Penemuan mayat di Pantai
Oli'o, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, NTT, Sabtu
(11/2/2023). (Istimewa) |
Dilansir detikBali,
Selasa (14/2/2023), ahli forensik Polda NTT AKBP Edi Hasibuan menyebut
luka-luka pada potongan tubuh, seperti bekas cabikan atau gigitan, identik
dengan gigitan buaya.
"Sebab pasti
kematian sangat sulit ditentukan karena hanya berupa bagian tubuh dari perut
sampai ke kaki. Namun pada permukaan luka di perut identik dengan luka cabikan
buaya. Lebih lanjut nanti disampaikan oleh Polres Kupang," pungkas Edi
saat dikonfirmasi detikBali, Senin (13/2/2023).
Mayat manusia yang
hanya setengah bagian itu tidak bisa dikenali. Edi menjelaskan bagian kepala,
leher, bahu, dan kedua alat gerak atas, dada, punggung, dan perut tidak ada.
Sementara bagian pinggang tampak putus dan tepi luka tidak rata.
Pada luka otot pembuluh
darah putus tidak beraturan. Tulang panggul tampak utuh kecil dan sempit.
Tulang belakang yang ada hanya pada bagian lumbal 5 yang utuh dan masih melekat
pada tulang panggul dan tulang ekor.
"Otot-ototnya
masih utuh dan dalam proses pembusukan lanjut. Alat gerak bawah kanan dan kiri
terdapat beberapa luka memar yang berbentuk tidak teratur. Ukuran yang terbesar
panjang 5 sentimeter, lebar 2 sentimeter, yang terkecil panjang 2 sentimeter,
lebar 0,5 sentimeter," tutur Edi.
Kapolres Kupang AKBP FX
Irwan Arianto menyebut janin berusia enam bulan yang ditemukan bersamaan dengan
potongan tubuh bukan janin manusia, melainkan binatang. Potongan tubuh pria
dewasa dan janin tersebut ditemukan tersangkut di hutan mangrove Pantai Oli'o,
Kelurahan Merdeka, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara
Timur (NTT), Sabtu (11/2/2023).
"Berdasarkan hasil pemeriksaan Biddokkes RS Bhayangkara Kupang, itu bukan janin manusia, tetapi kuat dugaan seperti binatang monyet atau kera," ujarnya saat konferensi pers di Mako Polres Kupang, Senin (13/2/2023).*** detik.com