Maka menonton terunamen
Piala Dunia ini serasa ada emosi yang menjalar, dan saraf otak pun terus
bekerja. Ini mendebarkan, seru dan menegangkan, sekaligus asyik. Tambahan lagi
Piala Dunia di Qatar ini adalah arena pertarungan bergengsi antar para “pertarung”
lapangan hijau berbayaran mahal, bereputasi dunia, dan mahir unjuk kebolehan
skill tinggi bermain sepak bola. Para penoton pun tersihir, terpukau.
Menyihir 3,5 Miliar Orang
Terlebih hajatan akbar
olahraga yang terpopuler di jagad raya ini menampilkan para “petarung”
berbayaran mahal dan berskill tinggi itu, antara lain Neymar Jr. (Brasil),
Lionel Messi (Argentina), Cristiano Ronaldo (Portugal), Luka Modric (Kroasia),
Karim Benzema (Prancis), ataupun Robert Lewandowski (Polandia),
dinanti-nantikan atraksinya dalam Piala Dunia 2022 ini. Lantas dari bergai
pelosok-pelosok dunia, berbeda bangsa, berbeda ras dan budaya, juga beda agama,
pada meluangkan waktu untuk menoton.
Menonton
atraksi-atraksi permainan sepak bola yang punya daya sihir memukau. Bagaimana
Messi seperti menari menggiring bola untuk meloloskan diri dari kepungan pemain
lawan, lalu memainkan taktik nutmeg, cara menendang bola dengan melewati kedua
kaki lawan di tengah-tengahnya.
Juga tidak kalah
menyihirnya Ronaldo melakukan atraksi penjinakan si kulit bundar untuk kemudian
melakukan bicycle kick, tendangan akrobatik, tendangan salto. Ataupun Neymar
yang begitu gesit atraksi juggling, mengangkat bola dengan kedua kaki, lantas
dengan lihainya mengecoh lawan menerapkan back heel, yaitu trik menendang bola
menggunakan tumit kaki. Kemudian menyarangkan bola ke sarang lawan.
Menonton semua itu bisa
dilakukan secara sorangan bae di kamar lewat siaran televisi, atau di ruang
tamu bersama keluarga dan tetangga, ataupun di cafe bersama komunitas dalam
acara nonton bareng (nobar), maupun langsung nonton pertandingan di standion.
Sebagian besar populasi
manusia di planet ini pada suka menonton pertandingan sepak bola Piala Dunia,
karena mereka tersihir, terpukau. Jumlah penonton ini sewaktu digelar Piala
Dunia 2018 berlangsung di Rusia, menurut data FIFA, disaksikan sekira 3,5
miliar penonton (https://news.okezone.com, 22 Desember 2018). Sangat mungkin
pada Piala Dunia 2022 ini jumlah penontonnya bakal melebihi jumlah tersebut.
Sihir Mengasyikan
Inilah “keganjilan”
abad modern begitu banyak yang suka disihir terhadap hal itu, malahan sihir
Piala Dunia ini dirasa membahagiakan dengan asumsi: menonton sepak bola bermutu
bisa membuat sehat mental. Asumsi ini diperkuat secara definisi akademis oleh Daniel
Wann dari Murray State University.
Hasil penelitian Daniel
soal psikologi penonton, yang tertuang dalam bukunya berjudul Sport Fans: The
Psychology And Social Impact Of Spectators, antara lain mendefinisikan para
penonton sepak bola yang bernama suporter punya emosi kebahagiaan yang sama
saat tim kebanggaan memenangkan pertandingan atau bahkan kejuaraan.
Saat Prancis berhasil
meraih juara Piala Dunia 2018, para suporter punya kebahagiaan yang sama,
padahal berbulan-bulan sebelumnya mereka dilanda permusuhan yang berbau rasis.
Kerusuhan rasial meledak di perumahan pinggiran luar Paris. Lalu kerusuhan
meletus pula di Kota Nanetes. Akan tetapi dengan adanya kemenangan sepak bola
yang diraih Prancis itu, imigran dengan ras Afrika dan penduduk Prancis lainnya
memiliki emosi kebahagiaan yang sama. Rasa senang ini adalah emosi yang
berharga.
Kemudian yang terjadi
adalah sorak sorai membahana, dan pekik-pekik kebanggaan dan tawa pun
menggelegar. Mebahana dan menggelegar itu dipuncaki sorak sorai untuk sang
juara. Jutaan warga Prancis bersuka cita, mereka merayakan kemenangan itu di
seantero kota, mulai dari Paris hingga Marseille, serta dari Lyon hingga Lille.
Mereka pun mengelu-elukan sang pahlawan, Kylian Mbappe, striker cemerlang
keturunan imigran Afrika, yang dalam sejarahnya imigran Afrika yang menghadapi
sambutan menakutkan ketika mereka dan keluarga masuk ke Prancis. Akan tetapi
sepak bola punya sihir: membahagiakan. Sihir ini yang menghubungkan mereka
mengenakan pakaian yang sama, syal-syal yang sama, dan menyanyikan lagu yang
sama.
Sihir lainnya dari
sepak bola adalah menjaga otak tetap aktif. Alistair Burns memberitahukan ini.
Sebagaimana dikutip dari Huffington Post, Direktur Departemen Demensia di NHS
–biro pelayanan kesehatan di Inggris Raya (bila di Indonesia setara BPJS), ini
memberitahukan, “Menonton sepak bola menjaga tetap otak aktif dengan terus
merangsang saraf otak bekerja membentuk ingatan emosional.”
Menyimpan setiap emosi
yang dirasakan dan merangsang saraf otak bekerja, rasanya asyik, seru, dan
sekaligus menegangkan. Dibilang ayik, karena ada kebebasan mengekpresikan emosi
ketika menonton sepak bola. Itulah mengapa bila satu pertandingan Piala Dunia
disiarkan stasiun televisi di Indonesia pada tengah malam buta, masih berani
orang bersuara lantang, berpekik-pekik mengekspresikan emosinya. Dan
teriak-teriak di tengah malam ini tak ditangkap Satpol PP, juga tidak dibilang
orang gila. Asyik kan? Inilah sihir yang menyehatkan mental.
Tanjakan Ekstrim Beitara Kateri
Medio Minggu, 20 November 2022