Lihatlah Daftar Nama dan Profil Gubernur Provinsi NTT dari Masa ke Masa

Lihatlah Daftar Nama dan Profil Gubernur Provinsi NTT dari Masa ke Masa



Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk)Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah provinsi yang terletak di bagian timur Indonesia. Sejak awal pembentukannya, NTT telah mengalami sejumlah perubahan dalam kepemimpinan gubernur.

Berikut adalah daftar nama-nama dan profil singkat para gubernur NTT dari masa ke masa:


1. Wiliam Johanes Lalamentik (1958-1966)

Wiliam Johanes Lalamentik atau biasa dikenal W.J Lalamentik merupakan gubernur pertama NTT kelahiran 2 Maret 1913. Gubernur ini memiliki semboyan 'Setiap kesulitan itu ada untuk dipecahkan'.

W.J Lalamentik memulai kebijakannya dengan pembentukan wilayah kecamatan dan gerakan penghijauan yang dinamakan Komando Operasi Gerakan Makmur pada 20 Desember 1958. W.J Lalamentik wafat pada 7 Mei 1985 dan kemudian namanya diabadikan sebagai nama jalan protokol di Kota Kupang, yaitu Jalan W.J Lalamentik.


2. Elias Tari (1966-1978)

Mayor Jenderal TNI Anumerta Elias Tari atau dikenal El Tari adalah gubernur NTT periode 12 Juli 1966 sampai kematiannya 29 April 1978. Ia merupakan gubernur kedua menggantikan W.J Lalamentik.

El Tari memulai kebijakannya yaitu membentuk desa gaya baru dari kerajaan-kerajaan tradisional, dengan moto yang sangat terkenal 'Tanam, Tanam, sekali lagi Tanam!'.

El Tari kini dijadikan nama sebuah bandara di Kupang dan juga diabadikan sebagai nama jalan-jalan utama di berbagai kota dan kabupaten di NTT.


3. Aloysius Benedictus Mboi (1978-1988)

Brigjen TNI dr. Aloysius Benedictus Mboi, M.P.H atau dikenal Ben Mboi kelahiran 22 Mei 1935. Ben Mboi merupakan dokter lulusan Universitas Indonesia yang mengawali karir di dua bidang dalam waktu yang bersamaan, yaitu bidang kesehatan dan militer.

Pada 1978, ia dipilih menjadi gubernur NTT menggantikan El Tari dan mengeluarkan beberapa program unggulannya, yaitu ONM (Operasi Nusa Makmur), Operasi Nusa Hijau (ONH), dan Operasi Nusa Sehat (ONS). Salah satu hasil kepemimpinannya di bidang industri besar pertama di NTT adalah hadirnya PT Semen Kupang.

4. Hendrikus Fernandez (1988-1993)

dr. Hendrikus Fernandez merupakan seorang politikus Indonesia yang menjabat sebagai gubernur NTT sejak 1988 hingga 1993. Selama lima tahun memimpin NTT, Dokter Endi -sapaan akrabnya- menerapkan Gerakan Meningkatkan Pendapatan Asli Rakyat (Gempar) sebagai salah satu program pembangunan dan juga program lainnya ialah menanam sejuta anakan jambu mete.


5. Herman Musakabe (1993-1998)

Mayor Jenderal TNI Herman Musakabe adalah seorang Purnawirawan TNI Angkatan Darat yang terakhir kali berdinas militer menjabat Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat. Musakabe kemudian menjabat sebagai gubernur NTT kelima dan mengeluarkan salah satu ide besarnya, yaitu mewajibkan PNS untuk mengenakan seragam motif yang wajib dipakai pada Kamis dan Jumat.

Kemudian hari lainnya menggunakan seragam khaki atau Linmas. Gubernur NTT kelima ini menjadi perintis seragam motif di NTT yang berdampak luas secara nasional.

6. Pieter Alexander Tallo (1998-2008)

Piet Tallo adalah seorang politikus Indonesia lulusan sarjana hukum Universitas Gadjah Mada pada 1970, dan menjadi gubernur NTT pada periode 1998 hingga 2008. Pada masa jabatannya, ia mengeluarkan program besarnya, yaitu Tiga Batu Tungku (Ekonomi Rakyat, Pendidikan Rakyat, dan Kesehatan Rakyat).

Motto yang dikeluarkan 'Mulailah membangun dari apa yang dimiliki rakyat, dan apa yang ada pada rakyat'. Piet Tallo kemudian meninggal dunia di Jakarta pada 25 April 2009 dikarenakan sakit.


7. Frans Lebu Raya (2008-2018)

Drs. Frans Lebu Raya merupakan gubernur NTT menggantikan Piet Tallo. Ia sebelumnya merupakan wakil gubernur yang berpasangan dengan Piet Tallo.
Selama masa jabatannya, Frans Lebu Raya melakukan banyak gebrakan Pro Rakyat, dengan spirit 'Anggur Merah' (Anggaran Untuk Rakyat Menuju Sejahtera) dan motto yang digunakannya yaitu 'sehati sesuara membangun NTT baru'.

Kemudian pada 19 Desember 2021, gubernur NTT ketujuh ini meninggal dunia di RSUP Prof Ngoerah (RS Sanglah) Denpasar Bali, setelah menjalani perawatan di Unit Perawatan Intensif (ICU) sejak awal Desember 2021.

8. Viktor Bungtilu Laiskodat (2018-2023)

Gubernur NTT ini mengawali karirnya sebagai anggota DPR RI dari Partai Golkar pada periode 2004-2009. Ia kemudian berpindah ke Partai Nasdem dan mengemban tugas sebagai Ketua Bidang Pertanian dan Maritim DPP Partai Nasdem.
Selain itu, Viktor juga pernah menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Nasdem di DPR RI. Selama di Partai Nasdem, Viktor kembali berhasil menjadi anggota DPR RI periode 2014-2019 dengan Dapil NTT II.

Kemudian sebelum masa jabatannya berakhir, Viktor Laiskodat mengundurkan diri dan mencalonkan diri sebagai Gubernur NTT dan berhasil memenangkan Pilkada NTT 2018 bersama Josef A. Naesoi sebagai wakilnya pada periode 2018-2023.

Selama masa jabatannya sebagai Gubernur, Viktor Laiskodat menggulirkan berbagai program dan kebijakan. Salah satunya sekolah pukul 05.00 pagi yang menjadi kontroversi.

Tak hanya itu, pernyataan yang dikeluarkan Viktor Laiskodat mengenai masyarakat NTT yang miskin bisa dilihat dari makan nasi banyak serta menyindir pemimpin yang tolol menimbulkan banyak kritik dan perdebatan.

Gubernur-gubernur NTT dari masa ke masa telah berperan penting dalam mengarahkan perkembangan dan pembangunan NTT. Setiap pemimpin membawa visi dan prioritas yang berbeda, sesuai dengan tuntutan zaman dan kebutuhan masyarakat. Perubahan kepemimpinan ini juga merefleksikan dinamika perkembangan sosial, ekonomi, dan politik di NTT selama beberapa dekade.




Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama