Tepat di tahun 2014,
Angkasoni ditangkap karena terbukti memiliki alat pengisap shabu. Saat itulah
dirinya dijatuhi hukuman 4.9 tahun. Di dalam penjara, kisahnya dimulai.
Dengan bakat bermain
gitar, dia pun dijadikan sebagai anggota geng di dalam penjara. Karena
mendapatkan rasa aman dari narapidana yang dikenal berpengaruh di sana,
Angkasoni pun tak punya sedikit rasa takut jika diganggu oleh penghuni penjara
lainnya.
“Di dalam penjara itu
saya bukannya tambah bertobat malah tambah parah. Di dalam itu kejahatannya
semuanya kita bikin, mulai dari ribut bahkan kalau orang yang ada hutang saya
tagih, saya tusuk kalau gak bayar,” ungkap Angkasoni.
Namun siapa sangka, di
suatu siang bolong, tiba-tiba dia mengalami hal yang aneh. Dia mengaku bertemu
dengan sosok malaikat pencabut nyawa. “Jadi dia pake kayak jubah panjang hitam
dan tiba-tiba (saya) tidak bisa bernapas. Mau tarik napas gak bisa. Cuma satu
(yang saya lakukan) saya berdoa sama Tuhan. “Tuhan kalau sembuh, saya mau
bertobat. Kalau sembuh betul-betul saya mau bertobat ini. Gak mau nakal-nakal
lagi.”” Ungkapnya.
Saat itu, Tuhan pun
menyembuhkan dirinya. Namun sebagai manusia biasa yang dipenuhi kedagingan,
setelah dua minggu kemudian Angkasoni kembali melakukan kejahatannya.
Tapi Tuhan
tampaknya tak mau berhenti berurusan dengan hidupnya. Suatu pagi, Angkasoni
mendengar suara sayup-sayup dan menyuruhnya untuk membaca Alkitab. “Angli baca
firman!” demikian suara tersebut berseru.
Ketika itulah sekujur
tubuh Angkasoni bergetar dan tiba-tiba air mata mengalir deras dari kelopak
matanya. Dia merasa tak layak. Namun jauh di dalam lubuk hatinya, ada dorongan
untuk ikut ibadah. Sayangnya niat ini hanya berlangsung selama 1 bulan saja.
Setelah itu dia kembali mengulangi perbuatannya.
“Bagaimana saya
bertobat? Bagaimana saya berubah sedangkan semuanya masih pakai (narkoba)?
Sudah semakin hari semakin rusak, kita (saya) dengar lagi suara Tuhan kencang
sekali di samping telinga saya “Angli baca firman dan mengertilah.”” Jelasnya.
Saat itulah Angkasoni
mulai mengambil posisi, berlutut dan berdoa. Dia meminta supaya Tuhan
menolongnya keluar dari jurang narkoba tersebut dengan cara tidak lagi ada
pengedaran narkoba di dalam penjara.
“Tuhan peduli dengan
satu jiwa ini mau bertobat, mau berubah. Karena saya pernah bilang “Tuhan kalau
di penjara ini masih ada yang sering masuk-masukin (narkoba) bagaimana kita
(saya) mau bertobat?”
Jalan Pertobatan Angkasoni
Sejak penjara merazia
pengedaran narkoba di dalam sel penjara, sejak itulah dirinya mulai bisa fokus
untuk mencari Tuhan. Dia mulai mengikuti ibadah dan belajar mendengar kebenaran
firman Tuhan.
“Tuhan datang ternyata
bukan untuk orang-orang yang benar. Tapi untuk orang-orang yang berdosa.
Berarti saya ini berharga di mata Tuhan. Jadi ketika saya dengar firman itu,
saya mulai mengerti betapa cintanya Tuhan kepada kita,” terangnya.
Angkasoni yang hampir
seluruh hidupnya terikat dengan narkoba, kini diubahkan sepenuhnya di dalam
Tuhan. Firman Tuhan yang selalu dia renungkan terbukti berkuasa membuat
hidupnya menjadi baru.
“Saya mulai membaca
firman Tuhan, saya mulai berdoa, saya mulai puasa. Doa puasa..doa puasa setiap
saat. Cintanya Tuhan itu yang saya rasakan,” ungkapnya.
Kejadian-kejadian yang
hampir merenggut nyawanya dipakai Tuhan sebagai kesempatan kedua agar Angkasoni
berubah dan kembali ke jalan Tuhan. Diapun bersyukur bahwa semua itu bisa dia
lewati dengan baik. “Baiklah kita hidup di oleh Roh maka segala hasrat
kedagingan akan hilang,” pungkasnya.
Setelah bebas dari
penjara, Angkasoni menjalani hidupnya untuk melayani Tuhan.
Sumber : Jawaban.com