Komentar
Pastor Postinus Gulo mengenai pernyataan Daniel Mananta |
Belum lama ini, Daniel
membuat pernyataan bahwa ia sepakat dengan perkataan Ustad Abdul Somad (UAS)
yang menyebutkan bahwa adanya roh jahat di dalam patung dan salib Yesus
Kristus.
Pernyataan Ustad Abdul
Somad tersebut sempat membuat geger beberapa tahun silam.
Namun, Daniel Mananta
yang merupakan seorang penganut kristiani mengatakan bahwa dirinya setuju
dengan pernyataan UAS tersebut.
“Ini mungkin sebuah
kejutan kali, ternyata gue juga setuju sama UAS soal ini. Bahwa, kalau gue
mungkin sebutnya ada unclean spirit, oke, di patung, ketika patung yang dibuat
oleh manusia disembah," ucap Daniel Mananta.
Untuk menghindari
mispersepsi, Daniel Mananta pun kemudian meminta pengikut Yesus untuk membaca
Alkitab Yesaya 44 ayat 13 - 20 terlebih dahulu sebelum memberi tanggapan atas
pernyataannya itu.
Ungkapan Daniel Mananta
tersebut diunggahnya di akun instagram miliknya dua bulan yang lalu.
Namun, pernyataannya
ini kembali menjadi sorotan setelah pernyataannya itu diunggah kembali oleh
akun Tiktok @dtanvan.
Tak hanya di Tiktok, di
media sosial Twitter, pernyataan Daniel Mananta ini juga menuai beragam
komentar dari warganet termasuk salah satu Pastor bernama Postinus Gulo.
Pastor Postinus Gulo,
yang merupakan lulusan lisensiat Hukum Kanonik di Pontificia Universitas Gregoriana,
Roma ini pun menanggapi pernyataan Daniel Mananta tersebut melalui akun
Twitternya @postinusgul.
Tanggapan Pastor
Postinus Gulo Mengenai Pernyataan Daniel Mananta
1. Ketika mendengar
penjelasan saudara kita DM itu, saya senyum-senyum saja. Mari kita
memberkati Saudara kita ini agar beliau diberkati Tuhan dan melakukan hal-hal
baik, benar dan bijaksana.
2. Saya “senyum”
mendengar penyataannya sebab apa yang ia jelaskan, tidaklah demikian dalam iman
Katolik dan tidak begitu juga dalam ilmu tafsiran Kitab Suci. Saya yakin banyak
umat Kristen Katolik jauh lebih dalam dan luas pengetahuannya dan imannya akan
Yesus Kristus.
3. Oleh karena itu
juga, saya yakin umat Kristen Katolik tetap setia dalam iman mereka akan Yesus
yang disampaikan melalui Tradisi Suci, Kitab Suci dan ajaran resmi Gereja
(magisterium).
4.Tentu kita bersyukur
sebagai penganut agama Kristen Katolik. Kami dididik menghargai dan menerima
penganut agama lain sebagai Saudara-Saudari. Ini terus kita gelorakan. Secara
khusus, saya dan teman-teman bersyukur, kami juga pernah belajar tentang
agama-agama lain.
5. Ok, kita kembali ke
topik pembicaraan kita. Saya menanggapi secara sederhana pernyataan Saudara DM
yang menyatakan bahwa dalam patung ada “unclean spirit” dan bahkan umat
Kristiani “menyembah patung”, dengan mengutip Yesaya 44: 13-20.
6. Dalam setiap agama,
ada bahasa-bahasa simbolis untuk mengungkapkan kecintaan dan kesetiaan kepada
Tuhan yang mereka yakini. Ada yang membangun rumah ibadah agar bisa berdoa di
sana. Rumah ibadah ini terbuat dari kayu, batu, besi, dan lain sebagainya.
