Sihir Bola Kaki (Catatan Pena Piala Dunia Qatar 2022)

Sihir Bola Kaki (Catatan Pena Piala Dunia Qatar 2022)



Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk)Sihir Piala Dunia muncul. Untuk tahun ini datang dari Qatar, berlangsung pada 20 November hingga 18 Desember 2022, sebelumnya sihir itu datang dari Rusia pada 14 Juni hingga 15 Juli 2018. Hajatan sepak bola internasional empat tahunan ini senantiasa menyuguhkan sihir keindahan dan komitmen sportifitas, walau permainan ini keras –bukan kasar. Permainan yang ciamik ini bakal dipertontonkan oleh 32 tim negara.

Maka menonton terunamen Piala Dunia ini serasa ada emosi yang menjalar, dan saraf otak pun terus bekerja. Ini mendebarkan, seru dan menegangkan, sekaligus asyik. Tambahan lagi Piala Dunia di Qatar ini adalah arena pertarungan bergengsi antar para “pertarung” lapangan hijau berbayaran mahal, bereputasi dunia, dan mahir unjuk kebolehan skill tinggi bermain sepak bola. Para penoton pun tersihir, terpukau.

Menyihir 3,5 Miliar Orang

Terlebih hajatan akbar olahraga yang terpopuler di jagad raya ini menampilkan para “petarung” berbayaran mahal dan berskill tinggi itu, antara lain Neymar Jr. (Brasil), Lionel Messi (Argentina), Cristiano Ronaldo (Portugal), Luka Modric (Kroasia), Karim Benzema (Prancis), ataupun Robert Lewandowski (Polandia), dinanti-nantikan atraksinya dalam Piala Dunia 2022 ini. Lantas dari bergai pelosok-pelosok dunia, berbeda bangsa, berbeda ras dan budaya, juga beda agama, pada meluangkan waktu untuk menoton.

Menonton atraksi-atraksi permainan sepak bola yang punya daya sihir memukau. Bagaimana Messi seperti menari menggiring bola untuk meloloskan diri dari kepungan pemain lawan, lalu memainkan taktik nutmeg, cara menendang bola dengan melewati kedua kaki lawan di tengah-tengahnya.

Juga tidak kalah menyihirnya Ronaldo melakukan atraksi penjinakan si kulit bundar untuk kemudian melakukan bicycle kick, tendangan akrobatik, tendangan salto. Ataupun Neymar yang begitu gesit atraksi juggling, mengangkat bola dengan kedua kaki, lantas dengan lihainya mengecoh lawan menerapkan back heel, yaitu trik menendang bola menggunakan tumit kaki. Kemudian menyarangkan bola ke sarang lawan.

Menonton semua itu bisa dilakukan secara sorangan bae di kamar lewat siaran televisi, atau di ruang tamu bersama keluarga dan tetangga, ataupun di cafe bersama komunitas dalam acara nonton bareng (nobar), maupun langsung nonton pertandingan di standion.

Sebagian besar populasi manusia di planet ini pada suka menonton pertandingan sepak bola Piala Dunia, karena mereka tersihir, terpukau. Jumlah penonton ini sewaktu digelar Piala Dunia 2018 berlangsung di Rusia, menurut data FIFA, disaksikan sekira 3,5 miliar penonton (https://news.okezone.com, 22 Desember 2018). Sangat mungkin pada Piala Dunia 2022 ini jumlah penontonnya bakal melebihi jumlah tersebut.



Sihir Mengasyikan

Inilah “keganjilan” abad modern begitu banyak yang suka disihir terhadap hal itu, malahan sihir Piala Dunia ini dirasa membahagiakan dengan asumsi: menonton sepak bola bermutu bisa membuat sehat mental. Asumsi ini diperkuat secara definisi akademis oleh Daniel Wann dari Murray State University.

Hasil penelitian Daniel soal psikologi penonton, yang tertuang dalam bukunya berjudul Sport Fans: The Psychology And Social Impact Of Spectators, antara lain mendefinisikan para penonton sepak bola yang bernama suporter punya emosi kebahagiaan yang sama saat tim kebanggaan memenangkan pertandingan atau bahkan kejuaraan.

Saat Prancis berhasil meraih juara Piala Dunia 2018, para suporter punya kebahagiaan yang sama, padahal berbulan-bulan sebelumnya mereka dilanda permusuhan yang berbau rasis. Kerusuhan rasial meledak di perumahan pinggiran luar Paris. Lalu kerusuhan meletus pula di Kota Nanetes. Akan tetapi dengan adanya kemenangan sepak bola yang diraih Prancis itu, imigran dengan ras Afrika dan penduduk Prancis lainnya memiliki emosi kebahagiaan yang sama. Rasa senang ini adalah emosi yang berharga.

Kemudian yang terjadi adalah sorak sorai membahana, dan pekik-pekik kebanggaan dan tawa pun menggelegar. Mebahana dan menggelegar itu dipuncaki sorak sorai untuk sang juara. Jutaan warga Prancis bersuka cita, mereka merayakan kemenangan itu di seantero kota, mulai dari Paris hingga Marseille, serta dari Lyon hingga Lille. Mereka pun mengelu-elukan sang pahlawan, Kylian Mbappe, striker cemerlang keturunan imigran Afrika, yang dalam sejarahnya imigran Afrika yang menghadapi sambutan menakutkan ketika mereka dan keluarga masuk ke Prancis. Akan tetapi sepak bola punya sihir: membahagiakan. Sihir ini yang menghubungkan mereka mengenakan pakaian yang sama, syal-syal yang sama, dan menyanyikan lagu yang sama.

Sihir lainnya dari sepak bola adalah menjaga otak tetap aktif. Alistair Burns memberitahukan ini. Sebagaimana dikutip dari Huffington Post, Direktur Departemen Demensia di NHS –biro pelayanan kesehatan di Inggris Raya (bila di Indonesia setara BPJS), ini memberitahukan, “Menonton sepak bola menjaga tetap otak aktif dengan terus merangsang saraf otak bekerja membentuk ingatan emosional.”

Menyimpan setiap emosi yang dirasakan dan merangsang saraf otak bekerja, rasanya asyik, seru, dan sekaligus menegangkan. Dibilang ayik, karena ada kebebasan mengekpresikan emosi ketika menonton sepak bola. Itulah mengapa bila satu pertandingan Piala Dunia disiarkan stasiun televisi di Indonesia pada tengah malam buta, masih berani orang bersuara lantang, berpekik-pekik mengekspresikan emosinya. Dan teriak-teriak di tengah malam ini tak ditangkap Satpol PP, juga tidak dibilang orang gila. Asyik kan? Inilah sihir yang menyehatkan mental.

Tanjakan Ekstrim Beitara Kateri

Medio Minggu, 20 November 2022



Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama