Francisco Barajah,
pendiri Gereja Evangelis Santa Trindade, meninggal dunia di rumah sakit di Kota
Beira. Saat dibawa ke rumah sakit atas desakan dari kerabat dan pengikutnya,
dia sudah dalam kondisi kritis.
Setelah 25 hari tidak
makan dan minum, ia kehilangan berat badan sampai tidak bisa berdiri. Usianya
39 tahun.
Barajah didiagnosis
dengan anemia akut dan masalah dalam organ pencernaannya.
Tenaga medis berupaya
memberikannya cairan melalui infus ke dalam tubuhnya, akan tetapi upaya ini sudah
terlambat. Barajah meninggal pada Rabu (15/02).
Pendeta Francisco
Barajah juga merupakan seorang guru bahasa Prancis di Kota Messica, Provinsi
Manica – yang berbatasan dengan Zimbabwe.
Jemaat Gereja Santa
Trindade mengatakan, berpuasa adalah hal yang biasa dilakukan pendeta dan
pengikutnya, tapi tak sampai selama itu.
Saudara sang pendeta,
Marques Manuel Barajah mengatakan kerabatnya itu sedang menjalani puasa. Namun,
ia membantah diagnosis mengenai kematian saudaranya itu. “Yang benar adalah
saudara saya ini menderita tekanan darah rendah,” katanya.
Seperti dikisahkan
dalam Alkitab Injil Matius, Yesus Kristus berpuasa selama 40 hari di padang
pasir.
Perbuatan ini kemudian
kerap ditiru sejumlah umat Kristen. Namun, sejumlah orang yang melakukannya
justru meninggal dunia.
Pada 2015, seorang pria
Zimbabwe meninggal setelah 30 hari berpuasa, menurut media setempat.
Pada 2006, ahli
forensik di Inggris menemukan seorang perempuan meninggal saat menjalani puasa
serupa di London.* bulir.id