7. Kita meyakini Tuhan
itu Mahakuasa, Ia mengatasi segala waktu dan ruang. Kendati ada keyakinan
seperti ini, tetapi ada yang membangun rumah Ibadah dengan menentukan “arah
Kiblat”. Ini bahasa simbolis iman. Bukan berarti Tuhan hanya ada di “kiblat”
itu.
8. Ada pula yg membuat
lagu, himne, lukisan, &karya seni lain (termasuk patung) untuk
mengungkapkan kecintaan & kedekatannya kepada Tuhan. Lagu rohani/himne
rohani tentu bukan Tuhan. Demikian juga patung, tentu bukanlah Tuhan dan tidak
pernah dituhankan oleh umat Kristen Katokik.
9. Patung Salib Yesus,
misalnya, dipasang di Gereja, di rumah, di tempat-tempat khusus, bukan untuk disembah.
Patung itu bukan Tuhan, maka tidak pernah disembah!
10. Patung Yesus itu
dibuat sebagai ungkapan kecintaan kepada Yesus. Kita melihat patung, kita ingat
Yesus di surga, dan yang selalu bersama kita. Dia Emmanuel, Tuhan beserta kita.
11. Sama seperti
seseorang yang begitu mencintai pacarnya dengan tulus. Ia malah kreatif. Ia
simpan foto pacarnya. Bisa saja, ia lukis pacarnya. Jika sedang berada di
tempat jauh, rasa rindunya bisa terobati saat melihat foto pacarnya atau
lukisannya.
12. Atau minimal, ia
ingat pacarnya ketika melihat foto pacar itu!
13. Tapi foto pacarnya
itu tetap foto, tetap terbuat dari kertas, atau kalau tersimpan dalam HP, ya
itu foto dalam HP. Bahkan, ada juga seseorang yang merangkai syair lagu untuk
mengungkapkan cintanya kepada pujaan hatinya.
14. Ilustrasi lain.
Sebagai bangsa Indonesia, kita ungkapkan kecintaan kita pada bangsa Indonesia
dgn menghormati Bendera Merah Putih. Tapi bukan men-Tuhan-kan, bukan pula
“menyembah” bendera itu. Kita hormati sebagai ungkapan kesetiaan &
kecintaan kita pada tanah Air: Indonesia!
15. Saya kembali pada
pertanyaan awal: adakah agama yang sama sekali tidak memakai bahasa-bahasa
simbolis dan ritualis untuk mengungkapkan kecintaan, kedekatannya dengan
Tuhannya?
16. Ada agama yang
menaruh “BATU” di tempat ibadahnya. Batu yang diyakini dari surga ini mereka
SENTUH, mereka cium atau minimal melambaikan tangan padanya. Apakah Batu ini
Tuhan? Tentu, bukan. Ini bahasa simbolis untuk mengungkapkan imannya kepada
Tuhan yang diyakininya.
17. Apa yang
dibicarakan dalam Yes 44: 13-20? Yahweh melalui nabiNya menegur bangsa Israel,
yang tidak menyembahNya. Bangsa Israel malah membuat patung dan menjadikan
patung itu Tuhannya. Jadi, bangsa Israel tergoda “menciptakan Tuhan mereka
sendiri”. Dan patung itu mereka sembah!
18. Tidaklah demikian
umat Kristen Katolik. Umat Kristen Katolik tidak membuat patung sebagai
Tuhannya. Patung Yesus yg dibuat itu tidak sama dengan Tuhan. Maka ketika ada
orang yg merusak patung Yesus, umat Katolik tidak akan berkata: Tuhan kami
telah dirusak. Tidak akan demikian!
19. Patung yang dirusak
tetap patung. Ia dari kayu atau dari batu atau dari bahan-bahan lainnya. Patung
Salib Yesus itu menjadi karya seni yang disucikan karena menjadi sarana bagi
umat mengingat Tuhan Yesus yang mencintai manusia sehabis-habisnya hingga wafat
di kayu Salib.*** medan.tribunnews.com