Bendera pelangi digantung di dinding sebuah gereja Katolik yang terbuka untuk pemberkatan pasangan sesama jenis di Cologne, Jerman, 10 Mei 2021. (Foto: Reuters) |
Dokumen yang
diterbitkan di situs web Konferensi Waligereja Belgia menyarankan sebuah ritual
yang mencakup doa dan pemberkatan untuk perkawinan sesama jenis yang stabil.
Tapi dokumen itu menekankan bahwa perkawinan tersebut bukan "apa yang
Gereja pahami dengan pernikahan sakramental".
Dikatakan bahwa Gereja
ingin menjadi "dekat secara pastoral dengan orang-orang homoseksual"
dan menjadi "Gereja yang ramah yang tidak mengecualikan siapa pun."
Ritual perkawinan itu
akan dimulai dengan doa dan termasuk komitmen oleh dua orang di depan keluarga
dan teman-teman untuk setia satu sama lain. Ritual itu akan diakhiri dengan
lebih banyak doa dan apa yang disebut dokumen itu sebagai
"pemberkatan".
Juru bicara Vatikan
tidak segera berkomentar.
Pada Maret 2021,
sebagai tanggapan atas pertanyaan resmi dari sejumlah keuskupan Katolik Roma
tentang apakah praktik pemberkatan pernikahan sesama jenis diperbolehkan,
kantor doktrinal Vatikan, Kongregasi untuk Ajaran Iman (CDF), memutuskan bahwa
itu tidak diperbolehkan.
Pada saat itu, CDF
mengatakan keputusannya "tidak dimaksudkan sebagai bentuk diskriminasi
yang tidak adil, melainkan pengingat akan kebenaran ritus liturgi" dari
sakramen pernikahan dan pemberkatan yang terkait dengannya.
Menanggapi putusan itu,
Uskup John Bonny dari Antwerp mengatakan dia merasa "malu untuk Gereja
saya" dan meminta maaf kepada mereka yang dia katakan telah terluka oleh
keputusan "menyakitkan dan tidak dapat dipahami".
Sebelumnya, Paus
Fransiskus mengatakan dia menentang pernikahan sesama jenis di Gereja tetapi
mendukung undang-undang serikat sipil untuk memberikan pasangan sesama jenis
perlindungan hukum dan hak-hak seperti warisan dan perawatan kesehatan bersama.
Seorang juru bicara
para uskup, Geert De Kerpel, mengatakan niat mereka bukan untuk menentang
keputusan Vatikan.
"Ini pertama dan
terutama pesan positif," katanya kepada Reuters, seraya menambahkan
bahwa itu sesuai dengan seruan paus untuk Gereja yang lebih inklusif.
Dokumen uskup Flemish
mengatakan bahwa beberapa gay Katolik tetap selibat dan bahwa Gereja
menghargainya. Gereja mengajarkan bahwa meskipun orientasi homoseksual tidak
berdosa, tindakan homoseksual adalah dosa.
Tetapi dokumen itu
menambahkan bahwa "beberapa lebih suka hidup sebagai pasangan, dalam
persatuan yang langgeng dan setia dengan pasangan" dan bahwa hubungan
seperti itu "juga dapat menjadi sumber kedamaian dan kebahagiaan
bersama".
Para uskup mencela
"kekerasan homofobik," dan mengatakan mereka ingin "secara
struktural menekankan komitmen pastoral mereka kepada orang-orang
homoseksual".
Mereka mengumumkan
penunjukan Willy Bombeek, seorang Katolik gay, sebagai anggota staf tambahan di
departemen mereka untuk perawatan pastoral keluarga untuk mengawasi perawatan
umat Katolik gay.
Seorang dengan tugas
serupa akan ditunjuk untuk setiap keuskupan di Flanders, bagian Belgia yang
berbahasa Belanda.
"Saya bangga
menjadi bagian dari Gereja Flemish," kata Bombeek kepada Reuters.
"Saya berharap umat beragama di negara lain juga bisa mengalami ini, dan
mudah-mudahan ini baru permulaan".
Francis DeBernardo,
direktur eksekutif kelompok LGBTQ Katolik yang berbasis di AS, New Ways
Ministry, mengatakan langkah itu akan menjadi berkat bagi pasangan itu dan bagi
Gereja.
"Para uskup ini
mengakui bahwa cinta adalah cinta. Cinta lebih penting daripada perilaku
seksual, dan cinta adalah sesuatu yang harus selalu diberkati Gereja,"
katanya dalam sebuah pernyataan.