Anak-anak SDI Numbei, Kampung Numbei Desa Kateri Kabupaten Malaka foto bersama sebelum menanam anakan pohon jambu mente (Foto Tuak Roger) |
Bumi kita sudah jauh
dari kata hijau dan asri. Global warming terjadi di mana-mana. Penebangan liar
bahkan kebakaran hutan masih kerapkali menjadi kabar utama berita di berbagai
belahan dunia. Generasi bangsa yang sudah tak acuh akan kelangsungan bumi
rasanya menyayat hati sang bumi pertiwi. Sebagai generasi muda, anak-anak masa
kini harus diajarkan dan diberikan pengarahan akan pentingnya hidup “hijau”.
Anak-anak di sini bukan berarti kita harus menunggu berkeluarga dan memiliki
anak untuk diajari, adik atau sepupu kita juga bisa kita bantu untuk menerapkan
hidup “hijau”. Selagi mereka masih dini, mindset tentang cinta lingkungan pada
anak masih bisa dibentuk. Salah satu caranya dengan mengajarkan mereka untuk
menanam pohon.
Nggak Asyik ah.
Nggak seru. Mungkin itulah kata-kata yang terlontar dari anak-anak ketika kita
mengajaknya bercocok tanam. Menanam memang terkesan membosankan, tapi jika dimodifikasi
dengan cara yang menyenangkan, anak-anak pun pasti bersemangat dbuatnya.
Mengapa tak coba cara-cara berikut ini?
Menanam pohon dengan
anak-anak akan lebih menarik jika mereka dibebaskan memilih tanaman yang akan
mereka tanam dan diizinkan menggambar dan menghias sendiri pot pohon yang akan
mereka pakai. Mereka pasti akan memilih tanaman sesuai selera mereka, dan
kecintaan mereka dengan tanaman itu pasti lebih tinggi dibandingkan jika tanaman
yang akan mereka tanam dipilihkan oleh orang lain, bukan? Bebaskan pula
kreativitas dan imajinasi mereka ketika menggambar pot dari pohon yang mereka
tanam. Saat mereka berbangga diri, pujilah! Ketika dipuji, anak akan mengerti
bahwa menanam adalah hal yang baik dan membanggakan, lalu mereka pun akan lebih
menyayangi dan merawat tanamannya.
Selain itu, anak dapat
menulis nama mereka pada pot pohon yang mereka tanam. Berikan kepercayaan
kepada mereka bahwa merekalah yang bertanggung jawab atas pohon dengan pot yang
bertuliskan nama sang anak. Jangan lupa dengan lebih dulu memberi pengarahan
tentang cara merawat tanaman tersebut. Anak dapat merasa lebih memiliki dan
mencintai tumbuhan yang mereka tanam. Dalam poin ini, selain mengajarkan cinta
lingkungan, kita juga mengajarkan anak-anak tentang disiplin dan tanggung
jawab. ‘Sambil menyelam minum air’ kan?
Selain itu, ajarkan
anak bahwa tanpa tumbuhan, kita tidak dapat hidup karena kekurangan oksigen.
Tidak perlu memaparkan terlalu teoritis karena belum tentu anak-anak dapat
mengerti. Cukup dengan menjelaskan bahwa manusia membutuhkan banyak oksigen
untuk dihirup supaya bisa hidup. Tumbuhan yang mensintesis gas lain, yaitu
karbon dioksida, menjadi oksigen agar manusia tidak lenyap. Untuk berterima
kasih kepada tanaman maka kita harus melestarikan hayati tanaman dengan cara
menanam berbagai tumbuhan di sekitar kita.
Dengan pengarahan dan
cara menanam yang menyenangkan, para anak dapat lebih mencintai bumi dengan
cara mereka sendiri dan mereka dapat lebih bertanggung jawab. Mereka pun akan
terbiasa cinta lingkungan dan mengaplikasikannya hingga besar nanti. Menanam
tidak selamanya membosankan, bukan?