Habib Ja'far Al-Hadar Bahas Kemiripan Islam dan Katolik ketika Persiapkan Hari Raya

Habib Ja'far Al-Hadar Bahas Kemiripan Islam dan Katolik ketika Persiapkan Hari Raya

Habib Ja'far Al-Hadar [Noice]


Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk Numbei)"Berbeda tapi Sama" yang diasuh Habib Ja'far Al-Hadar menjadi salah satu podcast favorit di Noice. Podcast ini kerap membahas segala aspek kehidupan lewat kacamata Habib Ja'far, yang melihat perbedaan menjadi sebuah hal yang positif.

Selama Ramadhan, podcast ini mengangkat segmen spesial bertajuk "Habdan" atau "Habib Ramadan", membahas segala topik yang sering ditanyakan seputar bulan suci Ramadhan khususnya dari kalangan non-muslim.

Untuk episode terbaru, podcast yang tayang tiap Kamis ini mempunyai tajuk "Kemuliaan Malam Lailatul Qadar dan Natal". Di edisi spesial ini, Habib Ja'far mengundang Pastor Romo Andreas Subekti, untuk membahas semua hal yang berbeda dan serupa antara agama Islam dan Katolik.

Episode kali ini mengulik lebih dalam mengenai Malam Lailatul Qadar dan Hari Natal, tentang bagaimana kesucian antara momen penting dari dua agama ini.

"Lewat podcast ini, kita mau membangun kebersamaan di tengah perbedaan yang ada serta memberikan makna tersendiri dari cerita seputar agama Islam dan membantu non-muslim memahami indahnya religi Islam," ujar Habib Ja’far Al-Hadar.

Menurut Habib Ja'far Al-Hadar, Islam dan Katolik memiliki kemiripan ketika mempersiapkan Hari Raya. Misalnya hari-hari sebelum malam Lailatul Qadar, semua umat Muslim harus berpuasa. Dan pada saat yang sama, umat Katolik juga melakukan hal serupa yakni berpuasa 40 hari sebelum Paskah.

Selain Islam memiliki perintah wajib untuk menjalankan puasa sebulan penuh selama Ramadhan, di Katolik pun demikian. Di dalam Katolik, ada pula ajaran untuk menahan nafsu, terutama untuk tidak mengkonsumsi apa yang disukai, seperti makanan favorit.

"Dari situ kita bisa melihat bahwa 'berpuasa' dari dua religi, Islam dan Katolik pada praktiknya dilakukan secara berbeda tetapi tetap mempunyai makna yang sama. Dalam Islam ada istilah 'sedekah terbaik adalah barang yang paling kamu cintai' maka hal tersebut sangatlah relevan karena kita bukan mengorbankan suatu barang tapi rasa cinta terhadap barang tersebut. Hal inilah yang juga tergambar dari makna berpuasa, yakni untuk menahan hawa nafsu dan khilaf, sebagai pengorbanan kita kepada Allah atas segala hal yang telah Ia lakukan untuk kita," tutur Habib Ja'far.

Selain itu, Habib Ja'far Al-Hadar juga membas mengenai makna Malam Lailatul Qadar. Menurut dai 33 tahun ini, malam tersebut adalah malam yang istimewa karena di hari itu, Alquran diturunkan dari langit. Di malam itu roh dan malaikat juga diturunkan dari langit dan bumi, maka banyak juga yang menyebut sebagai Hari Raya-nya malaikat.

"Siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan, Allah ampuni dosanya setahun ke belakang dan setahun kedepan. Bulan suci ini mempunyai banyak kemuliaan dari mulai momen bagi kita membersihkan hati hingga diampuninya semua dosa-dosa dan khilaf kita oleh Allah," ucap Habib Ja'far.

***

Source: suara.com

 


Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama