Pemerintah di Flores NTT Awasi Kelompok Gerakan Kristen yang Berasal dari China

Pemerintah di Flores NTT Awasi Kelompok Gerakan Kristen yang Berasal dari China

Para angora Gereja Tuhan yang Maha Kuasa (Almighty God) mengadakan sebuah reli untuk mengenang 30 tahun pembantaian di Lapangan Tiananmen di Capitol, Washington, AS pada 4 Juni 2019. (Foto: AFP)


Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk)Pemerintah Kabupaten Manggarai di Provinsi Nusa Tenggara Timur menyatakan sedang mengawasi sebuah kelompok gerakan Kristen yang berasal dari China dan terus berupaya menggaet orang-orang Katolik untuk bergabung dengannya.

Dalam sebuah pernyataan, Gondolpus B. Nggarang, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Manggarai, mengatakan saat ini mereka “melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap orang-orang yang diduga terpapar” gerakan yang disebut Gereja Tuhan yang Maha Kuasa (Church Almighty God, CAG) itu.

CAG, juga dikenal sebagai Eastern Lightning, diyakini memiliki sekitar 3-4 juta anggota di Tiongkok. Kelompok ini dilaporkan dibidik rezim Komunis karena sikap anti-pemerintahnya, sementara kelompok-kelompok Kristen arus utama melihatnya sebagai gerakan pemujaan yang radikal.

Nggarang menyatakan, di kabupaten Manggarai, kelompok ini dipimpin oleh seorang ibu bernama Maria Fatima Susur, dan gencar melakukan perekrutan anggota baru, termasuk anak-anak sekolah melalui media sosial.

“Sasaran mereka adalah ibu-ibu dan kaum perempuan lainnya, baik yang ada hubungan keluarga dengan mereka, maupun tetangga di sekitar tempat tinggal mereka,” katanya.

Ia mengatakan, mereka mengetahui keberadaan kelompok ini setelah pada Mei dilaporkan oleh Yohanes Latus, suami dari Susur karena isterinya itu “tidak lagi ke Gereja Katolik untuk mengikuti Misa.”

“Suaminya tidak setuju karena ajaran kelompok itu berbeda dengan keyakinannya sebagai orang Katolik. Anak-anak mereka sempat dipengaruhi oleh ibu mereka, tapi mereka tidak mau mengikutinya,” katanya.

Ia menjelaskan, karena Susur terus berupaya membujuk suami dan anak-anaknya untuk mengikuti kelompok itu, ia akhirnya diusir dari rumahnya.

Nggarang mengatakan, mereka telah mencaritahu lebih dalam tentang kelompok ini lewat salah satu anggota mereka, seorang siswi sebuah Sekolah Menengah Kejuruan di Ruteng, di mana mereka menemukan bahwa kelompok ini mengajarkan bahwa “Tuhan Yesus melakukan karya keselamatan untuk umat manusia, namun karya-Nya belum tuntas atau belum selesai.”

“Karena itu Tuhan datang lagi untuk kedua kalinya dan Tuhan datang melalui seorang perempuan yang berada di China dan merupakan pimpinan tertinggi dari kelompok ini,” jelasnya.

Perempuan di China itu merujuk pada Yang Xiangbin, yang disebut-sebut sebagai pimpinan Eastern Lightning, meski pemimpin sebenarnya adalah kekasihnya, Zhao Weishan, yang pertama kali mulai memproklamirkan keilahian Yang.

Nggarang mengatakan, kelompok ini meyakini bahwa “karya keselamatan di dunia ini menjadi sempurna karena Tuhan sendiri yang melakukan tugasnya melalui pimpinan ini dan ajarannya,” katanya.

“Kelompok ini meyakini bahwa perempuan merupakan manusia istimewa karena Tuhan datang melalui perempuan,” katanya.

Ia mengatakan, kelompok ini tidak memiliki tempat untuk ibadah, dan kebanyakan melakukan koordinasi lewat grup dalam aplikasi WhatsApp.

Selama tahun ini mereka sudah melakukan dua kali pertemuan tatap muka di kabupaten itu, salah satunya adalah di sebuah Gua Maria di Golo Curu, pinggiran kota Ruteng.

Ia mengatakan, dari grup WhatsApp yang mereka selidiki, anggota kelompok ini sekitar 700 orang di seluruh Indonesia, di mana terbanyak adalah di Kabupaten Manggarai dan tersebar di tiga kecamatan.

Dari grup WhatsApp itula h,kata Nggarang, para anggota mereka mendapat doa, peneguhan, dan doktrinasi ajan, juga sejumlah buku.

Ia menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Manggarai telah menengagendakan pertemuan dengan para kepala sekolah SMP dan SMA/SMK untuk menyampaikan keberadaan kelompok ini.

“[Kami juga] menyampaikan himbaun kepada umat Kristen, melalui pastor paroki atau pendeta Protestan, dan meminta para camat untuk memantau pergerakan aliran atau kelompok ini,” katanya.

Didirikan pada tahun 1991, CAG dikenal karena menggunakan taktik perekrutan ilegal seperti penculikan untuk ekspansi.

Laporan media mengatakan Zhao dan Yang pindah ke AS pada tahun 2000 dan mengawasi operasi CAG dari New York City.

Pasangan itu telah menyatakan perang terbuka melawan Partai Komunis Tiongkok, melabelinya sebagai “naga merah.”

CAG telah dilarang di China karena sikap anti-pemerintahnya dan terdaftar di antara Xie Jiao [gerakan keagamaan yang dilarang] seperti kelompok sekte kontroversial lainnya, Falun Gong.

Romo Laurensius Sopang, Pastor Paroki Gereja Roh Kudus di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat mengatakan, dia tidak memiliki informasi mengenai keberadaan kelompok itu di parokinya.

“Namun, di antara para imam, keberadaan kelompok ini menjadi bahan diskusi. Kami akan senang bekerja sama dengan pemerintah untuk mengurangi pengaruh mereka,” katanya.

Sumber: Alert-sounds on Chinese Christian cult in Indonesia

 



 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama