Gubernur Nusa
Tenggara Timur (NTT) Viktor Laiskodat di Kejagung beberapa waktu lalu.
(Wilda/detikcom). |
Menurut Viktor, desain
pendidikan di NTT harus menuju pada kemandirian para lulusan, sehingga bisa
membuka usaha baru dan menyerap tenaga kerja dengan keahlian (skill) mengelola
potensi daerah yang melimpah di NTT.
"Jadi, desain
pendidikannya fokus pada pengembangan local resources based atau sumber daya
alam lokal. Potensi sektor pertanian, peternakan, kelautan, perikanan, dan
lain-lain," ujar Viktor lewat keterangan resmi seusai bertemu Nadiem di
Gedung Ki Hajar Dewantara, Jakarta, Kamis (16/3/2023).
"Jadi, setelah
lulus, mereka sudah punya keahlian untuk bisa bekerja. Kebanyakan saat ini,
masyarakat kita masih hanya ingin lulus sekolah untuk menjadi PNS atau
honorer," kata Viktor melanjutkan.
Dalam kesempatan itu,
dia juga menyampaikan program kurikulum merdeka belajar telah memberikan ruang
untuk pengembangan pendidikan lewat pelatihan, pendampingan tambahan, bagi
sekolah dan guru-guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
"Saya kira dengan
meningkatkan kualitas mengajar serta melatih anak-anak kita untuk tertarik pada
potensi daerah dari berbagai sektor, maka mendatangkan kesejahteraan bagi
setiap lulusan. Ini sangat positif bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat," jelasnya.
Nadiem menuturkan SMK
sangat penting untuk menjalin kemitraan dengan dunia usaha dan industri, yang
bisa mengembangkan kompetensi dan keahlian dengan peningkatan kualitas kerja.
"Jadi, melalui
program ini, kami diperkuat melalui kemitraan dengan bidang usaha dan industri.
Tentunya, ini membantu kita untuk mencapai output baik untuk peningkatan
kualitas lulusan mandiri dengan keahlian," tutur Nadiem.
Ia juga sepakat dengan
Viktor terkait desain pendidikan bersumber daya lokal. Melalui program SMK
pusat keunggulan juga membantu sekolah yang bersangkutan menjadi SMK rujukan
sebagai penggerak dan pusat peningkatan kualitas SMK lainnya.*** detik.com