketika banyak orang berniat bahkan berambisi untuk menjadi pimpinan, ada orang berpandangan bahwa lebih baik menjadi bawahan daripada menjadi pemimpin yang sibuk dengan segala urusan termasuk mengurus bawahan yang “nakal”. Tegasnya, menjadi pimpinan bukan merupakan impian semua orang. Mengapa? Karena tidaklah mudah ketika seseorang dengan segala keunikan dirinya merangkul dan memimpin semua orang (baca: bawahan dan semua pihak terkait) yang masing-masing dengan kekhasannya.

 

Dalam tulisan singkat ini hendak dipaparkan bagaimana menjadi seorang Kepala Sekolah, antara impian indah dalam sebuah cita-cita -di satu pihak- versus fakta –di pihak lain- yang akan dialami langsung yang mengandung potensi konflik. Namun tulisan ini sebatas sebuah ulasan teoritis yang dipadukan dengan pengamatan sebagai pegiat dunia pendidikan.

 

Tugas dan Peran Sentral Kepala Sekolah

 

Siapa sebetulnya seorang kepala sekolah itu? Dia adalah salah satu guru yang diberi kepercayaan dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah.

Di pundak seorang pemimpin diletakkan banyak hal yang menjadi harapan publik di lingkup instansi yang dipimpinnya. Maka menjadi seorang pemimpin seperti kepala sekolah meliputi banyak hal dan aspek, yang diakumulasi dalam tugas–tugas sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, innovator, dan motivator.

Sebagai edukator, seorang kepala sekolah berupaya meningkatkan profesionalisme semua komponen di lingkup kerjanya dengan menciptakan iklim sekolah yang kondusif. Dengan demikian ia dapat dengan leluasa memberikan nasehat, mendorong dan melaksanakan model pembelajaran yang menarik seperti team teaching, moving class, accelaration program, dan lain-lain.

Sumidjo seperti yang dikutip oleh Mulyasa (2013: 99-100) menegaskan, sebagai pendidik (edukator), seorang kepala sekolah harus berusaha menanamkan, memajukan dan meningkatkan pembinaan mental, moral, fisik dan artistik. Dengan pembinaan mental yang baik dan terus-menerus, kiranya para stakeholder sekolah semakin hari semakin menghayati tugasnya sebagai karya kemanusiaan bukan sekedar sarana perolehan nafkah. Demikian pula para peserta belajar semakin hari merasa at home, kerasan atau betah di sekolah tempat mereka menimbah ilmu dan aneka pendidikan. Dengan pembinaan moral, kepala sekolah mendidik segenap komponen sekolah menyangkut sikap, tutur kata dan perbuatan serta hak dan kewajiban masing-masing tenaga pendidikan dan peserta didik.

Selain itu kepala sekolah juga membina warga sekolahnya tentang hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani, kesehatan fisik dan penampilan lahiriah yang baik ketika berada dalam lingkungan sekolah maupun di tengah masyarakat. Dan yang tidak terlupakan, seorang kepala sekolah juga perlu membina kepekaan terhadap keindahan sekolah baik di dalam ruangan-ruangan maupun di lingkungan sekitarnya.

Dalam peranannya sebagai manajer, seorang kepala sekolah sebaiknya secara strategis mendorong dan memafasilitasi kerjasama yang baik, memberi ruang dan waktu untuk berkreasi meningkatkan kinerja kerja masing-masing pihak, dan menggunakan kemampuan individual sebagai kekuatan bersama dalam membangun sekolah yang dipimpinnya. Dalam kebersamaan kepala sekolah memanfaatkan segenap kekuatan sekolah dalam mewujudnyatakan visi dan misi sekolah (serta spiritualitas sekolah –khusus sekolah swasta).

Sebagai administrator, kepala sekolah selalu berhubungan dengan hal menyangkut pencatatan, penyusunan dan pendokumenan seluruh aktivitas sekolah. Kosekeuensinya, seseorang yang terpilih menjadi kepala sekolah haruslah paham benar tentang pengelolaan kurikulum, administrasi peserta didik, administrasi personalia, sarana prasarana, kearsipan, dan administrasi keuangan. 

