Foto: Salah satu
pangkalan minyak tanah di Pasar Inpres Naikoten 1 Kota Kupang, NTT. (Yufen
Ernesto Bria/detikBali) |
Kapolda NTT Irjen Pol
JohnnyAsadoma mengatakan,timsus ini perlu dibentuk. Karena kelangkaan minyak
tanah berdampak signifikan terhadap perekonomian warga Kupang. Sebagian memang
masih tergantung dengan minyak tanah.
"Tim khusus
tersebut akan dibentuk untuk melakukan penyelidikan di pasaran, apakah drop
dari Pertamina yang kurang, adanya penimbunan atau permainan harga,"
ujarnya kepada detikBali Kamis (24/11/2022).
Sedangkan pihak Polres
Kupang Kota juga sudah turunkan tim unit Tindak Pidana Tertentu (Tipidter)
untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Hingga Kamis, minyak
tanah di Kota Kupang, masih langka dan membuat para pemilik pangkalan minyak
tanah mengeluh.
Ayub Lette salah satu
pemilik pangkalan di Pasar Inpres Naikoten 1 mengatakan pihaknya sudah seminggu
ini tidak dapat jatah dari agen. Tiap hari masyarakat terus berdatangan untuk
mengecek ketersediaan. Namun mereka hanya bisa gigit jari.
"Mereka datang
selalu tanya, kapan minyak tanah ada. Saya hanya bisa jawab bahwa stok di
Pertamina sementara kosong, drum juga kosong semua," ujarnya sambil
menunjukan drum pengisian yang kosong ketika diwawancarai detikBali.
Menurut Ayub, di tengah
kelangkaan minyak tanah dan permintaan masyarakat semakin banyak namun ia masih
tetap menjual dengan sesuai Harga Eceren Tertinggi (HET) yakni per liter Rp
4.000.
Salah seorang warga,
Mehelin menyebut, seluruh pangkalan minyak tanah yang didatangi tidak memiliki
stok. Dia pun bingung harus mencari ke mana. Padahal, dia berjualan makanan dan
untuk masak bergantung pada kompor minyak tanah.