Salah satu peran guru
adalah melaksanakan inovasi pembelajaran untuk menjawab kebutuhan peserta didik
dan menciptakan iklim pembelajaran yang memerdekakan. Inovasi pembelajaran
diharapkan mampu membantu peserta didik untuk merdeka berpikir, merdeka
berinovasi, belajar mandiri dan kreatif, merdeka belajar untuk kebahagiaan.
Peran guru dalam inovasi pembelajaran melahirkan guru inovatif. Guru inovatif
maka guru bertanggungjawab membantu peserta didik untuk belajar dan berperilaku
dengan cara baru yang berbeda. Hal ini berarti bahwa guru harus memiliki
pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang diandalkan. Guru menguasai
berbagai metode, strategi, dan media pembelajaran terbaru. Bahkan guru juga
harus menguasai teknologi pembelajaran untuk menunjang kegiatan pendidikan.
Guru inovatif adalah guru yang berdaya saing selain karena inovatif, kreatif
dan kritis melainkan juga menguasai teknologi inovatif yang didesain dan
diterapkan dalam pembelajaran.
Pembelajaran inovatif menegaskan bahwa inovasi dalam pembelajaran membantu guru dan siswa bertransformasi. Transformasi tersebut dapat dilakukan melalui visi dan misi sekolah, transformasi strategi dan metode pembelajaran, kegiatan belajar dan pembelajaran, teknologi pembelajaran. Belajar dan pembelajaran inovatif dalam pendidikan abad 21. Melalui sekolah, pengajaran dan pembelajaran, pembelajaran inovasi mendukung pengembangan pendidikan abad 21 dengan pendekatan mendasar belajar berpikir sebagai guru, belajar mengetahui sebagai guru, belajar merasa sebagai guru, dan belajar bertindak sebagai guru.
Implikasi inovasi
pembelajaran meliputi inovasi metode pembelajaran dan inovasi desain
pembelajaran. Inovasi metode pembelajaran berarti guru menggunakan metode baru
dan bermakna, misalnya penerapan teknologi cloud, menyelenggarakan pendidikan
online, atau penggunaan papan tulis elektronik untuk memecahkan masalah
pengajaran dan menjadi papan tulis untuk memecahkan masalah dan keberadaan
mengajar; inovasi desain pembelajaran, berarti sarana untuk menerapkan desain
pembelajaran inovatif yang menginspirasi peserta didik untuk mengintegrasikan
pengetahuan dengan kemampuan inovatif yang praktis dan fleksibel, memungkinkan
peserta didik memberikan kontribusi yang lebih besar pada bidang-bidang yang
relevan di masa depan.
Para ilmuwan membedakan
empat aspek utama dalam konsep inovasi dalam pembelajaran, yaitu (1) proses
penerapan strategi pembelajaran alternatif baru secara kreatif (produktif) dan
tidak hanya terarah kepada reproduktif; (2) observasi orientasi pada realisasi
potensi pribadi siswa; (3) inovasi menekankan tindakan timbal balik dalam
proses berpikir kreatif intuitif; (4) inovasi mendorong aktualisasi segala
bentuk kegiatan intelektual untuk mengembangkan keterampilan berpikir kreatif
produktif. Beberapa usaha yang dilakukan oleh guru dalam mengembangkan
kemampuan inovasi siswa adalah pembelajaran dilaksanakan dengan pengalaman
nyata, kontens pembelajaran didesain sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
peserta didik, penilaian hasil belajar peserta didik dilaksanakan secara
formatif sebagai diagnosis terhadap belajar sepanjang hayat, guru berfungsi
sebagai fasilitator yang mendorong kebebasan dan keanekaragaman persepsi untuk
memperkaya pengetahuan peserta didik.
Secara spesifik,
kebijakan merdeka belajar memiliki implikasi terhadap peran guru baik dalam
pengembangan kurikulum maupun dalam proses pembelajaran yaitu, guru yang
berkarya dalam tulus, guru yang genuine, guru yang memiliki prinsip. Guru yang
berkerja dengan tulus dalam pembelajaran adalah guru yang diliputi dan didorong
oleh nilai-nilai kebaikan serta keyakinan akan manfaat yang diperoleh peserta
didik. Nilai kebaikan dan keyakinan akan mendorongnya untuk kreatif dan
inovatif dalam melaksanakan pembelajaran. Guru yang genuine akan melahirkan
ide-ide kreatif, asli, berfilosofi dan berorientasi masa depan. Dia menghidupi
dan hidup dari profesi guru tanpa mencari keuntungan pribadi menjadi seorang
guru. Guru yang terbuka untuk belajar terus-menerus. Guru yang adalah seorang
pembelajar. Peran guru dalam implementasi merdeka belajar tampak dalam
mendesain program pembelajaran khususnya pemanfaatan strategi pembelajaran yang
diterapkan. menunjukan bahwa penerapan pembelajaran kontekstual dapat
mewujudkan merdeka belajar di sekolah dasar. Hal ini terjadi karena dalam
pembelajaran kontekstual siswa aktif, kolaboratif, komunikatif bahan
berinteraksi secara terbuka dan langsung dengan berbagai sumber belajar.
Peserta didik tidak hanya memahami materi tetapi memahami pula tujuan
pembelajaran serta memahami karakter teman-temannya. Penerapan model REDECE
(reading, answer, discuss, create and evaluation) dalam pembelajaran merdeka
belajar membantu siswa mengingat dan memahami materi pembelajaran. selain itu
dikembangkan karakter seperti tanggung jawab, kejujuran, kerja keras, teliti
dan berani.
Kebijakan merdeka
belajar juga melahirkan program baru penggerak yang digagas oleh kementerian
pendidikan dan kebudayaan. Tujuannya adalah meningkatkan kompetensi guru
melalui pembeajaran yang berpusat pada siswa. Guru penggerak menjalankan
perannya sebagai penggerak komunitas belajar bagi para guru di sekolah/wilayah,
sebagai fasilitator praktik mengajar untuk para guru, sebagai pendorong dan
memfasilitator kepemimpinan bagi para peserta didik, berdiskusi dan bekerjasama
dengan rekan-rekan guru dan berbagai pihak dalam meningkatkan mutu
pembelajaran, sebagai pemimpin pembelajaran yang memfasilitasi kebaikan
komunitas pendidikan. Tentang peran guru penggerak dalam komunitas guru belajar
(KGB). Guru Penggerak berperan besar dalam menggerakkan dan mengelola komunitas
guru belajar. Mereka bekerja sama dan berbagi tanggung jawab dalam menerapkan
nilai-nilai, membangun suasana belajar, dan menerapkan proses pembelajaran
kolektif melalui berbagi praktik yang baik. Contoh lain, kegiatan pengabdian
kepada masyarakat dimana dilaksanakan kegiatan penyusunan perangkat
pembelajaran merdeka belajar bagi guru-guru.
***