Secuil senja di musim banjir Benanain, Masyarakat Numbei mencari ikan dan udang
Waktu
menapaki tanah Numbei
Amat perlahan di jalanan-jalanan kota Betun menuju kampung terisolasi Numbei,
salah satu dusun dari Desa Kateri Kecamatan Malaka Tengah Kabupaten Malaka
Setiap hari mengukir sepenggal senja
Waktu pengin tinggal abadi padanya
Waktu tak akan pergi darinya
Ada
bagian darinya yang sedang memasuki senja
Dan siap tenggelam dalam kegelapan malam
Ada bagian yang sedang memancarkan kepulan asap di kejauhan
Di puncak Kulu yang selalu memijarkan bara api dari kebun petani yang
mempersiapkan laharnya
Dari mulutnya meleleh lahar panas dan lahar dingin
Mengantarkan waktu dengan matahari baru di fajar hari
Numbei tak kentara sedang menata
kebangkitan
Sejengkal bumi penuh harapan
Di
atas jalanan-jalanan desa
Orang-orang Numbei menapaki jalan sunyi
Dengan Rosario di tangan
Mereka bergumam sambil mulut komat-kamit:
“jadikan
aku ya Tuhan, bagian dari api yang membakar matahari
yang beredar membuka fajar hari
agar sebelum tiba hariku nanti
aku bisa membedakan mana semburan palsu
mana api yang sejati
hingga akhirlah waktuku”
Senja
Numbei senantiasa mengulangi sumpah cintanya
Jika dari mulut anak-anaknya ia cium bau harum karena kemuliaan hati mereka
Maka dijunjungnya mereka menggapai Pencipta semesta alam
Jika dari badan mereka ia hirup bau busuk karena ambisi dan keserakahan
Maka usia mereka menjadi sampah
ia campakkan mereka ke ruang-ruang kehinaan