Sebagai pemimpin di lembaga pendidikan formal sekolah, tugas dan tanggung jawab yang amat penting juga adalah perannya sebagai supervisor.Dalam hal ini segala aktivitas di sekolah ini disupervisi. Ada pengawasan dan pengendalian sebagai kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan serta sesuai dengan visi, misi dan spiritualitas sekolah yang dipimpinnya.

Kegiatan supervisi dapat dibuat dalam bentuk diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi pembelajaran.

Selain tugas-tugas di atas, kepala sekolah juga sebagaileader,yang senantiasa memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga pendidikan, membuka wawasan dua arah, mendelegasikan tugas. Untuk itu, menurut Wahjosumijo seperti yang dikutip oleh Mulyasa, seorang kepala sekolah harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan profesional, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan (Mulyasa, 2013: 115). 

Sebagai innovator, kiranya seorang kepala sekolah senantiasa membuat terobosan-terobosan baru yang dapat menunjang dan meningkatkan kualitas segala aktivitas di sekolah. Orang yang inovatif diindikasikan dengan karya-karya yang bersifat konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional dan obyektif, pragmatis. Keteladanan, kedisiplinan, adaptable, dan fleksibel juga ciri-ciri yang menggambarkan seseorang itu mampu membuat inovasi di lingkungan tempat kerjanya.

Orang yang inovatif biasanya berusaha mencari, menemukan dan melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolahnya. Hal-hal baru seperti moving class,pembelajaran berbasis ICT dilengkapi dengan kecakapan menggunakan program-program komputer tertentu dalam presentasi merupakan contoh konkret pembaharuan di sekolah. 

Sebagai motivator, seorang kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada segenap tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Peran ini bisa diwujudkan dengan pengaturan lingkungan fisik yang kondusif dan menunjang pelaksanaan tugas masing-masing komponen sekolah. Apalagi jika ditunjang dengan menciptakan suasana kerja sama yang baik dan sehat serta profesional, orang akan semakin terdorong untuk bekerja dengan lebih giat dan menunaikan tugas dan tanggung jawabnya di sekolah sesuai job desciption.

Dalam hubungan dengan motivasi juga, keteladanan seorang kepala sekolah dalam hal kedisiplinan sangat berpengaruh. Meningkatkan profesionalisme di sekolah antara lain dengan memupuk kedisiplinan.

Pemberian motivasi atau dorongan perlu juga disertai pemberian penghargaan (rewards) kepada bawahan atau rekan kerja di lingkungan sekolah. Dengan itu setiap komponen dengan sadar bekerja sesuai “tupoksi” (tugas pokok dan fungsi) secara positif dan produktif (Mulyasa, 2013: 122).

 

Harapan Versus Kenyataan

Semua tugas, peran dan tanggung jawab sebagaimana dibeberkan di atas merupakan harapan yang patut dimiliki dan dibuat oleh seorang kepala sekolah. Namun dengan besar hati perlu disadari bahwa perwujudannya tidak semudah menganggukkan kepala tanda setuju. Ada saja aral rintangan menghadang.

Banyak hal yang dicita-citakan tidak selamanya dapat dibuktikan. Banyak hal yang direncanakan mungkin akan gagal. Kalau toh terpenuhi belum tentu sesuai dengan rencana dan harapan.

Karena itu dalam pelaksanaan tugas, peran dan tanggung jawabnya seorang kepala sekolah harus bermodalkan keuletan dan sikap bijaksana. Sebab memimpin orang baik para guru bawahan dan pegawai serta para peserta didik dengan segala keunikan diri hanya bisa berhasil jika ia dengan sabar dan lapang dada berhadapan dengan segala permasalahan yang bakal menghadang.

Buiuduk Fehan, Kabupaten Malaka

Sabtu, 23 April 2022


 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama