DPRD NTT, Yunus Takandewa Sebut Pencabulan 7 Siswi SD di Ende Oleh Guru Honorer Lukai Nilai Kemanusiaan

DPRD NTT, Yunus Takandewa Sebut Pencabulan 7 Siswi SD di Ende Oleh Guru Honorer Lukai Nilai Kemanusiaan

Ketua komisi V DPRD NTT Yunus Takandewa 



Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk) Ketua Komisi V DPRD NTT Yunus Takandewa menyebut kasus pencabulan terhadap 7 siswi sekolah dasar (SD) di Kabupaten Ende oleh seorang guru, telah melukai nilai kemanusiaan. 

Ia menyebut kasus ini memang pelecehan terhadap anak dibawa umur. Untuk itu, ia mendorong agar Dinas Pendidikan dan Sekolah hingga pihak  kepolisian untuk menindak tegas pelaku. 

"Mungkin sudah ada proses hukumnya, saya rasa proses hukum yang akan memberikan rasa keadilan terhadap tindakan yang bagi saya sangat jauh dari nilai kemanusiaan," katanya, Minggu 16 April 2023. 

Politisi PDIP ini berujar, harusnya guru sebagai pengayom dan pelindung atau memberi contoh, bukan sebaliknya justru melakukan tindakan yang sangat melukai perasaan kemanusiaan, khususnya bagi korban. 

 Yunus berkata, hingga kini sudah banyak aturan yang dibuat untuk melindungi atau membentengi agar kasus semacam ini tidak terulang. Paling tidak telah ada, mitigasi memberi kenyamanan bagi peserta didik untuk bersekolah. 

Anehnya, aturan yang sudah ada itu justru sering dilanggar, dengan banyaknya kejadian yang masih marak terjadi. Untuk itu, proses hukum menjadi jalan paling ampuh memberi efek jerah. 

"Artinya diberikan hukuman semaksimal mungkin," sebut sekretaris DPD PDIP NTT ini. 

Apalagi, kata dia, kasus ini juga akan menggunakan undang-undang perlindungan anak, hingga ketentuan lain berkaitan dengan perempuan dan anak, yang pastinya memberi sebuah kepastian hukum. Yunus tetap ingin pelaku dijerat dengan hukuman paling maksimal. 

Dia juga mendorong sekolah agar mengeluarkan guru yang melakukan tindakan tak bermoral itu. Yunus Takandewa menyebut kejadian ini menjadi pembelajaran berharga bagi pendidikan di NTT. 

Pendidikan, terutama guru harus memberi contoh dan teladan dalam menghindari berbagai macam tindakan yang tidak sepatutnya terjadi. 

Baginya sekolah juga sebetulnya memberi rasa nyaman sekaligus perlindungan terhadap peserta didik yang sedang belajar, khususnya bagi anak-anak yang dibawa umur. 

"Tentunya (kejadian ini akan) memberikan rasa trauma terhadap kejadian ini. Saya minta dengan hormat agar tujuh anak ini diberikan perlindungan psikolog agar rasa trauma, rasa dikucilkan, rasa malu itu perlahan-lahan itu segera dilepas. Karena mereka masih sangat dini," jelasnya. 

Ia mengaku kewenangan dalam bidang pendidikan terlebih pada pendidikan di Kabupaten/Kota, merupakan kewenangan di daerah. Provinsi hanya memberi dukungan agar kejadian seperti ini sebisa mungkin mendapat keadilan setimpal. (Fan) *** flores.tribunnews.com



 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama