POSE BERSAMA - Pose bersama, Direktur Eksekutif Women Working Group (WWG), Nukila Evanty dengan calon PMI NTT di Kantor BP3MI NTT, Jumat 31 Maret 2023. |
Direktur Eksekutif
Women Working Group (WWG), Nukila Evanty menyampaikan berdasarkan maraknya
pekerja migran yang menjadi target dari sindikat-sindikat kejahatan perdagangan
manusia, maka pihakanya melakukan pertemuan atau kegiatan dengan melibatkan
langsung calon PMI guna dibekali dengan berbagai bentuk pencegahan sebelum
bekerja di luar negeri.
Kegiatan yang diramu
dalam Workshop dengan tema "Sadar Hukum, Hak-Hak Pekerja Migran dan Mengenal
Kejahatan Human Trafficking serta Drug Trafficking" itu, menurut Nukila
penting karena merupakan sebuah bekal untuk para calon PMI asal NTT yang akan
bekerja di luar negeri.
"Kami buat
kegiatan ini karena konsen dengan beberapa laporan
dengan maraknya pekerja migran jadi target dari sindikat-sindikat kejehatan
perdagangan orang, bahkan perdagangan narkotika," ungkap Nukila kepada
POS-KUPANG.COM usai melaksanakan Workshop bersama calon PMI NTT di kantor
BP3MI, Kota Kupang, Jumat 31 Maret 2023.
Sebanyak 25 calon PMI
itu dibekali atau ditraining dengan materi sistem hukum di negara tujuan
pekerja migran dengan teknis-teknis pencegahan lainnya.
Materi dan hal-hal
teknis ini diberikan supaya calon PMI dapat memahami dan mengenali kejahatan
human trafficking dan drug trafficking serta memahami kontra kerja dan bentuk
perlindungan lainnya di negara tujuan.
Berdasarkan kasus-kasus
yang diperoleh, kata dia banyak terjadi di NTT, Batam dan Kalimantan Barat.
Oleh sebab itu, menurut
dia perlu adanya tindakan pencegahan, dimana salahsatu bentuk pencegahannya
seperti kegiatan hari ini.
Ia mengaku sebagai
masyarakat sipil mempunyai kapasitas terbatas
sehingga perlu adanya kolaborasi dengan pemerintah maupun pihak lain guna
melakukan pencegahan terhadap persoalan ini.
"Kapasitas kami
sebagai warga sipil terbatas, maka hari ini kami gandeng atau berkolaborasi
dengan pemerintah dalam mengadvokasi pekerja migran karena isu ini sangat
intens," ungakpnya.
Ia menuturkan kegiatan
ini dikhususkan untuk PMI perempuan, karena perempuan akan menjadi champion dan
agent of change untuk membantu teman, sahabat atau keluarga di tempat tujuan
bekerja.
Tantangan masih di
depan mata, sehingga perlu adanya konsistensi dalam pencegahan dan penanganan
hukum bagi pekerja migran. Karena semakin kompleksnya persoalan yang akan
dihadapi pekerja migran terutama perempuan.
Ia meminta agar semua
pihak harus terlibat, bahkan mulai dari masyarakat sipil, BP3MI dengan
konsistensi program pencegahan untuk tujuan perlindungan seperti aktifkan komunikasi
dengan konsuler negara luar tempat PMI bekerja dan program perlindungan
lainnya.
Ia mengakui, mata
rantai perdagangan manusia ini telah melibatkan kejahatan sindikat yang begitu
rapi dan cell terputus sehingga sulit atau rumit untuk menahan master mind
atau pimpinan dari
perdagangan manusia itu.
Sementara itu, Rino
Sola yang mewakili Padma Indonesia mengakatan kegiatan ini sangat perlu
dilakukan dan ditingkatkan karena membantu calon pekerja migran.
Menurut dia
kegiatan ini dapat memberikan dampak positif kepada PMI, terutama di NTT untuk
kedepan dapat mengetahui dan memahami hak-hak mereka dan tindakan hukum apa⁰bila mendapat
perlakuan yang tidak manusiawi di negara mereka bekerja.
Ia meminta agar WNI
maupun PMI yang akan dikirim harus dibekali dengan pengetahuan hukum, salah
satunya data-data diri maupun data lainnya harus dipenuhi.