Hari Rabu Abu ini
diperingati setiap tahunnya pada hari rabu pertama dalam masa 40 Hari menjelang
Paskah. Pada tahun 2023 ini, peringatan Rabu Abu jatuh pada tanggal 22 Februari
2023.
@rannumbei1 Rabu Abu, Hanya debulah Aku #katolikindonesia #katolikroma #rabuabu2023 ♬ suara asli - Setapak Numbei
Lantas seperti apa arti
dan perayaan dalam hari Rabu Abu ini? Berikut penjelasan lengkapnya dirangkum
Setapak Rai Numbei dari berbagai sumber.
Pengertian Hari Rabu Abu
Mengutip dari laman
Katolisitas.org, Rabu adalah adalah hari pertama Masa Prapaskah. Yakni masa
tobat 40 hari sebelum hari Paskah.
Angka 40 hari ini
mempunya makna spiritual yang dalam dan dianggap sebagai masa persiapan untuk
memasuki hari Paskah. Seperti halnya Musa yang berpuasa 40 hari sebelum
menerima Sepuluh Perintah Allah dan Yesus berpuasa selama 40 hari sebelum
memulai pewartaannya.
Pada masa 40 hari ini,
umat Katolik akan melakukan puasa untuk membersihkan diri dan melakukan
pertobatan.
Puasa ini dihitung
selama 6 hari dalam seminggu. Adapun hari Minggu tidak dihitung sebab dianggap
sebagai peringatan kebangkitan Yesus.
Sehingga perhitungan 40
hari sebelum Paskah menyebabkan awal Prapaskah jatuh pada hari Rabu. Di mana
Paskah terjadi pada hari Minggu kemudian dikurang 40 hari tanpa menghitung hari
minggu.
Mengapa
Disebut Rabu Abu?
Dalam kepercayaan
Katolik, abu adalah tanda pertobatan. Hal itu diterangkan dalam kitab suci
misalnya pada pertobatan Niniwe (Yun 3:6).
Selain itu manusia juga
diingatkan bahwa manusia diciptakan dari debu tanah. Dan nantinya akan mati dan
kembali menjadi debu.
Karena itu pada
perayaan Rabu Abu, Romo Gereja akan mengatakan "Bertobatlah dan percayalah
kepada Injil" atau kalimat "Kamu adalah debu dan akan kembali menjadi
debu."
Sembari itu, ia akan
menempelkan abu di dahi para jemaat yang berbentuk tanda salib. Tanda salib ini
mengingatkan umat Katolik akan korban Kristus di kayu salib untuk menebus
dosa-dosa umat manusia.
Asal-Usul
Hari Rabu Abu
Dikutip dari laman
Catholic.org, Rabu Abu atau Ash Wednesday berasal dari tradisi Yahudi kuno
tentang penebusan dosa. Tradisi tersebut termasuk pemakaian abu di kepala.
Tulisan-tulisan dari
gereja abad kedua merujuk pada pemakaian abu sebagai tanda penebusan dosa. Para
pendeta akan memberikan abu selama Misa sebagai simbol penebusan dosa yang
terlihat.
Abu tersebut berasal
dari daun palem yang telah diberkati dan dibakar di hari Minggu Palma pada
tahun sebelumnya.
Sementara itu, menurut
Britannica, masa Rabu Abu dan tradisi Prapaskah ini telah dilakukan sejak zaman
kerasulan. Meskipun praktek tersebut belum diformalkan hingga Dewan Council
Nicea pertama pada tahun 325 M.
Para Cendekiawan
Kristen mencatat bahwa masa Prapaskah (masa 40 hari persiapan Paskah) telah
ada. Di dalamnya dilakukan doa dan puasa sebagai latihan spiritual yang utama.
Aturan
Pantang dan Puasa Katolik
Dalam perayaan Rabu Abu
dan masa Prapaska ini, umat Katolik diwajibkan berpuasa dan berpantang. Adapun
aturan dan waktunya telah diatur menurut ketentuan Gereja.
Mengutip dari laman
Iman Katolik, aturan berpuasa bagi umat katolik ini berarti hanya diperbolehkan
makan (kenyang) satu kali dalam sehari. Dengan waktu kenyang yang bisa dipilih.
Kenyang, tak kenyang,
tak kenyang, atau
Tak kenyang, kenyang,
tak kenyang, atau
Tak kenyang, tak
kenyang, kenyang
Kewajiban berpuasa selama masa Prapaska ini berlaku hanya 2 hari saja. Yakni
pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung.
Mereka yang wajib
berpuasa adalah yang berusia dewasa sampai awal tahun keenam puluh. Sementara
aturan yang berpantang mengikat pada mereka yang genap 14 tahun ke atas.
Adapun berpantang ini
memiliki arti tidak diperbolehkan makan daging, garam, gula dan semua manisan
seperti permen, merokok, dan pantang hiburan seperti radio, televisi, bioskop,
film, dll.
Waktu berpantang ini
yakni pada hari Rabu Abu dan setiap hari Jumat sampai Jumat Suci. Jadi ada 7
hari waktu berpantang selama masa Prapaskah.
Makna Hari Rabu Abu
Sebagai salah satu hari
penting dalam Liturgi Gerejawi, Rabu Abu memiliki makna rohani yang dalam.
Mengutip dari laman Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), memasuki masa
Prapaskah ini, jemaat harus mengingat makna abu yang telah diterima.
Adapun makna dari Rabu
Abu itu adalah sebagai momen untuk menyesali dosa dan melakukan silih bagi
dosa-dosa tersebut. Hal ini juga untuk mengarahkan hati kepada Kristus yang
telah mati dan bangkit demi keselamatan umatnya.
Umat juga harus
memperbaharui janji-janji yang diucapkan dalam pembaptisan, yaitu ketika ia
mati atas hidup yang lama dan bangkit kembali dalam hidup baru bersama Kristus.
Terakhir, manusia juga
harus menyadari bahwa kerajaan dunia ini segera berlalu. Dan akan merindukan
kepenuhannya di surga kelak.
Dalam prakteknya, pada
masa Prapaskah ini juga manusia dianjurkan untuk menebar belas kasih yang
tulus. Terutama kepada mereka yang berkekurangan, karena tindakan tersebut
mencerminkan kesetiakawanan dan keadilan di Kerajaan Allah di dunia ini.
Jadwal Perayaan Rabu Abu 2023
Dalam perayaan Rabu Abu
dan masa Prapaskah ini, terdapat beberapa hari penting yang patut diketahui.
Mengutip dari laman Christianity.org, berikut jadwal dan hari penting tersebut:
a)
Rabu Abu: 22
Februari 2023
b)
Palm Sunday
(Hari Minggu Prapaskah): 2 April 2023
c)
Minggu Suci: 2
April - 8 April 2023
d)
Kamis Putih: 6
April 2023
e)
Jumat Agung: 7
April 2023
f)
Minggu Paskah: 9
April 2023
Nah, demikianlah
penjelasan tentang apa itu Rabu Abu serta sejarah, aturan puasa, makna dan
jadwalnya. Semoga bermanfaat.