Dalam acara pembukaan
Leadership Camp bagi kepala desa dan Direktur Bumdes pilihan dari
seluruh NTT di Desa
Manusak, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, ntt">Provinsi NTT menyampaikan fokus
memberdayakan masyarakat adat.
"Karena dalam
perkembangannya kelompok masyarakat adat yang mendapatkan tekanan kuat oleh
perkembangan dan dinamika pembangunan di wilayah masyarakat adat itu
sendiri," katanya.
Terkait Leadership camp
bagi 15 Kepala Desa dan 9 Direktur Bumdes yang sukses di
desa Manusak Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang berawal
dari pertemuan jejaring anak muda yang bertempat di Detusoko Kabupaten
Ende.
"Karena Detusoko
Ende itu Bumdesnya mendapatkan predikat Bumdes terbaik di
Indonesia. Sehingga perlu adanya jejaring antar kepala desa dan Bumdes seluruh NTT," katanya.
"Sehingga Detusoko
tidak sendiri mendapat perhatian melainkan ribuan desa lain di NTT juga akan menjadi
terbaik dan bukan hanya Detusoko saja. Sehingga jejaring ini kami memulai
dari NTT baru akan
menyebar ke seluruh Indonesia," ujar Natalia.
Dia mengatakan, sebagai
perwakilan The Samdhana Institut Bogor memberi diri sebagai kawan belajar
bagi para Kepala Desa dan Direktur Bumdes di NTT.
"Maka tahun 2023
ini kami belajar mendengarkan berbagai macam kesejahteraan masyarakat dan
mengutamakan lingkungan yang baik dan sehat," katanya.
Ia percaya, dari
jejaring para Kepala Desa dan Direktur Bumdes di NTT ia percaya akan sukses.
Apalagi tema yang diusung dalam leadership camp di Sekolah Alam Manusak adalah
"Melihat Kekuatan Desa Yang Tersembunyi".
"Jadi bagi para
Kepala Desa dan Direktur Bumdes pilihan,
jangan menyembunyikan kekuatan yang ada di desa," katanya.
Ia mengatakan, jangan
menyembunyikan potensi yang ada di desa sehingga hal itu tidak hanya menjadi
potensi saja dan belum menjawab apa yang dibutuhkan di desa seperti kemandirian
ekonomi.
"Sehingga
berangkat dari potensi desa yang ada harus dikelola, dipelihara, disebarluaskan
ditingkatkan sehingga aset desa menjadi sesuatu yang berguna," tandas
Natalia.
Ia mengingatkan, para
Kepala Desa dan Direktur Bumdes pilihan
supaya jangan sampai menjadi tamu di kampung halaman sendiri.
"Sebab Desa
Detusoko sudah memperlihatkan kepada dunia luar bahwa tidak boleh tempat wisata
di kampung dikuasai oleh investor besar dan menyingkirkan masyarakat,"
katanya.
Sekali lagi, jangan
sampai para Kepala Desa dan Direktur Bumdes di NTT menjadi bagian dari yang
tertinggal, padahal para Kepala Desa dan Direktur Bumdes adalah pemilik sah
dari wilayah desa itu sendiri.
Ia kembali menguatkan
para Kepala Desa dan Direktur Bumdes pilihan dari
seluruh NTT bahwa,
jangan putus asa karena selalu ada jalan untuk keluar dari setiap masalah yang
ada di desa masing-masing.
Natalia mengharapkan
tahun 2024 nanti akan ada jejaring besar antar kepala desa dan Bumdes yang berhasil dan
lebih besar lagi," tutupnya. *** victorynews.id