Belgia dan Jerman yang
merupakan favorit harus gagal melaju ke babak ke-16 besar. Mereka melalui
perjalanan yang terjal sehingga harus terjungkal ke dalam jurang kekalahan.
Kejutan pertama
diperlihatakan pada hari ketiga ketika Arab Saudi, peringkat 51 dunia
mengejutkan Argentina.
Tidak mau kalah, Jepang
mengikutinya sehari kemudian saat mereka mengalahkan Jerman meski tertinggal
melalui adu penalti. Tapi Ritsu Doan dan Takuma Asano memastikan kemenangan
Jepang lewat gol-gol dalam rentang delapan menit.
Pasukan Samurai Biru
pun mengulangi trik comeback mereka melawan Spanyol di pertandingan terakhir
untuk memuncaki grup. Namun kejutan terbesar adalah Kosta Rika mengalahkan
Jepang di game kedua mereka.
Sepertinya kita mungkin
telah melihat memudarnya Belgia. Tim dengan predikat peringkat kedua dunia,
harus keluar dari turnamen. Pasukan Roberto Martinez itu boleh dominan, tapi
Maroko juga sangat berbahaya. Serangan-serangan balik Maroko mulai menyulitkan
pertahanan Belgia, sehingga berhasil menguci kemenangan atas salah satu tim
elite Eropa itu.
Bahkan Prancis dan
Brasil pun tidak kebal terhadap hasil yang mengejutkan. Kekalahan 1-0 Les Bleus
dari Tunisia mungkin terjadi setelah Didier Deschamps membuat sembilan
perubahan pada starting line-upnya, tetapi itu mengungkapkan beberapa celah
bagi juara bertahan. Hal yang sama berlaku untuk Brasil, yang juga membuat
sembilan perubahan saat kalah 1-0 dari Kamerun.
Pada akhirnya,
negara-negara dari enam benua lolos ke babak sistem gugur untuk pertama
kalinya.
Menurut analisis
Nielsen Gracenote, Piala Dunia kali ini mencatat lebih banyak kejutan ketimbang
enam Piala Dunia sebelumnya yang menghadirkan 32 tim. Bahkan, Piala Dunia 2022
mengalahkan rekor sembilan kejutan pada Piala Dunia 2002 dan 2010.
Kekalahan Argentina
oleh Arab Saudi tampaknya akan menjadi satu-satunya kejutan di babak penyisihan
grup sampai diikuti oleh kemenangan Kamerun melawan Brasil pada hari Jumat,
meskipun Selecao sudah lolos dan membuat 10 perubahan.
Beruntung, super star
semisal Lionel Messi, Cristiano Ronaldo dan Kylian Mbappe masih meramaikan
perhelatan akbar antar bangsa itu. Lebih lanjut kita akan menyaksikan aksi
mereka di padang pasir di fase selanjutnya.
Setelah awal yang
mengecewakan di turnamen, Lionel Messi menunjukkan kepiawaiannya mengolah si
kulit bundar dengan mencetak gol pembuka penting melawan Meksiko dan kemudian
mempesona melawan Polandia meski gagal penalti untuk membawa mereka lolos ke
babak sistem gugur.
Sedangkan rival
abadinya, Cristiano Ronaldo yang memiliki penampilan buruk di klub, kini ia
buktikan di lapangan untuk Portugal. Pemain berusia 37 tahun itu menunjukkan
semua kemampuannya untuk mencetak gol penalti melawan Ghana. Gol ini menjadi
orang pertama yang mencetak gol di lima Piala Dunia.
Kylian Mbappe pun berhasil
membawa negaranya melaju ke babak 16 besar. Penyerang PSG itu menunjukkan
penampilan yang memukau dan tiga gol di babak penyisihan grup untuk memastikan
timnya menjadi yang pertama lolos ke babak 16 besar.
Bola kaki kini bukan
lagi hanya milik tim elite seperti Brasil, Jerman, Spanyol, Prancis, Belgia
dll. Namun penyebaran dan penguasaan permainan ini hampir merata di semua
negara. Hal itu terbukti dari kejutan yang diberikan oleh negara-negara Asia
yang berhasil menumbangkan tim elite yang diprediksi akan mengalami kekalahan
memalukan. Namun sebaliknya, mereka membuktikan bahwa bola kaki adalah olahraga
universal, bukan milik elite negara tertentu.*